Tumbuhan Cengkeh: Klasifikasi, Ciri-ciri, Manfaat, dan Kandungan

waktu baca 5 menit
Selasa, 10 Apr 2018 10:33 0 7741 Mh Badrut Tamam
Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr & Perry) merupakan tanaman tropis asli Indonesia dan dapat tumbuh di berbagai daerah di Indonesia, baik di dataran rendah, dekat pantai maupun daerah pegunungan di ketinggian 900 mdpl. Tanaman cengkeh dapat tumbuh dengan baik jika mendapat cukup air dan sinar matahari langsung (Armando dan Asman, 2009), oleh karena itu tanaman cengkeh tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan sekitar 2210-3607 mm/tahun serta suhu udara berkisar 24-39 °C (Hernani dan Rahardjo, 2006).
Klasifikasi Cengkeh

Kingdom
Plantae
Filum
Tracheophyta
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Myrtales
Famili
Myrtaceae
Genus
Syzygium
Spesies
Syzygium aromaticum
Ciri-ciri Cengkeh
Deskripsi cengkeh yakni mempunyai habitus pohon dengan tinggi mencapai 5-10 meter. Cengkeh memiliki akar tunggang yang panjang dan kuat (Ketaren, 1985). Tajuk tanaman cengkeh umumnya berbentuk kerucut. Cabang-cabangnya sangat banyak dan rapat, pertumbuhan agak mendatar dan ukurannya relatif kecil jika dibandingkan dengan batang utama. Tanaman cengkeh memiliki daun yang tidak lengkap karena hanya mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), namun tidak memiliki pelepah daun (vagina). Daun tunggal bertangkai dan duduk bersilang. Bangun daunnya memanjang (oblongus), bagian ujung runcing (acutus), pangkalnya meruncing (acuminatus), susunan tulang menyirip (penninervis), tepi daunnya rata (integer), daging daunnya seperti kertas, tipis, tetapi cukup tegar. Daun berukuran panjang 2,5-5 cm dan lebar 6-13,5 cm. Daun berwarna merah muda ketika masih muda dan hijau ketika mulai menua dengan permukaan licin dan mengkilap karena keberadaan kelenjar minyak (Tjitrosoepomo, 2005).

Habitus Pohon cengkeh
Ilustrasi daun, bunga, dan buah (Franz Eugen Köhler)
Panjang batang utama tanaman cengkeh dapat mencapai 10-15 meter, permukaan batangnya kasar, berbentuk bulat (teres) dan memiliki cabang-cabang yang dipenuhi banyak ranting. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus), percabangannya merupakan percabangan monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang utama dan cabangnya, arah tumbuh cabang condong keatas (patens) (Tjitrosoepomo, 2005).

Daun cengkeh

Bunga cegkeh merupakan bunga majemuk tak berbatas malai rata (corymbus rasomus), muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek. Kelopak berbentuk corong, pangkal berlekatan, mahkota berbentuk bintang dengan panjang 4-5 mm, benang sari banyak dengan panjang ± 5 mm, tangkai putik pendek, berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi merah ketika tua. Buah buni dengan panjang 2-2,5 cm dan berwarna merah sampai merah kehitaman. Biji berwarna coklat berukuran diameter ± 4 mm (Tjitrosoepomo, 2005).

Bunga cengkeh
Bunga muda cengkih yang akan dikeringkan
Buah tanaman cengkeh
Buah tanaman cengkih yang ranum

Kandungan dan Manfaat Cengkeh
Semua bagian pohon (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) mengandung minyak atsiri, mulai dari akar, batang, daun sampai bunga (Ketaren, 1985). Minyak astiri daun cengkeh terdiri atas eugenol dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan asetil eugenol dan karioeugenol yang juga terkandung di dalam minyak atsiri cengkeh. Kuncup bunga mengandung 16-23% minyak atsiri yang terdiri dari eugenol, zat samak tipe gallat, sianidin ramnoglukosida (pigmen utama bunga), kuersetin, kaemferol, mirisetin dan isokuersitrin. Daun cengkeh mengandung asam gallat, metil gallat, turunan triterpen, asam oleanolat (kariofilin), asam betulinat. Kulit batang mengandung asam betulinat, friedelin, epifriedelinol, sitosterim, eugenin (suatu senyawa ester dari epifriedelinol dengan suatu asam lemak rantai panjang), dan C27H55COOH (Tjitrosoepomo, 1994). Tanaman cengkeh mengandung beberapa flavonoid (Nassar, 2006), selain itu tanaman cengkeh juga mengandung campesterol, karbohidrat, lipid, rhamnetin, sitosterol, stigmasterol dan vitamin (Barnes, dkkl., 2002).

