Arsip

Kategori

Ciri-ciri dan Klasifikasi Kembang Bokor (Hydrangea macrophylla)

Genus Hydrangea mencakup 25 spesies tanaman hias berbunga, dari jumlah tersebut Hydrangea macrophylla merupakan spesies yang paling banyak ditanam, dengan lebih dari 600 kultivar. Beberapa daerah di Indonesia juga banyak yang membudidayakan spesies ini, khususnya di daerah dataran tinggi. Tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman hias pada taman dan bunganya dapat dijadikan rangkaian bunga papan maupun dekorasi ruangan. Kedudukan taksonomi Hydrangea macrophylla menurut USDA (2008) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Plantae
_Sub Kingdom : Tracheobionta
__Super Divisi : Spermatophyta
___Divisi : Magnoliophyta
____Kelas : Magnoliopsida
_____Sub Kelas : Rosidae
______Ordo : Rosales
_______Famili : Hydrangeaceae
________Genus : Hydrangea
_________Spesies : Hydrangea macrophylla (Thunb.) Ser.
Deskripsi Kembang Bokor: Tanaman ini memiliki tinggi 2-6 kaki, memiliki daun yang cukup lebar dan bergerigi di bagian tepi. Permukaan daun mengkilap berwarna hijau sampai hijau tua dan bertekstur kasar. Hydrangea macrophylla memiliki bentuk bunga globular dengan dua tipe bunga yaitu bunga steril dan bunga fertil. Bunga fertil terletak di bagian tengah bunga dan tersembunyi didalam kluster, sedangkan kluster bunga steril terletak di bagian tepi dari bunga fertil. Bunga dapat berwarna biru atau merah muda tergantung pada media tanamnya.
Tanaman Hydrangea macrophylla biasa dikenal juga dengan sebutan tanaman hortensia, panca warna maupun kembang bokor. Sebutan bunga panca warna sendiri memiliki makna panca yang berarti lima, jadi dapat diartikan bunga panca warna memiliki lima macam warna. warna putih kehijaun saat bunga baru muncul, kemudian semakin berkembang menjadi putih dan selanjutnya akan berubah warna menjadi biru, ungu, atau pink. Hal yang unik dari bunga panca warna adalah terjadinya perubahan warna pada bunga disebabkan oleh kondisi media. Jika kondisi media asam atau pH berada pada rentang yang rendah, bunga akan berwarna pink, sebaliknya jika kondisi media asam atau pH tinggi maka bunga akan berwarna biru.
Kondisi lingkungan yang baik untuk pertumbuhan Hydrangea macrophylla yaitu pada ketinggian 560-1.400 m dibawah permukaan laut (mdpl) dengan intensitas cahaya matahari penuh dan temperatur 16-24°C serta kelembaban udara berkisar antara 60-80%. Perbanyakan generatif Hydrangea macrophylla dengan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dengan stek batang yang lunak. Pada umumnya budidaya Hydrangea macrophylla menggunakan stek batang, karena pembentukan biji pada tanaman ini cenderung sulit, sebab bunga biasanya terlanjur kering sebelum biji terbentuk. Tanaman ini menghendaki persediaan air yang cukup tinggi tetapi tidak tergenang, karena jika terlalu banyak air akan membuat tanaman busuk. Frekuensi penyiraman tergantung musim dan pada saat pembungaan membutuhkan air yang lebih banyak.
Penulis: Lili Andriyani

Referensi:

  1. Djoni. 2014. Pengembangan Tanaman Hias. Sumatera Barat: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatera Barat.
  2. Smith K, Jerry AC, Kenneth T. 2013. Hydrangeas. Alabama A & M University and Auburn University: Alabama Cooperative extension System.
  3. Tang J, Harper SJ, Wei T, Clover GRG. 2010. Characterization of hydrangea chlorotic mottle virus a new member of the genus Carlavirus. Arch Virol 155:7-12.
Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation