Alunan simfoni alam Kota Yogyakarta begitu tenang. Sesuai dengan slogannya “Jogja Berhati Nyaman”. Setiap sudut kota menjadi magnet bagi siapapun yang pernah singgah di Kota Gudeg ini. Berbagai komponen wisata budaya dan alam sudah tersaji dalam paduan harmoni. Begitu pula dengan Gunung Merapi yang berdiri anggun di sebelah utara kota. Gunung ini telah mengalami erupsi beberapa kali dan terakhir kalinya di penghujung tahun 2010 ini masih menyisahkan kerusakan yang cukup tinggi meskipun di beberapa tempat sudah mengalami suksesi.
Selain burung, beberapa mamalia yang ada di Gunung Merapi yakni lutung jawa (Trachypitheus auratus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), babi hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus muntjak), kucing hutan (Prionailurus bengalensis), luwak (Paradoxurus hermaphoditus), dan landak (Hystrix brachyura) dan macan tutul endemik (Panthera pardus melas).
Dalam tulisan blog kali ini, saya lebih tertarik untuk mengulas keberadaan anggrek merapi (Vanda tricolor) yang merupakan flora endemik di Taman Nasional ini yang keberadaannya hampir punah. Anggrek merapi memiliki warna yang khas, yakni dengan latar warna putih dan terdapat totolan warna ungu kemerahan. Akhirnya saya mencoba untuk mencari tanaman ini di perkebunan anggrek di daerah sekitar lereng gunung.
Perkebunan anggrek yang saya kunjugi kali ini adalah Titi Orchid yang terletak di Jl. Boyong Pakem. Perkebunan anggrek ini menyimpan Anggrek Merapi sejak tahun 2006 dan mulai memperbanyak baik sebelum maupun sesudah erupsi Merapi. Usaha ini perlu diapresiasi mengingat keberadaan tanaman hias ini sudah hampir langkah di habitat aslinya. Berbagai upaya telah dilakukan seperti memperbanyak anggrek dengan teknik kultur jaringan yang kemudian dikemas dalam botol.
Harapan selanjutnya adalah tanaman ini akan ditanam di habitat aslinya yang berada di Taman Nasional Gunung Merapi agar tanaman ikon ini bisa menghiasi keanggunan Gunung Merapi.
Tidak ada komentar