Arsip

Kategori

Teori Pembentukan Antibodi




1. Akhir-akhir ini banyak teori tentang pembentukan antibodi. Pada prinsipnya setiap teori antibodi harus dapat menerangkan berbagai fakta yang sudah diketahui. Sebutkan fakta-fakta tersebut!
  • Antibodi bersifat spesifik pada antigen, termasuk pembuatannya.
  • Hewan dapat merespon pemasukan antigen dalam jumlah besar secara stimultan.
  • Satu sel umumnya membentuk antibodi yang homogeny dan bersifat spesifik.
  • Pembentukan antibodi terdiri atas dua fase, yaitu fase induksi dan fase produksi.
  • Informasi spesifik dari respons anamnestik terdapat pada sel limfoid.
  • Toleransi terhadap “antigen diri sendiri” terdapat selama hidup.
  • Toleransi terhadap antigen dari luar dapat diinduksi secara artificial.
  • Kemampuan hewan untuk membuat suatu antibodi atas antigen tertentu ditentukan secara genetis.
  • Pemasukan dari antigen tertentu dapat secara kompetitif menghalangi respons antibodi terhadap antigen lain.
  • Peningkatan kekuatan ikatan pada antibodi kelas tertentu diikuti perpanjangan stimulasi oleh antigen.
  • Tempat reaksi antibodi ditentukan oleh urutan asam amino yang memiliki porsi yang beragam pada rantai berat dan ringan.
  • Antigen belum terdeteksi pada sel pembentuk antibodi.
  • Autoantibodi mungkin terbentuk terhadap antigen yang tidak terakses.
  • Jumlah sel yang terstimulti oleh sebuah antigen berukuran kecil.

2. Ada tiga kategori umum tentang pembentukan antibodi. Sebutkan dan jelaskan satu persatu dari teori itu!
  • Teori instruksi. Teori ini pertama kali diformulasikan untuk menyesuaikan bahwa fakta terdapat begitu banyak antigen yang dapat direspon oleh tubuh hewan, jumlahnya bahkan bisa mencapai ribuan. Diperkirakan bahwa sel yang memproduksi antibodi tidak memiliki informasi genetis sebanyak itu untuk mengenali seluruh antigen secara spesifik. Teori ini menjelaskan bahwa sel dimungkinkan memproduksi antibodi yang sesuai dengan antigen karena antigen masuk dan memberikan istruksi ke dalam sel untuk memproduksi antibodi. Berdasarkan teori ini dikatakan bahwa determinan dari antigen berperan sebagai template untuk membuat konfigurasi paratope yang sesuai. Berdasarkan pengamatan sekarang ini diketahui bahwa antibodi yang memiliki spesifisitas yang berbeda memiliki perbedaan urutan dan komposisi asam amino pada rantai peptida nya. Diketahui juga bahwa molekul antibodi tetap bisa terbentuk menjadi spesifik melalui proses pelipatan protein bahkan tanpa adanya keberadaan antigen, artinya spesifisitas dari antibodi tidak dipengaruhi oleh adanya molekul antigen atau tidak.
  • Teori Seleksi. Teori seleksi dinyatakan oleh Elrich dan menyatakan bahwa setiap sel pada tubuh memiliki konfigurasi permukaan yang dinamakan sebagai rantai sampingan. Rantai sampingan itu bisa bereaksi secara selektif dengan berbagai materi. Pada kasus proses pembentukan antibodi diketahui bahwa sel distimulasi oleh antigen untuk membentuk rantai sampingan dalam jumlah besar berupa antibodi.
  • Teori Germ-line. Berdasarkan teori germ-line dikatakan bahwa gen structural yang mengatur proses pembentukan antibodi ditransmisikan dari sel bakteri ke sel somatic, termasuk di dalamnya adalah sel lymphoid, dan turunannya. Sehingga menurut teori ini setiap sel yang telah terinduksi diasumsikan mengandung informasi genetis dari bakteri untuk memproduksi antibodi yang sesuai dengan bakteri.

3. Apakah Burnet’s modified clonal selection theory itu? Atas dasar apakah teori ini dibuat?
Teori pembentukan antibodi menurut Burnet’s modified clonal selection theory menyatakan bahwa stem sel menghasilkan “inducible cell” yang bersifat sangat mudah bermutasi dalam jumlah yang banyak. Setiap selnya memiliki kemampuan untuk memberi respons terhadap antigen determinan yang diberikan. “Inducible cell” yang telah merespons antigen determinan akan berproliferasi menjadi sangat banyak dan berdiferensiasi. Produk dari diferensiasi adalah berupa antigen yang disekresikan. Dasar dari teori modified clonal selection theory antara lain:
  • Inducible cell dalam jumlah yang banyak dan dalam berbagai jenis yang berbeda-beda terdapat dalam hewan dewasa, setiap selnya membawa molekul yang menyerupai antibodi dan mampu bereaksi secara spesifik dengan antigen determinan.
  • Hasil reaksi induksi menunjukkan pembentukan antibodi
  • Setiap inducible cell dapat bereaksi dengan beberapa jenis dari antigen determinan yang berkaitan. Apabila ikatan antara antigen dan antibodi tidak terlalu cocok maka akan tetap berikatan namun dengan kekuatan yang lemah, dan reaksi yang terjadi juga lemah.
  • Tingkat toleransi yang terdapat pada embrio lebih tinggi dibandingkan pada usia dewasa.
Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation