Arsip

Kategori

Kerapatan Populasi


Populasi adalah sekelompok individu dengan spesies yang sama (kelompok-kelompok dari individu yang sama yang saling dapat bertukar informasi genetik), yang menempati suatu ruang dan waktu tertentu. Sementara pengertian lingkungan merupakan variabel fisik maupun hayati yang memberikan pengaruh keberadaan suatu populasi, termasuk di dalamnya seperti interaksi antar individu di dalam populasi itu sendiri maupun spesies yang berbeda. Populasi setempat yang setiap pasangan (jantan maupun betina) memiliki peluang yang sama untuk melakukan kawin. Tujuan dari kajian populasi pada umumnya untuk memprediksi perkembangan suatu populasi yang sering kali dikembangkan suatu model untuk menjelaskan representasi abstrak dari suatu proses yang diilustrasikan dalam bentuk data yang berupa grafik, verbal, maupun persamaan matematika. Dengan demikian fenomena suatu sistem dapat diperjelas baik secara kuantum kualitatif.

Kerapatan populasi adalah ukuran besarnya populasi dalam suatu ruang atau volume. Pada umumnya kerapatan populasi hewan dan tumbuhan yakni ukuran besarnya populasi dapat digambarkan dengan cacah individu yakni biomasa populasi per satuan ruang dan volume. Dalam menentukan kerapatan populasi perlu dibedakan antara lain kerapatan kotor dan kerapatan ekologi. Kerapatan kotor adalah cacah individu suatu populasi per-areal seluruhnya. Sedangkan kerapatan ekologi adalah cacah individu  per-areal habitatnya. Nilai kerapatan kotor memberikan hasil yang akurasinya tidak lebih beik jika dibandingkan dengan kerapatan ekologi.
Untuk dapat mengetahui kerapatan suatu populasi, maka dapat digunakan berbagai metode antara lain:
  1. Berpetak (plot).
  2. Transek.
  3. Penandaan.
  4. Jebakan.
  5. Cacah butir tinja.
  6. Frekuensi vokalisasi.
  7. Cacah artifak.
  8. Catatan kulit 
Contoh kerapatan populasi dan cara pengukurannya yang sering digunakan untuk praktikum adalah kerapatan populasi cacing tanah di suatu wilayah tertentu dengan metode berpetak/plot. Dalam jurnal kepadatan populasi cacing tanah tersebut, untuk mengetahui pola sebaran (distribusi) dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
I = Indeks Morisita (sebaran)
N = jumlah total individu dalam n plot.
 n = jumlah plot.
Σxi2 = kuadrat jumlah individu pada suatu unit sampel
Pola penyebaran dapat ditentukan dengan menggunakan Indeks Morisita seperti berikut:
I = 1 maka distribusi populasi adalah random/acak.
I < 1 maka distribusi populasi adalah seragam.
I > 1 maka distribusi populasi adalah mengelompok

Individu-individu dalam populasi yang hidup pada satu habitat terpencar dengan pola tertentu yang berbeda antara satu populasi dengan populasi yang lain. Terdapat tiga macam pola penyebaran tersebut:

1. Penyebaran acak / random / tidak terprediksi 
Pola penyebaran acak ini terjadi karena tidak ada tarik-menarik / tolak-menolak yang kuat di antara individu dalam populasi, dimana posisi masing-masing individu tidak bergantung pada individu yang lain. Pada pola sebaran acak setiap individu mempunyai kemungkinan yang sama untuk menempati setiap titik pada suatu ruang yang ada di dalam habitatnya.  Distribusi secara acak relatif jarang di alam.

2. Penyebaran seragam / teratur / merata / uniform 
Pola penyebaran seragam ini terjadi kemungkinan disebabkan oleh interaksi langsung antar individu dalam populasi tersebut. Selain itu disebabkan oleh kompetisi antara individu-individu sangat tajam atau terjadi permusuhan untuk mendapatkan ruang hidup yang sama. penyebaran seragam terjadi karena setiap individu cenderung menghindari individu yang lain sehingga semua individu akan menjauhi individu yang lain jika berdekatan, dengan demikian jarak antar individu kurang lebih sama.

3. Penyebaran berkelompok / clumped / rumpun 
Pola penyebaran berkelompok  terjadi jika individu-individu cenderung tertarik pada tempat-tempat tertentu di dalam habitatnya, atau tertarik untuk mendekati individu yang lain yang ada di dekatnya.  Distribusi secara kelompok ini ada tiga macam, yakni:

  • Berkelompok secara acak (random clumped) yang terdiri atas kelompok yang sama jumlh anggotanya atau  tidak sama jumlah anggotanya.
  • Berkelompok secara merata dimana penyebaran kelompok dalam suatu daerah membagi daerah ruang hidup yang sama.
  • Berkelompok secara besar

Pola sebaran individu dipengaruhi oleh luasnya daerah dan jumlah individu dalam populasi. Pada daerah yang luas dengan jumlah individu yang sedikit maka semua bentuk pola sebaran tersebut akan tampak jarang. Pola sebaran individu-individu dalam populasi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada suatu saat tertentu 

Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation