Infeksi bakteri pemakan daging salah satunya disebabkan Vibrio vulnificus. Ciri-ciri Vibrio vulnificus diantaranya Gram-negatif, bentuk basil, motil, tergolong halofilik, dan berflagel dengan polisakarida kapsular (CPS), lipopolisakarida (LPS), dan protein homolog flagelin spesifik (FHPs). Polisakarida kapsuler bakteri bermanfaat untuk hidup dan bertahan dalam asam lambung inang. Elemen flagellar (FHPs) berperan untuk pengembangan biofilm Vibrio.
Vibrio vulnificus salah satu penyebab necrotizing fasciitis, yaitu infeksi yang mengakibatkan daging di sekitar luka terbuka mati, bakteri menggerogoti kulit, otot, saraf, lemak, dan pembuluh darah. Luka yang dimaksud seperti luka akibat operasi, tindikan, tato, dan goresan lainnya. Seseorang terinfeksi apabila luka terkena air asin atau air payau, mengonsumsi kerang dan tiram mentah yang mengandung Vibrio vulnificus. Penyakit ini merupakan patogen oportunistik mematikan bagi manusia. Orang yang terinfeksi Vibrio Vulnificus memerlukan perawatan intensif atau amputasi anggota tubuh, bahkan menyebabkan kematian.
Infeksi Vibrio vulnificus umumnya mengakibatkan kulit menjadi lepuh, abses, dan terdapat bisul. Kasus infeksi yang parah menyebabkan penderita mengalami septikemia. Septikemia adalah bakteri masuk ke aliran darah, menyebar, dan menyebabkan gejala diantaranya demam, menggigil, tekanan darah rendah atau kulit melepuh. Selain itu terjadi syok septik disaat tekanan darah menurun drastis. Bakteri Vibrio melepaskan racun ke aliran darah sehingga aliran darah sangat lambat, mengakibatkan rusaknya jaringan dan organ. Pasien denan riwayat penyakit sirosis, zat besi berlebih, gagal ginjal kronis, dan HIV lebih rentan dan bahkan memiliki tingkat kematian yang tinggi.
Vibrio vulnificus menghasilkan eksotoksin yaitu sitolisin VvhA dan metalloprotease Vvp yang merupakan faktor virulensi bakteri. Autoprocessing repeats in toxins (MARTX) tergolong toksin multifungsi berperan sebagai faktor virulensi bakteri, dikodekan oleh gen rtxA bertanggung jawab atas patogenisitas utama Vibrio vulnificus.
Pengobatan dilakukan melalui terapi antibiotik yaitu doksisiklin, sefotaksim, cipoflaxin, jika infeksi menyebar dan terlalu parah diperlukan amputasi.
Referensi:
Tidak ada komentar