Mekanisme rekasi pada classical pathway yakni, C1 teraktivasi saat berikatan dengan kompleks antigen-antibodi. C1 yang telah teraktivasi akan merangsang pembelahan C2, menjadi C2a dan C2b, serta pembelahan C4, menjadi C4a dan C4b. C2b dan C4b bergabung dan membentuk senyawa protease yang dikenal sebagai C3-convertase. C3-convertase ini kemudian berperan dalam pembelahan C3 menjadi C3a dan C3b. C3a berperan dalam reaksi inflamasi karena mampu merangsang pelepasan histamine dari sel mast. C3b dapat menjadi C3-convertase dengan bantuan Factor D dan Factor B ataupun C3b berikatan dengan dinding sel bakteri, dimana sel fagosit memiliki kemampuan pengenalan terhadap situs C3b, hal ini disebut opsonization.
Anaphylatoxin merupakan senyawa yang dilepaskan oleh C3a dan C5a. Senyawa ini dapat memberikan stimulasi pada sel mast untuk melepaskan histamine, histamine berperan dalam meningkatkan permeabilitas pembuluh dan kontraksi otot polos.
Immune adherence adalah proses pengikatan kompleks antibodi-antigen, kompleks antibodi-bakteri, atau partikel lain yang membawa C3b dan C4b, dengan sel ekspresi reseptor komplemen satu (Complement Reseptor 1 [CR1] expressing cells).
15. Ceritakan tentang kemampuan biologis pada C3a dan C5a!
Kemotaksis (Chemotaxis) adalah sebuah proses dimana suatu senyawa kimia menyebabkan perubahan arah dan orientasi dari pergerakan suatu sel. Kemotaksis dinyatakan positif jika pergerakan sel menuju arah asal zat kimia, dan sebaliknya.
17. Apa saja komponen pada komplemen dalam reaksi alternative pathway?
Komponen komplemen terutama dalam reaksi “alternative pathway” adalah C3. Hal ini karena C3 dengan bantuan C3-convertase menjadi C3a yang berperan dalam inflamasi dan C3b yang berperan dalam opsonization dan pembentukan C5-convertase. Selain C3 komponen penting komplemen lainnya berupa Faktor D, Faktor B, C5, properdin, C6-C9.
18. Jelaskan yang dimaksud dengan jalur alternatif!
- Antibodi tidak perlu berperan sebagai mekanisme pemicu.
- Faktor inisiasi berupa properdin.
- Properdin mengaktivasi faktor D.
- Faktor D mengaktivasi C3 melalui proses pembelahan produk faktor B, sebanding dengan C2.
- C3 merupakan protein utama yang berperan, sama halnya dengan jalur biasa.
- C3 berfungsi sebagai donor B pada sistem properdin dan meningkatkan proses aktivasi, sementara C3b menghambat aktivasi.
- Sitolisis. Komplemen sistem yang lengkap akan mengakibatkan kerusakan membrane sel bakteri. Pada bakteri gram negative, kerusakan membrane dapat mengakibatkan bacteriolysis dengan bantuan dari enzim lysozyme .
- Adherensi C3b. C3b memiliki peranan dalam membantu proses fagositosis dari mikroorganisme setelah proses aktivasi kompelemen melalui jalur alternative. C3b mengakibatkan makrofag dapat mengenali antigen. Setelah proses fagositosis, C3b akan mengaktifkan pengeluaran enzim lisozyme.
- Immunoconglutinin. Proses ini dilakukan dengan melakukan aglutinasi dari sejumlah kompleks kecil yang tertempel oleh C3, sehingga dapat dikenali oleh fagosit.
- Inflamasi. Aktivasi sistem kompelemen akan mengakibatkan beberapa bentuk respons, misalnya adalah timbulnya inflamasi.
21. Jelaskan pengertian the cascade method of complement action?
- Antibodi menempel dengan determinan dari antigen pada membran sel.
- Komponen kompelemen C1 menempel pada antibodi. C1 mengenali antibodi dan mengaktifkan sistem.
- Komponen C1 berikatan dengan C2 dan C4. Kompleks ini berikatan dengan permukaan sel dan melepaskan C-kinin. Proses ini diikuti dengan pembengkakan jaringan.
- Kompleks C4 dan C2 memproduksi tryptic convertase yang mengaktivasi C3. C3 terbagi menjadi C3a dan C3b. C3b bergabung dengan C4b dan C2a untuk mengaktifkan permukaan sel.
- C3 bergabung dengan sel mast dan menghasilkan histamine.
- C3 yang menempel pada permukaan sel mengaktifkan C5, C6, dan C7 kemundian membentuk kompleks dan akan berfungsi untuk menarik sel darah merah sebanyak mungkin.
- C8 dan C9 menyerang makromolekul dan mempercepat kerusakan sel melalui lisis.
22. Jelaskan hubungan reaksi antigen-antibodi dengan sistem komplemen?
Leave a Reply