Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) adalah flora endemik Pulau Sumatra yang terkenal dengan bau bangkai yang busuk. Penggunaan istilah ‘bunga bangkai’ sering keliru dengan bunga Rafflesia. Amorphophallus titanum telah menjadi tumbuhan primadona dan karismatik dunia. Spesies ini aslinya tumbuh di hutan-hutan Pulau Sumatera (endemik) serta ditemukan di semua provinsi di Sumatera. Keberadaan A. titanum saat ini telah tersebar dan menjadi koleksi penting di kebun raya-kebun raya di dunia.
Pada saat bunga ini mekar, tumbuhan ini menjadi daya tarik dan ditunggu oleh masyarakat. Padahal, keberadaan A. titanum di habitat aslinya saat ini sudah mulai terancam. Maraknya pembalakan liar, perburuan liar, kebakaran hutan dan alih fungsi lahan menyebabkan populasi bunga ini semakin mengkhawatirkan.
Masyarakat awam menyebut bunga bangka (A. titanum) adalah seludang bunganya, padahal bunga yang sebenarnya terletak di permukaan tongkol bagian bawah yang tersusun atas bunga jantan dan bunga betina. Bunga bangkai memiliki ukuran sangat besar dan tinggi, pada bagian yang menjulang dinamakan tongkol (spadix) dengan seludang bunga berukuran besar yang mengelilingi tongkol tersebut.
Bunga bangkai termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae) yang dikelompokkan sebagai jenis tumbuhan langka Indonesia. A. titanum disebut bunga bangkai dikarenakan pada saat bunga mekar dapat mengeluarkan bau busuk yang dapat tercium hingga radius 100 m.
Bau tersebut berasal dari senyawa yang keluar melalui permukaan tongkol. Bau busuk yang dikeluarkan tersebut dapat menarik berbagai jenis-jenis serangga dengan tujuan untuk membantu penyerbukan.
Lantas, senyawa apa saja yang dihasilkan oleh bunga bangkai tersebut sehingga baunya tercium busuk? Berikut adalah senyawa yang menghasilkan bau busuk pada Amorphophallus titanum:
- Dimetil trisulfida, senyawa yang memiliki bau seperti hewan yang membusuk,
- Dimetil disulfida, senyawanya seperti bau bawang putih,
- Methylthiol acetate, bau senyawa tersebut seperti campuran bawang putih dan keju yang tidak enak,
- Isovaleric acid, senyawa yang memiliki bau seperti bau kaki berkeringat.
- Trimethylamine, senyawa tersebut memiliki bau seperti ikan busuk yang dihasilkan pada saat struktur bunga akan rontok.
Nah, campuran dari senyawa-senyawa tersebutlah yang menyebabkan bau busuk pada bunga bangkai.
mikroplastik menjadi penghalang pertumbuhan dan perkembangan penyu hijau Cites1 karena menjadi herpes. Bagi penyu hijau ini sangat mematikan. metodologi terbaik mangurangi mikroplastik menngunakan pirolisis memusnahkan plastik sampah sebelum ke alam, lingkungan, terutama laut. pirolisis adalah pemusnahan plasti tanpa oksigen. tepat untuk penyelamatan biodiversity lingkungan. DR. Rini Puspitaningrum, M.Biomed