Materi Sistem Regulasi (Koordinasi) Lengkap

waktu baca 9 menit
Kamis, 6 Sep 2012 09:27 0 6640 Mh Badrut Tamam


Kompetensi Dasar:

menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan).
A.      Sistem Saraf
1.       Macam-Macam Sel Saraf
a.       Sel saraf sensorik (aferen): sel saraf yang membawa rangsang dari reseptor ke dalam sistem saraf pusat.
b.      Sel saraf motorik (eferen): sel saraf yang membawa rangsang dari sistem saraf pusat ke sel-sel efektor (otot dan kelenjar).
c.       Sel saraf asosiasi: penghubung sel saraf sensorik dan motorik. Berdasarkan tempatnya dibagi menjadi dua:
1)      Sel saraf konektor (Interneuron): menghubungkan antar neuron.
2)       Sel saraf adjustor: penghubung sel saraf sensorik dan motorik.

2.       Struktur Sistem Saraf
             a.       Sistem Saraf Pusat
1)      Otak
a)      Otak Besar (Cerebrum)
Otak besar dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
· Bagian dahi (lobus frontalis): berperan dalam aktivitas motorik volunter, kemampuan berbicara dan berbahasa, dan elaborasi pikiran.
· Bagian tengah/ubun-ubun (lobus parientalis): berperan sebagai pengatur kerja kulit dan otot terhadap pengaruh panas, dingin, sentuhan, tekanan, dan nyeri serta merasakan kesadaran mengenai posisi tubuh.
·  Bagian samping (lobus temporalis): berperan sebagai pusat pendengaran.
·  Bagian belakang (lobus oksipitalis): berfungsi sebagai pusat penglihatan.
b)      Otak Depan (Diensefalon)
Otak depan dibagi: talamus dan hipotalamus. Talamus merupakan pusat pengatur sensorik yang berasal dari otak besar, sedangkan hipotalamus merupakan pengontrol suhu tubuh, pengontrol rasa haus dan pengeluaran urine, pengontrol asupan makanan, pengontrol perilaku dan emosi.
c)       Otak Tengah (Mesencefalon)
Otak tengah merupakan pusat dari refleks mata dan pendengaran.
d)      Otak Kecil (cerebelum)
Fungsi utama sebagai pusat keseimbangan otot dan koordinasi otot.
2)      Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Berfungsi mengatur refleks fisiologi (denyut jantung, pernapasan, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah).
3)      Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Berfungsi menghantarkan rangsang dari dan ke otak dengan seluruh tubuh, tempat berjalannya gerak refleks.
Gerak Refleks:  reseptor – saraf sensorik – sumsum tulang belakang – saraf motorik – efektor.

     b. Sistem Saraf Tepi
a)      Serabut saraf otak/cranial, diantaranya Olfaktorius (penciuman), Optik (penglihatan), Stato akustik (keseimbangan  dan pendengaran).
b)      Serabut saraf tulang belakang/spinal, merupakan gabungan saraf sensorik dan motorik. Serabut saraf sensorik masuk ke akar dorsal, sedangkan serabut saraf motorik keluar melalui akar ventral.

     c.  Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua, yaitu simpatis dan parasimpatis. Keduanya bekerja secara berlawanan.

3.       Penghantaran Impuls
a.        Penghantaran impuls saraf melalui sinapsis
Penghantaran impuls saraf melewati sinapsis dibantu oleh senyawa kimia yang disebut neurotransmiter, seperti: asetilkolin, norepinefrin, dopamin, dan serotonin.
b.       Penghantaran impuls saraf  melalui sel saraf
Perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf mengakibatkan mengalirnya impuls dalam serabut saraf tersebut.
4.       Gangguan/Penyakit pada Sistem Saraf
a.       Meningitis, peradangan pada selaput pembungkus otak maupun tulang belakang sebagai akibat infeksi bakteri.
b.      Penyakit ensefalitis, otak mengalami infeksi dan pembengkakan yang disebabkan virus, misalnya virus yang dibawa oleh nyamuk atau serangga pengisap darah maupun virus herpes, gondong, HIV, dan adenovirus.
c.       Epilepsi, kondisi otak yang membuat penderita sensitif terhadap kejang berulang-ulang.

Baca Juga: Hormon dan Homeostatis

B.      Sistem Endokrin/Hormon
1.       Pengertian
Hormon adalah getah yang disekresikan oleh kelenjar dan langsung diedarkan ke cairan tubuh (darah) untuk mengkomunikasikan pesan-pesan yang sifatnya mengatur tubuh.
2.  Sistem endokrin dikontrol oleh hipotalamus, dengan cara menerima informasi dari otak dan mengintegrasikan ke dalam sistem endokrin sesuai dengan kondisi lingkungan.
3.      Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin/buntu dibedakan menjadi:
         a. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat: bekerja terus menerus menghasilkan hormon. Contoh: tiroksin.
           b. Kelenjar yang bekerja sampai waktu tertentu: bekerja hanya sampai pada masa tertentu. Contoh: GH/STH.
         c.Kelenjar yang bekerja mulai waktu tertentu: bekerja mulai masa tertentu. Contohya FSH, LH, dan prolaktin.
4.       Macam-macam Kelenjar Buntu
Kelenjar
Sekresi hormon
Fungsi
Keterangan
a.       Hipofisis
          Hipofisis Anterior
   TSH
    mengatur pelepasan hormon dari kelenjar tiroid
   ACTH
    mengontrol sekresi kelanjar Adrenal bagian korteks
   FSH  dan LH
    merangsang gonad, mengatur reproduksi dengan memacu spermatogenesis dan oogenesis
   GH /STH
    mendorong pertumbuhan secara langsung, dengan merangsang pemanjangan cakra epifise tulang pipa.
    Hipersekresi menyebabkan gigantisme (masa pertumbuhan)
    Hiposekresi menyebabkan kretinisme (kekerdilan).
   Prolaktin
    merangsang pertumbuhan kelenjar susu dan sintesis susu pada mamalia
     
          Hipofisis Posterior
Oksitosin
menginduksi kontraksi otot uterus selama proses kelahiran bayi dan menyebabkan sekresi (glandula mammae) selama menyusui bayi
ADH
meningkatkan reabsorbsi air sehingga menurunkan jumlah urin, dan mempengaruhi rasa haus
          Hipofisis Medial
MSH
aktivitas sel yang mengandung pigmen melanin pada kulit
b.      Tiroid
Tiroksin
memelihara tekanan darah normal, denyut jantung, tonus otot, pencernaan, dan fungsi reproduksi, serta meningkatkan  laju konsumsi oksigen pada metabolisme seluler
    Hipersekresi menyebabkan Morbus Basedowi dan gigantisme
    Hiposekresi menyebabkan kretisnisme dengan pertumbuhan jasmani dan kecerdasan terhambat.
c.       Paratiroid
PTH
meningkatkan kadar Ca2+ di dalam darah (berlawanan dengan kalsitonin)
    kelebihan menyebabkan batu ginjal
    Kekurangan menyebabkan tetanus dan tulang rapuh
d.      Pankreas
Insulin
mengubah glukosa menjadi glikogen yang akan disimpan di hati dan otot
e.      Adrenal
adrenalin
memacu jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa; mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga melegakan pernapasan; dan mempengaruhi pemecahan glikogen sehingga menaikkan kadar darah
Kerusakan kelenjar adrenal pada bagian korteks akan menyebabkan penyakit Addison
f.        Timus
somatotrofin
mempengaruhi pertumbuhan
    Hipersekresi menyebabkan gigantisme dan akromegali (pertumbuhan ujung-ujung tulang pipa ke arah samping).
    Hiposekresi menyebabkan kretinisme.
C.      Sistem Penginderaan
1.       Pengertian
Indera adalah kumpulan dari reseptor yang membentuk organ atau alat khusus. Macam-macam indera adalah:
1)  Terletak di kulit, ada yang ujung sarafnya bebas ada yang berselubung (disebut saraf korpuskel).
2)   Beberapa ujung saraf pada kulit: paccini (tekanan kuat), ruffini (panas), meisner (nyeri), merisneer (peraba), krausse (dingin).
  •       Indera Pengecap

1)      Reseptornya disebut kemoreseptor (berupa zat kimia).
2)      Terdapat di lidah dalam bentuk puting/papil pengecap Tiga macam papil: papil bentuk benang (papil peraba yang menyebar di seluruh permukaan lidah), papil yang dilingkari saluran (papil pengecap), dan papil bentuk martil (papil pengecap yang ada di tepi lidah).
  •       Indera Pembau

1)      Sel-sel pembau mempunyai ujung-ujung berupa rambut halus yang berhubungan dengan saraf melalui tulang saringan dan bersatu menjadi urat saraf olfaktori yang menuju ke otak.
2)      Menerima rangsang berupa bau atau oflaksi.
    
     d.      Pendengaran dan Keseimbangan
1)      Terdapat di telinga. Bagian-bagian telinga dari luar ke dalam:
(a)  Gendang telinga; (b) Tulang-tulang pendengaran maleus, incus, sanggurdi; (c) Labirin; (d) Serambi; (e) kanalis semi kularis; (f) koklea; (g) alat korti; (h) selaput atas (rambut saraf pendengar).
2)      Proses mendengar adalah sebagai berikut:
Getaran suara saluran pendengaran  membran timpani  martil  landasan sanggurdi tingkap bulat cairan pada koklea bergetar ujung saraf otak timbul persepsi suara.
  • Penglihatan
1)      Bagian-bagian mata:
·        Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan benda pada retina.
·      iris (selaput pelangi), bagian yang mengandung pigmen mata, untuk memperlebar atau memperkecil lubang pupil;
·      pupil: pengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam bola mata.
·      lensa: mempunyai daya akomodasi;
·      bintik kuning (fovea): banyak mengandung saraf sehingga sangat peka untuk menerima sinar. Bintik kuning banyak mengandung sel basilus dan sel konus;
·        bintik buta: tempat masuk dan berbeloknya berkas saraf menuju ke pusat saraf;
·        cairan pengisi rongga: aqueous humor dan vitreous humor.
2)      Fotoreseptor ada dua, yaitu:
a)    bacillus (batang), menerima rangsang sinar lemah dan tak berwarna dan mengandung rodopsin (vit A dan protein)
b)    conus (kerucut), menerima rangsang sinar kuat dan warna dan mengandung indopsin (retinin dan opsin)
3)      Proses melihat adalah sebagai berikut:
rangsangan cahaya kornea aqueous humor lensa vitreous humor retina (fotoreseptor) saraf otak kesan melihat.
4)      Kelainan pada mata
a)      Miopi: mata yang hanya mampu melihat jelas pada jarak dekat.
b)      Hipermetropi: mata yang hanya mampu melihat jelas  pada jarak jauh.
c)       Presbiopi: mata yang mengalami penurunan daya akomodasi lensa
Contoh Soal dan Penyelesaian
1.       UM-UGM ’05
Pada telinga tengah terdapat tulang-tulang kecil yang terangkai berurutan dari luar ke dalam adalah ….
A.      martil-landasan-sanggurdi
B.      martil-sanggurdi-landasan
C.      landasan-martil-sanggurdi
D.      landasan-sanggurdi-martil
E.       sanggurdi-landasan-martil

Penyelessaian
Tulang-tulang kecil yang terdapat pada telinga tengah, terangkai berurutan dari luar ke dalam sebagai berikut: martil (malleus) – landasan (inkus) – sanggurdi (stapes).
Jawab A
Mh Badrut Tamam

Mh Badrut Tamam

Lecturer
Science Communicator
Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Arsip

Kategori

Kategori

Arsip

LAINNYA
x