Arsip

Kategori

Biologi Molekular Patogenitas Virus H1N1

Flu babi (swine flu) yang desebabkan oleh virus H1N1 memiliki sifat patogenitas yang sama dengan flu burung (avian influenza). Sifat patogenitas yang disebabkan oleh virus H1N1 maupun H5N1 sangat kompleks yang meliputi inflamasi (peradangan) akibat sitokin, apoptosis (kematian sel), serta kerusakan oksidatif akibat peningkatan ROS (Reactive Oxygen Stress). Proses patogenitas tersebut secara biomolekuler melewati jalur-jalur transduksi sinyal yang berada di dalam sel inang. Jalur tranduksi sinyal yang berpengaruh dalam patogenitas virus H1N1 berupa NF-kB (Nuclear Factor Kappa B) dan MAPK (Mitogen Activated Protein Kinase).

NF-kB merupakan slah satu jenis faktor transkripsi yang terdapat dalam bentuk homodimer maupun heterodimer (Pande & Ramos, 2003). Faktor transkripsi tersebut terletak di sitoplasma sel dalam bentuk ikatan dengan protein spesifik IkB (Inhibitory Kappa B) dalam bentuk tidak aktif. Faktor transkripsi ini memiliki peranan dalam transformasi sel, pertumbuhan tumor, apoptosis, diferensiasi sel imun, dan serta mengatur transkripsi gen virus. NF-kB ini dapat diaktifkan oleh beberapa faktor, yaitu TNF-α (Tumor Necrois Factor α), IL-1 (Interleukin 1), lipopolisakarida, Nitric Oxyde, dan ROS. Faktor-faktor tersebut akan mengaktivasi reseptor yang sensitif terhadap stres, selanjutnya akan mengaktivasi jalur transduksi sinyal NF-kB melalui berbagai protein kinase.

Gambar 1. Berdasarkan gambar diatas, mekanisme aktivasi NF-kB (Protein Rel dan p50) dimulai saat adanya faktor pengaktivan yang menempel di reseptor. Setelah adanya sinyal di reseptor, protein IKK (Inhibitory Kappa Beta Kinase) akan memfosforilasi protein IkBα. Selanjutnya IkBα akan mengalami ubiquitasi dan degradasi oleh proteasome. Sementara NF-kB (Protein Rel dan p50) akan menuju inti sel (nukleus) dan berikatan dengan coactivator dan RNA polimerase dan selanjutnya akan menempel DNA untuk transkripsi gen (Brasier, 2006; Gilmore, 2006; Perkins, 2007).

Hasil transkripsi gen tersebut berupa produksi mediator inflamasi yang berupa arakrin-autokrin yang mengaktivasi sel inflamasi dan terjadi Cytokin Storm (Badai Sitokin). Cytokin Storm ini menyebabkan peradangan yang sangat parah pada paru-paru penderita (baca artikel disini). Selain itu, sitokin juga menyebabkan peningkatan ROS yang diikuti dengan apoptosis atau kematian sel.

Artkel terkait:
Mekanisme Infeksi Virus H1N1
Pandemi Flu Babi Akibat Virus H1N1

Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation