Clarias sp. atau lebih dikenal dengan ikan lele adalah salah satu jenis ikan yang umum dijumpai di pasar Indonesia. Ikan lele memiliki morfologi khas dengan kepala yang pipih, tubuh bulat memanjang, kulitnya licin, berlendir dan tidak bersisik. Ikan lele memiliki mulut yang lebar dan 4 pasang kumis di sekitar mulutnya. Kumis ini berfungsi sebagai sebagai sensor pergerakan dan untuk mencari makanan.
Ikan lele memiliki 2 macam sirip, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan. Sirip tunggal ikan lele terdiri dari sirip dorsal atau sirip punggung dengan jumlah jari-jari D.68-79, sirip caudal atau ekor, dan sirip anal atau sirip dubur degan jumlah jari-jari A.50-60. Sirip dorsal ikan lele memanjang dari dekat leher hingga hampir menyatu dengan sirip ekor.
Sirip caudal ikan lele membulat hampir setengah lingkaran, sirip ekor dengan bentuk ini membuat ikan lele untuk bergerak tidak terlalu cepat jika dibandingkan dengan ikan yang memiliki ekor dengan bentuk lain namun tetap dapat mengatur arah pergerakan. Pergerakan ikan lele yang lebih lambat ini disebabkan oleh tidak adanya perbandingan antara sirip ekor bagian atas dengan sirip ekor bagian bawah.
Sirip berpasangan pada ikan lele ditemukan pada bagian perut dan dada. Sirip di bagian perut disebut sebagi sirip ventral dan sirip di bagian dada disebut sebagai sirip pektoral dengan jumlah jari-jari masing-masing V.5-6 dan P.I9-10. Kedua jenis sirp berpasangan ini berfungsi sebagai alat keseimbangan bagi ikan lele. Ikan lele juga memiliki patil pada sirip pektoralnya yang berfungsi sebagai alat perlindungan diri. Patil juga berfungsi sebagai alat untuk begerak di daerah yang kekurangan air untuk beberapa saat.
Ikan lele diklasifikasikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) dari kelas Pisces, ordo Ostariophysi, famili Clariidae. Ikan lele memiliki nama lokal yang beragam, seperti keli/keling (Sulawesi), pintat (Kalimantan), dan kalang (Sumatra). Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan nokturnal yang mulai beraktivitas dimalam hari. Ikan lele termasuk jenis ikan karnivor. Ikan lele dapat memakan hama-hama di persawahan dan juga jentik-jentik nyamuk yang ada di genangan air. Ikan lele termasuk pemangsa yang rakus dan dapat memangsa dengan waktu cepat sehingga sangat efektif untuk memberantas hama dan jentik nyamuk. Ikan lele memangsa dengan menggunakan gigi yang yang ada di rongga mulutnya, gigi- gigi ini berbentuk viliform dan melekat di rahangnya. Ikan lele tersebar hampir di seluruh belahan dunia kecuali Alaska dan Antartika. Ikan lele termasuk ke dalam 5 besar kelompok ikan yang populer di Amerika.
Ikan lele memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Daging ikan lele segar dengan bobot 100 gram memiliki 240 kalori dengan 56% berupa lemak (14,53 gram), 15% berupa karbohidrat (8,54 gram), dan 30% protein (17,57 gram) yang telah mencapai 12% AKG dari 2000 kalori. Ikan lele juga mengandung 398 mg sodium, 168 mg fosfor, dan 326 mg kalium. Ikan lele juga mengandung omega 3, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin B12. Ikan lele bermanfaat untuk menjaga kesehatan saraf dan kardiovaskuler serta mempercepat proses penyembuhan luka.
Ikan lele memerlukan pengolahan yang sangat baik agar kandungan bahan berbahaya dalam ikan lele dapat dihilangkan. Bahan berbahaya yang mungkin terkandung di dalam ikan lele adalah bakteri, seperti Salmonella, Escherichia coli, dan Shigella. Oleh karena itu, ikan lele perlu dicuci dengan benar-benar bersih dan dimasak hingga benar-benar matang sehingga bakteri berbahaya tersebut dapat benar-benar hilang dan mati.
Penulis: Ade Aliyya Puspita Sari
informasi yang bermanfaat, berikut artikel mengenai kandungan gizi ikan lele http://news.unair.ac.id/…/ahli-gizi-fkm-unair-ini…/