Salah satu permasalahan terbesar dalam komputasi ilmiah adalah two language problem. Peneliti biasanya mengawali sebuah aplikasi ilmiah menggunakan bahasa produktivitas (misalnya Python, R, atau Matlab). Ketika kebutuhan komputasi semakin besar, peneliti akan mengalihkan aplikasi tersebut ke bahasa dengan performa tinggi, seperti C. Mengkonversi aplikasi yang sudah ada ke bahasa lain tidaklah mudah.
Bahasa pemrograman Julia hadir untuk mengatasi masalah ini. Julia menjadi salah satu bahasa dengan produktivitas tinggi dan performa yang tinggi. Ini seperti Python, tetapi memiliki kecepatan seperti C. Dalam artikel ini, saya akan menyoroti kenapa Julia sangat cocok untuk komputasi ilmiah. Mari mengenal lebih dalam tentang Julia!
Julia merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi, multiguna, open source, dan dapat dijalankan diberbagai sistem operasi. Jeff Besanzon dan teman-temanya (Stefan Karpinski, Viral B. Shah, dan Alan S. Edelman) merupakan orang orang dibalik terciptanya bahasa yang luar biasa ini. Besanzon dkk. menejlaskan tidak ada alasan tertentu mengapa bahasa pemrograman ini diberi nama “Julia”, nama ini dipakai karena bagus.
Seperti yang ditulis dalam blognya “Why We Created Julia”, Bezanson dkk. adalah kumpulan orang yang serakah. Mereka ingin menciptakan bahasa yang sempurna. Julia merupakan bukti nyata dari ambisi mereka. Bahasa pemrograman ini dirancang untuk memiliki keunggulan berbagai bahasa permograman lain seperti Matlab, Lisp, Ruby, Mathematica, Perl, R, Python, bahkan C. Pada akhirnya, Julia dapat mendukung berbagai pekerjaan dalam melakukan komputasi ilmiah, pembelajaran mesin, data mining, aljabar linier skala besar, komputasi terdistribusi dan pararel.
Bahasa ini kurang lebih telah berumur 11 tahun sejak kali pertama perilisannya secara resmi pada Februari 2012. Perilisan terbesar bahasa pemrograman ini ada pada julia versi 1.6 dengan dukungan jangka panjang (LTS). Hingga saat ini, Julia 1.9 merupakan versi terbaru yang dirilis pada Mei 2023.
Julia merupakan bahasa pemrograman untuk komputasi ilmiah yang mudah dipahami dan berkinerja tinggi. Berikut beberapa alasan mengapa Julia cocok untuk menjalankan tugas komputasi ilmiah:
Julia termasuk bahasa pemrograman tingkat tinggi. Berbeda dengan bahasa tingkat rendah (misalnya Java atau C), bahasa tingkat tinggi lebih mudah dipelajari dan dipahami oleh pemula. Peneliti hanya membutuhkan waktu singkat untuk memahami Julia, terutama jika mereka bermigrasi dari Python, R, dan Matlab.
Lihatlah contoh program sederhana dibawah ini untuk mengetahui kenapa Julia lebih mudah dipahami:
Pada program sederhana yang menampilkan “Hello, World!”, syntax bahasa Julia terlihat lebih ringkas dan sederhana dibandingkan dengan C dan Java. Tidak perlu khawatir dengan keterbatasan bahasa dan tingkat kerumitan program, dengan julia, peneliti hanya perlu fokus pada permasalahan yang ingin diselesaikan.
Permasalahan ilmiah sudah sangat rumit. Peneliti membutuhkan bahasa pemrograman dengan tingkat abstraksi yang tinggi. Abstraksi memungkinkan peneliti fokus pada solusi inovatif tanpa mengkhawatirkan detail teknis yang rumit. Julia memungkinkan tingkat abstraksi yang sangat tinggi.
Misalnya, peneliti ingin menganalisis data biologis yang heterogen dan kompleks. Untuk memahami data tersebut, peneliti harus memvisualisasikan data tersebut. Dengan tingkat abstaksi yang tinggi pada Julia, peneliti dapat menulis kode yang intuitif dan mudah dimengerti. Mereka dapat menggunakan pustaka sumber terbuka yang tersedia, seperti Plots.jl, PyPlot.jl, dan StatsPlot.jl.
Salah satu permasalahan umum komputasi ilmiah adalah menangani ukuran data yang besar. Kecepatan bahasa pemrograman menjadi sangat penting untuk menyelesaikan analisis dengan lebih baik dan cepat. Ini juga memberikan kenyamanan bagi para peneliti. Tanpa adanya kecepatan, simulasi model matematika yang kompleks mungkin tidak bisa dilakukan.
Julia hadir dengan kecepatan komputasi yang tinggi. Dibandingkan dengan bahasa pemrograman dinamis lain (seperti, Python, R, dan Matlab), Julia unggul dalam hal kecepatan. Berikut perbandingan kecepatan Julia dengan bahasa pemrograman lain:
Bahasa pemrograman dengan fitur produktivitas memungkinkan peneliti dapat menyelesaikan permasalahan ilmiah dengan lebih cepat dan efisien. Julia dirancang dengan berbagai fitur produktivitas seperti:
::
untuk melakukan anotasi tipe data (misalnya, square(x::Int64, y::Float64)
)“Multiple dispatch menjadi salah satu alasan kenapa Julia bisa memiliki kinerja yang tinggi.”
Saat ini, kebanyakan permasalahan ilmiah diselesaikan dengan kode sumber yang ditulis secara statis. Setelah ditulis, kode sumber akan dieksekusi oleh kompiler dan tidak pernah diubah saat proses eksekusi berlangsung. Dengan fleksibelitas yang dimiliki Julia, peneliti dapat memodifikasi kode sumber selama run time. Ini disebut metaprogramming. Metaprogramming memiliki keunggulan dalam mengotomatisasikan bagian-bagian dari proses penyelesaian masalah ilmiah.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk juga dengan Julia. Walaupun dengan berbgai kelebihannya, Julia masih memiliki beberapa kekurangan. Berikut berbagai kekurangan Julia:
Bahasa pemrograman Julia memiliki potensi besar menggantikan posisi bahasa pemrograman yang populer saat ini. Julia memiliki kemudahan seperti Python, tetapi memiliki kinerja tinggi layaknya C. Beberapa kelebihan Julia, seperti mudah dipelajari, tingkat abstraksi yang tinggi, performa yang tinggi, memiliki banyak fitur produktivitas, dan metaprogramming. Disisi lain, Julia juga memiliki beberapa kekurangan. Akan tetapi, kekurangan tersebut tidak mengurangi superioritas bahasa Julia untuk komputasi ilmiah.
Tidak ada komentar