Arsip

Kategori

Amis-amisan, Si Tumbuhan Beraroma Darah Kaya Manfaat

Houttuynia cordata atau yang dikenal dengan nama amis-amisan memiliki ciri khas apabila daunnya diremas, maka akan mengeluarkan aroma amis yang mirip seperti darah. Konon berdasarkan kepercayaan orang lokal, tumbuhan ini dipercaya berasal dari bekas darah manusia yang diterkam oleh harimau.

Perbungaan Houttuynia cordata di Kawasan Kebun Raya Cibodas (KRC)

KLASIFIKASI

Kingdom: Plantae

Divisio: Angiospermae

Kelas: Magnoliopsida

Sub-Kelas: Magnoliidae

Ordo: Piperales

Famili: Saururaceae

Genus: Houttuynia

Spesies: Houttuynia cordata Thunb.

Nama Lokal: Fish Mint, Fish Leaf (Inggris); Amis-amisan (Indonesia); Jukut Hanyir (Sunda)

 

BOTANI & EKOLOGI

Perawakan Houttuynia cordata Thunb. di Kawasan Kebun Raya Cibodas (KRC)

Habitus herba bertahun, rimpang kecil dalam tanah, panjang hingga 70 cm, bercabang, batang tegak, tinggi 20-90 cm. Perbungaan tersusun dalam bulir (spika), bagian bunga yang berwarna putih pada bagian bawah terkesan terlihat seperti mahkota, namun itu bukanlah mahkota melainkan braktea (daun bunga). Braktea biasanya berjumlah 4, jarang 6 atau 8. Buah bertipe kapsul, memecah (Wu & Raven, 1999; van Steenis, 2006).

Amis-amisan merupakan tumbuhan liar yang kerap hidup dan ditemukan di tepi rawa, hutan basah, atau di tepian sungai, biasanya pada ketinggian 100 m sampai 2.600 m di atas permukaan laut. Tumbuhan amis-amisan dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah mulai dari tanah berpasir hingga berliat. Periode berbunga amis-amisan terjadi pada bulan Juni-September.

Amis-amisan merupakan suatu tumbuhan yang dikelompokan dalam Famili Saururaceae dan diduga asli berasal dari Asia Tenggara (KewScience, 2018). Namun diyakini spesies ini pun berasal dari Cina dan Jepang. Amis-amisan adalah tumbuhan yang mana apabila daunnya diremas, maka daunnya akan mengeluarkan semacam aroma berbau amis seperti darah. Konon berdasarkan kepercayaan lokal, asal-usul tumbuhan amis-amisan berasal dari sisa daging dan darah orang yang diterkam oleh harimau (van Steenis, 2006).

 

FARMAKOLOGIS & FITOKIMIA

Berdasarkan laporan dari Biopharmaca Research Center IPB University, amis-amisan memiliki efek farmakologis seperti anti-asma, anti-bakteri, mengobati flu dan anti-inflamasi. Berdasarkan informasi yang ditelusuri dari openstorage.gunadarma.ac.id, penggunaan amis-amisan untuk mengobati asma adalah seluruh bagian tumbuhan sebanyak 30 gr dicuci, kemudian direbus sampai mendidih selama 15 menit dengan 400 ml air, setelah itu disaring, tunggu hingga dingin, lalu diminum sekaligus. Konsumsi air rebusan amis-amisan dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Untuk mengobati pilek, langkah-langkah yang dilakukan sama persis seperti menyiapkan obat untuk asma, namun bagian yang digunakan (direbus) hanyalah bagian daunnya saja dan diminum hanya 2 kali dalam sehari. Saat wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) terjadi 2 dekade lalu, amis-amisan menjadi salah satu komponen tumbuhan yang ketika itu diakui oleh Kementerian Kesehatan Cina (Fu et al., 2013).

Kandungan senyawa kimia pada tumbuhan amis-amisan di antaranya terpenoids (27.0%), hidrokarbon (16.8%), ester (11.9%), alkohols (11.6%), keton (7.2%), aldehid (4.9%), asam (3.8%), fenol (1.7%), eter (0.9%) dan lain-lain (14.2%) (Fu et al. 2013). Di samping itu, terdapat juga kandungan senyawa spesifik berupa houttuynin.

 

ETNOBOTANI

Khasiat penggunaan amis-amisan secara tradisional sudah lazim dilakukan terutama oleh penduduk Asia Timur, mulai dari pengobatan hingga dijadikan bahan makanan. Misalnya, di Korea Selatan, amis-amisan telah digunakan untuk pengobatan batuk, pneumonia, bronkitis, disentri, leukorea, uteritis, eksim, herpes simpleks, jerawat, sinusitis kronis, dan polip hidung (Chiang et al., 2003; Shim et al., 2009).  Untuk pangan di Korea Selatan, amis-amisan digunakan dalam kimchi, mie, dan minuman berkarbonasi. Di Thailand, amis-amisan digunakan untuk stimulasi kekebalan tubuh dan sebagai agen anti-kanker serta daun mudanya dikonsumsi sebagai sayur (Nuengchamnong et al., 2009). Di Jepang, amis-amisan dimanfaatkan sebagai obat diuretik (Masuzawa, 1940)dan juga digunakan untuk mengobati maag (Oyama, 1950).

REFERENSI

  1. Chiang, L. C., J.-S. Chang, C.-C. Chen, L.-T. Ng and C.-C. Lin. 2003. Anti-Herpes Simplex Virus Activity of Bidens pilosa and Houttuynia cordata. American Journal of Chi- nese Medicine, Vol. 31, No. 3, pp. 355-362. doi:10.1142/S0192415X03001090
  2. Fu, J., Dai, L., Lin, Z., Lu, H. 2013. Houttuynia cordata Thunb: A Review of Phytochemistry and Pharmacology and Quality Control. Chinese Medicine 4, pp, 101-123 http://dx.doi.org/10.4236/cm.2013.43015
  3. Masuzawa, H. 1940. The Diuretic Action of the Extract of Phytolacca Root (Phytolacca esculenta) and of Extracts of Some Plants and Drugs. II. The Diuretic Action of Some Plants and Drugs,” Journal of Okayama Medical Association, Vol. 52, No. 1, pp. 1813-1821.
  4. Nuengchamnong, N., K. Krittasilp and K. Ingkaninan. 2009. Rapid Screening and Identification of Antioxidants in Aqueous Extracts of Houttuynia cordata Using LC-ESI- MS Coupled with DPPH Assay. Food Chemistry, Vol. 117, No. 4, pp. 750-756. doi:10.1016/j.foodchem.2009.04.071
  5. Oyama, S. 1950. Extraction of an Active Principle from Hout- tuynia cordata. JP Patent No. 25000880
  6. Shim, S.Y., Y.-K. Seo and J.-R. Park. 2009. Down-Regulation of Fc.vepsiln.RI Expression by Houttuynia cordata Thunb Extract in Human Basophilic KU812F Cells. Journal of Medicinal Food, Vol. 12, No. 2, 2009, pp. 383-388. doi:10.1089/jmf.2007.0684
  7. Van Steenis, C. G. G. J. 2006. Flora Pegunungan Jawa (The Mountain Flora of Java). Terjemahan A. Hamzah dan M. Toha. Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Bogor.
  8. Wu, Z. Y. & P. H. Raven, eds. July 1999. Flora of China. Vol. 4 (Cycadaceae through Fagaceae). Science Press, Beijing, and Missouri Botanical Garden Press, St. Louis.

Reza Raihandhany
Tentang seseorang yang sedang melanjutkan hidupnya.