1. Pohon
Perbedaan pohon dengan perdu |
2. Perdu
3. Palem
4. Sikas (Cycad)
5. Bambu
6. Pakis
7. Tumbuhan Merambat
- Liana – tumbuhan merambat bersulur tebal dan berkayu yang dapat tumbuh di hutan tua dan tumbuh dari biji di dalam tanah.
- Vines – bersulur tipis yang tumbuh dari biji dalam tanah, biasanya tumbuh dari habitat yang rusak/tertanggu atau pinggir hutan.
- Hemi-Epiphyte berkayu – tumbuh sebagai biji epifit yang menempel pada batang atau dahan pohon, yang kemudian berakar menjulur sampai tanah.
- Hebaceous Epiphytes dan Hemi-Epiphyte – menempel pada batang atau dahan pohon, biasanya melalui akar-akar yang tumbuh secara abnormal.
8. Sukulen
Dedaunan tumbuhan sukulen terdiri atas jaringan penyimpanan air yang diselubungi dengan lapisan fotosintesis. Beberapa jenis tumbuhan sukulen tidak memiliki daun sama sekali untuk mengurangi penguapan air dari permukaan yang berlebih. Akar-akarnya yang tebal dan berdaging turut menyimpan air di bawah tanah, terlindung dari sinar matahari dan binatang. Batang dan daun sukulen seringkali rontok (deciduous) dan lepas pada saat musim kering berkepanjangan.
Tumbuhan sukulen ditemukan hampir dimanapun di dunia. Banyak tanaman sukulen datang dari daerah-daerah kering di iklim tropis dan sub-tropis, seperti stepa, gurun dan semi-gurun. Tumbuhan sukulen juga ada yang bersifat epifit, yang bisa hidup hampir tanpa menyentuh tanah. Tumbuhan sukulen memiliki lebih dari 60 keluarga dan 300 marga. Kebanyakan tumbuhan sukulen berasal dari tujuh keluarga berikut: Agavaceae, Aizoaceae, Asclepiadaceae, Cactaceae, Crassulaceae, Euphorbiaceae dan Liliaceae.
Banyak tanaman sukulen bermanfaat untuk obat-obatan, digunakan sebagai sumber alkaloid. Tumbuhan sukulen alkaloid digunakan dalam obat-obatan seperti analgesik pengurang rasa sakit atau obat bius. Sukulen juga sangat populer sebagai tanaman hias.
9. Herba
Herba adalah tumbuhan berbunga dengan batang di atas permukaan tanah yang tidak berkayu, seperti halnya rumput dan forbs (herba berbunga selain rumput). Herba bersifat annual (tahunan), biennial (2 tahunan) atau perennial (lebih dari 2 tahun). Herba tahunan langsung mati setelah berbunga dan berbuah, dan tumbuh dari bijinya.
Herba biemnial dan perennial memiliki batang yang mati pada saat akhir musim panen, tapi beberapa bagian dari tanaman tersebut yang ada di bawah atau deka dengan tanah tetap bertahan hidup dari musim ke musim.
Tumbuhan baru mulai berkembang dari jaringan yang masih hidup di bawah atau di atas tanah, seperti akar, batang, bulbs, corms, stolon, rizoma, dan tubers. Beberapa herba bisa tumbuh tinggi dan besar, seperti pisang.
Herba tersebar luas, dari daerah tropis dan sub-tropis hingga ke daerah beriklim sedang, dalam berbagai jenis habitat. Beberapa herba yang tumbuh cepat (terutama yang tahunan) adalah tanaman perintis). Beberapa herba lain berperan sebagai tumbuhan utama yang membentuk sebuah habitat, misalnya di kawasan hutan dan habitat terbuka seperti padang rumput, rawa asin atau gurun.
Dalam pertanian, banyak herba bertahan dalam kebun selama bertahun-tahun. Beberapa yang lainnya sensitif terhadap bunga es atau iklim dingin, sehingga harus dilindungi jika tumbuh di luar, dibawa ke dalam ruangan, atau ditanam kembali tiap tahun.
Herba memiliki peran yang paling besar dalam kehidupan sehari-hari manusia, selain beraneka ragam dan tersedia dengan melimpah, sebuah herba atau bagian-bagiannya dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan, obat-obatan, bumbu aromatik, hiasan atau berbagai kebutuhan lainnya.
10. Tumbuhan Air
11. Anggrek
Anggrek adalah keluarga tumbuhan berbunga yang terbesar, lebih dari 26.000 spesies di seluruh dunia, mencakup 10% dari semua tumbuhan berbunga. Anggrek telah beradaptasi dengan berbagai lingkungan di bumi hingga dapat ditemukan dari habitat kering hingga gunung bersalju.
Anggrek adalah herba tahunan yang tidak memiliki jaringan kayu apapun. Anggrek memiliki dua pola pertumbuhan, yakni monopodial dan simpodial. Kebanyakan anggrek bersifat epifit tumbuh di pohon) atau litofit (tumbuh di atas bebatuan), namun juga ada yang terestrial (tumbuh di tanah) bahkan beberapa spesies langka tumbuh di bawah tanah. Daun anggrek menyesuaikan diri dengan habitatnya. Rangkaian bunga dapat tumbuh dalam kumpulan yang besar atau sebagai bunga tunggal. Anggrek memiliki variasi bunga yang sangat tinggi, dari yang berbintik hingga bergaris, dari yang berkelopak besar dan bundar hingga yang berkelopak runcing dan berbentuk bintang.
Beberapa jenis anggrek berbunga besar dan menarik perhatian, sedangkan beberapa yang lainnya berbunga kecil dan seolah-olah bersembunyi. Pada umumnya, mahkota bunga anggrek terdiri atas tiga mahkota, tiga kelopak dan membentuk sebuah formasi mengelilingi tugu (column), organ reproduktifnya.
Karakteristik bunga anggrek adalah simetris bilateral, untuk mempermudah penyerbukan oleh serangga. Tugu bunga anggrek terdiri atas alat reproduksi jantan dan betina, ciri khas ini membedakan bunga anggrek dengan bunga lainnya. Akar-akar anggrek tebal dan fleksibel untuk menanamkan dirinya pada pohon, dahan atau kulit pohon. Pada lapisan luar akarnya terdapat jaringan berwarna putih yang berfungsi untuk menyerap air. Ketika bunganya berhasil dibuahkan, ovarium akan terbentuk menjadi sebuah kapsul dengan tiga atau enam belahan melintang yang tetap tertutup pada kedua ujungnya. Buahnya memerlukan waktu 2-18 bulan untuk matang dan mengandung lebih dari sejuta biji mikroskopis per kapsulnya. Biji-biji ini akan disebarluaskan oleh angin dan karena tidak memiliki endosperma, mereka harus membina hubungan simbiotis dengan Mikoriza untuk memulai proses germinasi.
Referensi:
LIPI. 2013. 3500 Plant Species of The Botanic Gardens of Indonesia.
Leave a Reply