Minyak cengkeh

Minyak atsiri pada cengkeh memiliki aktivitas antibakteri terhadap berbagai jenis mikroba seperti Campylobacter jejuni, Salmonella enteritidis, Escherichia coli, dan Stapphylococcus aureus, Porphyromonas gingivalis (Burt and Reinders, 2003; Zhang et al., 2017; Larhsini et al., 2001; Cressy et al., 2003; Friedman et al., 2002; Chaieb et al., 2007). Selain itu ekstrak cengkeh juga terbukti dapat menghambat proses replikasi virus hepatitis C (HCV) melalui metode in vitro (Hussein et al., 2000). Khasiat lain dari tanaman cengkeh antara lain sebagai, antiemetik (Barnes, dkk., 2002, antikarsinogenik (Zheng, 1992), analgetik, antivirus terutama Herpes simplex (Kurokawa, 1998).

Penulis: Agnes Yuliana

Referensi:

  1. Armando R, Asman A, 2009, Memproduksi 15 Minyak Atsiri Berkualitas, Jakarta: Penebar Swadaya.
  2. Barnes J, Anderson LA dan Phillipson JD. Herbal interaction. The Pharmaceutical Journal. 270: 118-121, 2003.
  3. Burt SA dan Reinders RD. 2003. Antibacterial activity of selected plant essential oils against Escherichia coli O157:H7. Lett Appl Microbiol. 36(3):162-7.
  4. Chaieb K, Hajlaoui H, Zmantar T, Kahla-Nakbi AB, Rouabbhia M, Mahdouani K, Bakhrouf A 2007. The chemical composition and biological activity of clove essential oil, Eugenia caryophyllata (Syzigium aromaticum L. Myrtaceae): a short review. Phytother Res 21: 501-506.
  5. Cressy H K, Jerrett A R, Osborne C M, Bremer P J. A novel method for the reduction of numbers of Listeria monocytogenes cells by freezing in combination with an essential oil in bacteriological media. J Food Protect.2003; 66:390–395.
  6. Friedman M, Henika PR, Mandrell RE 2002. Bactericidal activities of plant essential oils and some of their isolated constituents against Campylobacter jejuni, Escherichia coli, Listeria monocytogenes, and Salmonella enterica. J Food Protect 65: 1545-1560.
  7. Hernarni dan Rahardjo. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penebar Swadaya. Jakarta.
  8. Hussein G, Miyashiro H, Nakamura N, Hattori M, Kakiuchi N, Shimotohno K. 2000. Inhibitory effects of sudanese medicinal plant extracts on hepatitis C virus (HCV) protease. Phytother Res. 14(7):510-6.
  9. Ketaren S. Pengantar Teknologi Atsiri. PN Balai Pustaka. Jakarta. 1985
  10. Kurokawa M, Hozumi T, Basnet P, Nakano M, Kadota S, Namba T, Kawana T, Shiraki K. 1998. Purification and characterization of eugeniin as an anti-herpesvirus compound from Geum japonicum and Syzygium aromaticum. J Pharmacol Exp Ther. 284(2):728-35.
  11. Larhsini M, Oumoulid L, Lazrek HB, Wataleb S, Bousaid M, Bekkouche K, Jana M 2 001. Antibacterial activity of some Maroccan medicinal plants. Phytother Res 15: 250-252.
  12. Nassar, M. I. (2006). Flavonoid triglycosides from the seeds of Syzygium aromaticum. Carbohydr Res 341(1), 160-3.
  13. Tjitrosoepomo, G. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 2005.
  14. Tjitrosoepomo, G. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 1994
  15. Zhang Yi, YueWang, Xiaojing Zhu, Ping Cao, Shaomin Wei, Yanhua Lu. 2017. Antibacterial and antibiofilm activities of eugenol from essential oil of Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry (clove) leaf against periodontal pathogen Porphyromonas gingivalis. Elsevier. 113(12): 396-402.

Kata Penelusuran: klasifikasi cengkeh pdf | habitat cengkeh | manfaat akar cengkeh | ciri ciri pohon cengkeh yang bagus | nama latin cengkeh | nama ilmiah cengkeh
Mh Badrut Tamam

Mh Badrut Tamam

Lecturer
Science Communicator
Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Arsip

Kategori

Kategori

Arsip

LAINNYA
x