Kelinci sumatra merupakan hewan mamalia endemik di Pulau Sumatra dengan nama ilmiah Nesolagus netscheri dan termasuk jenis kelinci terlangka di dunia. Kelinci sumatra ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1880 dan jumlah spesimennya pun hanya ada 16 saja yang berhasil dikoleksi hingga tahun 2020.
Selain disebut sebagai kelinci Sumatera, mamalia ini disebut juga kelinci Sumatra telinga pendek (Sumatra short-eared rabbit) atau kelinci belang Sumatra (Sumatran striped rabbit).
Berbeda dengan kelinci jenis Oryctolagus cuniculus dan Lepus nigricollis yang merupakan spesies introduksi di Indonesia, kelinci Sumatra ini termasuk jenis kelinci asli dan endemik yang berada di Pulau Sumatra, Indonesia.
Di dunia, genus Nesolagus hanya terdapat ada dua spesies yang masih hidup, yakni Nesolagus netscheri yang ada di Sumatra dan Nesolagus timminsi yang berada di Pegunungan Annam, perbatasan antara Vietnam-Laos, yang baru ditemukan pada tahun 2000. Alhasil, Nesolagus timminsi merupakan satu-satunya kerabat terdekat dari kelinci Sumatra yang diperkirakan terpisah sejak 8 juta tahun yang lalu.
Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Lagomorpha
Famili: Leporidae
Genus: Nesolagus
Spesies: Nesolagus netscheri (Schlegel, 1880)
Deskripsi Kelinci Sumatra
Ciri-ciri kelinci Sumatra yakni memiliki ukuran panjang tubuh dewasa antara 350 hingga 400 mm; panjang ekor sekitar 15 mm. Warna rambut tubuh adalah abu-abu dan kecoklatan dibagian belakang dengan garis-garis hitam atau cokelat yang mencolok, termasuk garis tengah-punggung dari bahu ke pantat, pola wajah, kaki, dan tubuh. Bokong dan ekornya berwarna merah cerah, dan bagian bawahnya berwarna putih. Telinga berwarna hitam, sangat pendek dan ketika dilipat ke depan, hanya mencapai mata.
Kelinci Sumatra juvenil (immature) memiliki ciri-ciri ukuran panjang tubuh 220 mm; panjang ekor 9 mm. Telinga berwarna hitam dan garis-garis lebar hitam atau coklat gelap yang mencolok pada latar belakang abu-abu kekuningan dan agak berkarat coklat ke arah bagian belakang, rambut bagian perut dan dagu serta bagian dalam kaki berwarna keputihan. Saat masih muda, kelinci ini terlihat lebih gelap daripada ketika dewasa.
Habitat dan Ekologi
Habitat kelinci Sumatra ini berada di hutan tropis dengan ketinggian 600 – 1.600 mdpl di pegunungan di Sumatra Selatan seperti Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Perilaku
Kelinci belang Sumatra bersifat nokturnal. Pada saat siang hari, hewan ini beristirahat di lubang-lubang tanah di lantai hutan.
Status Konservasi
Meskipun kelinci Sumatra ini termasuk mamalia langka, namun belum dimasukkan ke dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia sebagai hewan yang dilindungi. Status konservasi berdasarkan IUCN sebelumnya yakni Vulnerable (rentan), akan tetapi saat ini masuk dalam kategori Data Deficient (kekurangan data)
DNA BArcoding
Gen 12S ribosomal RNA
Accession Number: AH008224; AH008223; AY292709
Referensi:
- Francis, CM. 2019. Field Guide to the Mammals of South-East Asia. Bloomsbury Publishing.
- Nesolagus netscheri (Schlegel, 1880) in GBIF Secretariat (2019). GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2020-07-06.
- Setiawan, A. et al. 2019. First description of an immature Sumatran striped rabbit (Nesolagus netscheri), with special reference to the wildlife trade in South Sumatra. https://doi.org/10.1515/mammalia-2018-0217
- Surridge, A.K. et al 1999. Striped rabbits in Southeast Asia. Nature 400: 726
Leave a Reply