Arsip

Kategori

Uji Analisis Kadar Konsentrasi Klorofil Daun

Daun sebagian besar mengabsorpsi lebih dari 90% panjang gelombang violet dan biru, prosentase panjang gelombang biru-ungu (lembayung) serta merah. Hampir semua absorpsi dilakukan oleh kloroplas. Di dalam organel kloroplas, yakni tilakoid terdapat setiap foton yang mampu melakukan eksitasi elektron. Klorofil memiliki bentuk seperti butiran hijau dalam kloroplas. Secara umum, kloroplas memiliki bentuk oval dengan bahan dasarnya berupa stroma, sedangkan butir-butir yang terkandung dalamnya disebut grana. Pada tanamam tingkat tinggi ada dua macam klorofil, yaitu klorofil a dan klorofil b.
Rumus bangun dari klorofil berupa suatu cincin yang terdiri dari atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus struktural klorofil tersebut mirip seperti rumus struktural hemoglobin yang mana perbedaanya terletak dalam intinya yang mana klorofil berupa Mg sedangkan hemoglobin melainkan Fe. Pengertian klorofil a dan b yakni didasarkan atas perbedaan klorofil a dan b yakni rumus bangun klorofil a dan klorofil b hanya berbeda didalam gugusan CH3 untuk klorofil a dan HC=O untuk klorofil b.
Dalam klorofil terdapat senyawa yang dinamakan fitil yang jika terlepas akan menjadi fitol C20H39OH yang dipengaruhi oleh hidrolisis dan pengaruh oleh enzim klorofilase. Fitol adalah lipofilik (suka akan lemak), sedangkan sisanya yakni rangka porfin yang bersifat hidrofilik (sukan akan air). Klorofil memiliki sifat flouresen, yakni mampu menerima sinar serta dapat mengembalikannya ke dalam gelombang yang berlainan. Klorofil a memiliki warna hijau-tua, namun jika sinarnya direfleksikan maka akan nampak warna merah darah. Sedangkan klorofil b memiliki warna merah-coklat pada saat flourensi. Klorofil banyak menyerap sinar merah dan nila. Larutan klorofil dalam eter memberikan spektrum absorpsi sebagai berikut:
Klorofil tidak dapat larut di dalam air, akan tetapi mampu larut di dalam bensol, kloroform, etanol, eter, metanol, dan aseton. Macam-macam pigmen pada tumbuhan seperti warna hijau kloroplas disebabkan oleh adanya 4 tipe utama pigmen didalamnya, yakni klorofil a dan b yang bewarna hijau disebabkan banyak menyerap banyak sinar lembayung dan merah serta memancarkan sinar hijau, dan xantofil serta karoten yang berwarna kuning sampai kuning-oranye karena menyerap jenis sinar biru dan jenis sinar lembayung yang lebih kuat daripada sinar berwarna yang lain. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil adalah:
  1. Faktor genetik. Pembentukan klorofil dibawakan oleh suatu gen tertentu didalam kromosom. Jika gen tidak ada maka tanaman tampak albino.
  2. Cahaya. Beberapa contoh kasus pada kecambah tanaman angiosperma, terdapat klorofil yang dapat terbentuk tanpa adanya cahaya. Sementara tanaman lain yang ditumbuhkan di dalam tempat yang gelap tidak mampu membentuk klorofil dengan warna daun menjadi pucat (klorosis) kekuning-kuningan. Hal ini dikarenakan tedapat protoklorofil yang mirip dengan klorofil a namun kekurangan 2 atom hidrogen dibandingkan dengan klorofil a. Reduksi pada protoklorofil untuk membentuk klorofil a akan membutuhkan sinar yang diserap sendiri oleh protoklorofil untuk membentuk protoklorofil tersebut menjadi klorofil a. Peristiwa perubahan tersebut dinamakan autotransformasi.
  3. Oksigen. Kecambah yang ditumbuhkan didalam tempat gelap kemudian ditempatkan ditempat yang memilki cahaya tidak akan terbentuk klorofil jika tak diberikan oksigen.
  4. Karbohidrat. Terutama dalam bentuk gula ternyata membantu pada pentukan klorofil dalam daun-daun yang mengalami petumbuhan.
  5. Mineral seperti Nitrogen, Magnesium, Mangan, Tembaga, Zinc.
  6. Air. Kekurangan air dapat menyebabkan disintegrasi pada klorofil seperti contoh yang terjadi pada rumput dan pohon-pohon dimusim kering. Konsentrasi klorofil daun sebagai indikator kekurangan air pada tanaman. 
  7. Temperatur. Suhu 3-48°C tersebut adalah salah satu kondisi yang cukup baik untuk proses terbentuknya klorofil pada sebagian besar jenis tanaman. Namun, paling baik yakni pada rentang suhu 26-30°C.

Daun dari suatu tanaman yang umurnya berbeda memiliki kadar klorofil yang berbeda-beda pula. Kadar klorofil dapat ditentukan secara spektrofotometrik berdasarkan Hukum Lambeer-Beer. Absoprsi relatif berbagai panjang gelombang oleh suatu pigmen dapat diukur dengan spektrofotometer.
Analisis klorofil dengan spektrofotometer dapat dilakukan dengan perhitungan kadar klorofil yang dapat dilakukan dengan mengukur nilai absorpsi klorofil pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Metode analisis kandungan klorofil a dan b dapat dihitung dengan  menggunakan rumus dari Wintermas dan de Mosts.
  • klorofil a : 13,7 x OD665 – 5,76 OD649 (mg/l)
  • klorofil b : 25,8 x OD649 – 7,7 OD665 (mg/l)
  • klorofil total : 20 x OD649 –  + 6,1 OD665 (mg/l)

Perhitungan diatas harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol 90% pada spektrofotometer.
Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation