Spesies Baru Ikan Gelodok dari Sumba

waktu baca 2 menit
Kamis, 15 Sep 2016 04:41 0 797 Mh Badrut Tamam
Ikan gelodok merupakan ikan bertulang keras yang dikenal dengan sebutan ikan amfibi yang banyak dijumpai di daerah pasang surut pantai berlumpur terutama di daerah mangrove. Distribusi ikan ini banyak ditemukan di Indo-Pasifik dan Samudra Atlantik bagian Timur. 
Ikan ini masuk dalam famili Gobiidae dan subfamili Oxudercinae dengan salah satu genus yang terkenalnya yakni Periophthalmus. Genus ini mudah diidentifikasi berdasarkan morfologinya yakni memiliki ciri khas yakni matanya besar dan mencuat dari kepalanya. Ikan ini juga memiliki modifikasi sirip bagian pectoral untuk lokomosi di daratan.
Publikasi ikan spesies baru dari genus Periophthalmus baru-baru ini terjadi di Pulau Sumba, Indonesia. Ikan gelodok jenis baru tersebut sempat dikira sebagai spesies sebelumnya yakni Periophthalmus gracilis, 1935. Namun, setelah dilakukan identifikasi dan morfometri, ikan tersebut dinobatkan sebagai jenis baru dengan nama ilmiah Periophthalmus pusing.
Perbedaan antara Periophthalmus gracilis dan Periophthalmus pusing yakni elemen sirip dorsal yang pertama memiliki duri XI–XV (VI–XII pada P. gracilis). Disamping itu, sirip dorsal P. pusing yang pertama lebih tinggi daripada P. gracilis; jarak antara sirip dorsal yang pertama dengan yang kedua lebih pendek pada P. pusing
Gambar 1. Perbandingan  P. pusing dengan P. gracilis.

Adapun secara etimologi penunjuk spesies “pusing” dalam penamaan tersebut didasarkan pada kebiasaan warga setempat yang jika mengkonsumsi ikan tersebut bisa menyebabkan sakit kepala dan pusing.
Penemuan ikan spesies baru tersebut dipublikasikan dalam Jurnal Raffles Bulletin of Zoology pada tanggal 26 Agustus 2016.
Referensi:
Zeehan Jaafar, Gianluca Polgar, Yuliadi Zamroni. 2016. Description of a new species of Periophthalmus (Teleostei: Gobiidae) from the Lesser Sunda Islands. Raffles Bulletin of Zoology 64: 278–283.
Mh Badrut Tamam

Mh Badrut Tamam

Lecturer
Science Communicator
Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Arsip

Kategori

Kategori

Arsip

LAINNYA
x