Arsip

Kategori

Botani Anggrek Paphiopedilum mastersianum

Paphiopedilum mastersianum adalah anggrek berkantung yang informasi botaninya terbatas, padahal anggrek ini sudah dikenal sejak tahun 1879. Julukan lain dari tumbuhan eksotis ini adalah anggrek sandal venus. Keberadaan anggrek ini termasuk langka sehingga salah satu upaya untuk melestarikannya telah dilakukan pemeliharaan secara ex situ di Kebun Raya. Dalam artikel ini akan duraikan mengenai botani anggrek Paphiopedilum mastersianum seperti deskripsi, klasifikasi, habitat, status konservasi, dan lainnya.
Deskripsi Paphiopedilum mastersianum:
Anggrek terestrial, daun berwarna hijau, bagian atas berbercak hijau muda. Daun 4-6 helai, panjang 18-30 cm dan lebar 3,5-4,3 cm, berbentuk oblong hingga elips, ujung meruncing dan bergerigi 3. Bunga tunggal di ujung tangkai perbungaan panjangnya 15-30 cm, bertrikom kasar, rapat, merah keunguan. Daun penumpu hijau bertrikom kemerahan. Bunga bergaris tengah 8,5-9,5cm, panjang tangkai bunga dan bakal buah 5,5-9,5 cm, hijau dengan alur memanjang dan bertrikom merah keunguan. Kelopak tengah bundar telur lebar, tumpul, panjang 3-3,7 cm, lebar 3,2-4,3 cm, bagian tepi tidak bertrikom, bagian tengah bertrikom halus pendek, bagian tepi putih kekuningan dan bagian tengah hijau, berkilap. Mahkota membentang ke samping, hampir lurus, berbentuk pita, panjang 4,5-5,5 cm dan lebarnya 1,3-2 cm, bertrikom pendek, kehijauan dengan bintik-bintik coklat kemerahan kearah pangkalnya, ke arah ujung coklat, berkilap. Bibir berbentuk kantung, panjang 4,3-5,2 cm dan lebarnya 2,4-3cm, oranye muda bersemu merah dengan bintik coklat muda di cuping sampingnya. Bagian atas tugu melengkung, panjang 0,8-1,1cm dan lebarnya 0,8-1,0 cm, bertrikom pendek, hijau pucat dan kecoklatan.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
_Filum: Tracheophyta
__Kelas: Liliopsida
___Ordo: Asparagales
____Famili: Orchidaceae
_____Subfamili: Cypripedioideae
______Genus: Paphiopedilum
_______Spesies: P. mastersianum
Habitat dan Ekologi : 
Tumbuh di lereng yang curam di tempat ternaung di hutan pegunungan.
Penyebaran/Distribusi : 
Dijumpai hanya di Pulau Ambon dan Buru, di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl.
Status Konservasi : 
Genting/Endangered (IUCN).
Belum terdaftar (CITES). 
Belum dilindungi (UU RI). 
Kegunaan dan Potensi :
Jenis ini adalah yang paling menarik dalam kelompok Barbata. Sebagai tanaman budidaya  berpotensi sebagai tanaman hias dalam pot. Anggrek ini telah dijadikan induk silangan sejak tahun 1893. Sampai awal tahun 1999 jenis ini telah digunakan sebagai tetua betina selama 16 kali dan sebagai tetua jantan 48 kali.
Pembudidayaan :
Seperti jenis-jenis Paphiopedilum lainnya, jenis ini menyukai medium tumbuh yang beraerasi baik.
Catatan Tambahan:
Jarang dijumpai dan merupakan koleksi para penggemar anggrek, tidak pernah dilaporkan untuk dikoleksi akhir-akhir ini. 
Glosarium :
Polinia = serbuk sari suku anggrek-anggrekan tidak berbentuk serbuk tetapi menyatu menjadi suatu massa yang disebut polinia. Tiap polinia berisi ribuan serbuk sari.
Trikom =  bagian pada tumbuhan yang menyerupai rambut. 
Tugu = suatu struktur mirip tugu kecil yang terdapat pada bagian tengah bunga anggrek. Pada tugu tersebut terdapat polinia serta kepala putik dan merupakan ciri khas bunga suku tersebut. 
Referensi:
  • Latif, S. M. 1960. Bunga Anggrek : Permata Belantara Indonesia. Sumur, Bandung : 444 hlm. 
  • Mogea, J. P., D. Gandawidjaja, H. Wiriadinata, R. E. Nasution & Irawati. 2001. Tumbuhan Langka Indonesia. LIPI, Bogor : xiv + 86 hlm.

Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation