Penyebarannya terutama di Asia Tengah dan Selatan sebanyak 110 jenis. Di Asia Tenggara termasuk New Guinea, hanya terdapat 6 jenis Anaphalis yaitu: A. javanica, A. longifolia, A. maxima, A. viscida, A. helwigii dan A. arfakensis. Jenis A. javanica dan A. longifolia sangat berkerabat dekat dengan bentuk morfologi yang hampir serupa. Diduga A. javanica berdekatan dengan jenis yang terdapat di Sri Langka.
Berdasarkan IUCN redlist, Anaphalis spp. termasuk dalam kategori threatened atau tumbuhan dalam kondisi terancam keberadaannya. Kondisi ini didukung dengan adanya gangguan aktivitas manusia, karena tumbuhan ini hidup di sekitar jalur pendakian di pegunungan. Di samping itu, tercatat bahwa sebuah semai edelweis memerlukan waktu lebih kurang 13 tahun untuk mencapai tinggi 20 cm dan sampai saat ini belum diketahui secara pasti bagaimana biologi reproduksi tumbuhan tersebut, sehingga banyak aspek yang perlu diketahui untuk melestarikannya, baik pelestarian secara in situ maupun ex situ.
Dalam tulisan ini akan difokuskan mengenai bunga Edelweiss Jawa atau Bunga Senduro dengan nama latin Anaphalis javanica. Bunga Edelweiss Jawa (Anaphalis javanica) adalah tumbuhan dengan ciri morfologis, merupakan tumbuhan perdu dengan bulu putih, bercabang lebat, ranting-rantingnya berdaun kering putih kelabu, bunganya berbentuk bonggol kecil, pada tengah bunga yang berwarna kuning dan daun tidak lengket. Berbagai jenis serangga seperti lebah, diptera, hemiptera dan kupu-kupu menyukai bunga ini.
Gambar Bunga Edelweiss |
Anaphalis javanica merupakan tanaman endemik zona alpine/montana yang terdapat dipegunungan tinggi. Tanaman ini hanya dapat tumbuh pada ketinggian tertentu yaitu pada ketinggian 1600 sampai 3600 mdpl. Bunga dari edelweiss merupakan sumber makanan bagi serangga-serangga tertentu, sehingga keberadaannya dapat mempengaruhi kelestarian serangga dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap rantai makanan. Penelitian Van Leeuwen (1933) mengemukakan bahwa terdapat ± 300 spesies serangga yang berasal dari ordo Hemiptera, Thysanoptera, Lepidoptera, Diptera, dan Hymenoptera, yang ditemukan pada bunga tersebut.
- Dweck, A.C. (2004). A Review of Edelweiss.
- Mesner, B.,et al.(2013). 5-Methoxyleoligin, a Lignan from Edelweiss, Stimulates CYP26B1-Dependent Angiogenesis In Vitro and Induces Arteriogenesis in Infarcted Rat Hearts In Vivo
- Taufiq, A., dkk. 2013. Analisis Morfometri dan Biologi Reproduksi Anaphalis javanica dan A. longifolia (Asteraceae) di Sumatera Barat
- Van Leeuwen W.M.D.1933. Biologi of plant and Animal Occursing in the higher Parts of Mount pangrango-Gede in West Java.
Leave a Reply