Neurotoksin yang berasal dari ular dapat memblokir postsynaptic pada neuromuscular junction (NMJ) acetylcholine receptors (nAchRs) dari vertebrata seperti manusia. Neurotoksin memiliki dua kategori yang berlangsung secara singkat dan lama. Neurotoksin yang berlangsung secara singkat memiliki kandungan 60 – 62 asam amino, sedangkan yang neurotoksin yang berlangsung secara lama memiliki kandungan 66 – 74 asam amino. Neurotoksin yang berlangsung secara singkat dan lama ternyata dimiliki jenis ular family elapidae seperti kobra (Naja sp. dan Bungarus sp.). Kedua neurotoksin ini, termasuk ke dalam b-bungarotoxin dan a-cobratoxin. B-bungarotoxin adalah senyawa yang dapat berinteraksi dengan nAChRs, merupakan kelompok dari ion channel yang aktivitasnya dapat dipicu oleh neurotransmitter binding. Bungarotoxin sangat spesifik terhadap a7-nAChR. a7-nAChR memungkinkan kalsium masuknya ion ke dalam sel. Bila b-bungaratoxin ini memblokir a7-nAChR dapat menghasilkan efek merusak, karena sinyal AcH akan terhambat. Oleh sebab itu, bungaratoxin menjadi sangat berbahaya karena dapat mengganggu kerja syaraf pada organ-organ tubuh organisme yang terkena neurotoksin tersebut .
Referensi:
- Cox, M. J., P. P. van Dijk, J. Nabhitabhata & K. Thirakhupt. 1998. A photographic guide to snakes and other reptiles of peninsular malaysia, singapore, and thailand.
- Davidson College. 2011. Neurotoxins in nature.
- Hue, B., S. Buckingham, D. Buckingham & D. B. Steele. 2007. Actions of snake neurotoxins on an insect nicotinic cholinergic synapse.
- Sioux. 2010. Makalah pengantar identifikasi dan penanganan ular Indonesia.
- University of Bristol. 2002. Deadly by nature.
- Warrell, D. A. 2005. Guidelines for the clinical management of snake bite in the South-East Asia region.
Leave a Reply