Pertumbuhan mikroba dapat diketahui dengan adanya pertambahan ukuran, pertambahan jumlah, dan perubahan total kandungan materi selular dari mikroba di dalam suatu populasi (Hogg 2005). Mengingat hal tersebut, terjadinya pertumbuhan mikroba dapat diketahui dengan melakukan perhitungan terhadap jumlahnya atau kandungan biomassanya. Enumerasi mikroba adalah teknik yang digunakan untuk mengestimasi jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan atau sampel. Pengertian enumerasi mikorba tersebut menyatakan bahwa jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan sangat bervariasi dan sulit diketahui dengan pasti, sehingga diperlukan cara perhitungan tertentu untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan. Teknik enumerasi mikroba ada dua yakni metode enumerasi mikroba secara langsung dan cara tidak langsung (Gandjar dkk. 1992).
Gambar 1. Bagian hemositometer. |
Cara kerja menggunakan hemositometer untuk enumerasi bakteri adalah:
- Menentukan plot ( 5 kotak yang bergaris tebal dan terdiri dari atas kotak kecil-kecil).
- Menghitung jumlah bakteri yang ada dalam masing-masing kotak yang besar (bakteri yang tepat pada garis tepi dihitung satu kali).
- Menjumlah bakteri dari seluruh kotak yang besar kemudian dirata-rata.
- Menghitung konsentrasi bakteri/ml dengan cara memasukkan ke rumus volume
Sementara itu, perhitungan menggunakan metode preparat olesan dilakukan dengan membuat preparat oles dari volume tertentu dan disebar di gelas objek dengan luas tertentu pula. Setelah itu, dengan mengetahui luas bidang mikroskop dan jumlah mikroorganisme yang ada dalam bidang, maka jumlah mikroorganisme per ml sampel dapat diketahui (Gandjar dkk. 1992). Kelebihan enumerasi mikroorganisme secara langsung adalah dapat menghitung jumlah mikroorganisme lebih cepat dan dapat mengetahui informasi tambahan tentang mikroba yang sedang dihitung (Madigan dkk. 2011). Kekurangan dari perhitungan mikroorganisme secara langsung ialah sel bakteri yang mati dianggap seperti sel yang hidup, sel bakteri yang motil sulit dihitung dengan pasti, dan sel yang sedang dihitung perlu mencapai jumlah konsentrasi yang memadai untuk dihitung, sekitar 10 juta bakteri per ml (Tortora dkk. 2010).
Untuk menghitung sampel mikroba maka langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan pengenceran sampel. Masing-masing seri pengenceran diinokulasikan ke dalam cawan petri secara spread plate. Selain itu, sampel diinokulasi secara duplo yang bertujuan untuk membandingkan hasil inokulasi pada kedua cawan petri (Jutono dkk. 1980). Berikut gambar cara enumerasi total mikroba dengan metode TPC:
Cara enumerasi mikroorganisme dengan total plate count
- Sediakan tabung reaksi sesuai dengan jumlah pengenceran, misal 5 tabung. Masing-masing tabung diisi dengan medium atau aquades sebanyak 9 ml.
- Membuat pengenceran sampel yang akan diperiksa mulai dari 10-1 hingga 10-5. Caranya yakni memasukkan 1 ml sampel atau inokulum awal ke dalam tabung reaksi pertama kemudian kocok, maka konsentrasi tabung reaksi pertama adalah 10-1. Selanjutnya ambil 1 ml larutan dari tabung reaksi pertama ke dalam tabung reaksi kedua dan kocok hingga homogen, maka tabung kedua konsentrasi menjadi 10-2. Lakukan proses tersebut hingga tabung ke-5
- Sediakan 5 cawan petri yang berisi medium bakteri. Beri tanda sesuai dengan urutan pengenceran tabung reaksi.
- Ambil masing-masing pengenceran dari kelima tabung sesuai dengan jenis pengenceranya ke dalam cawan petri.
- Inkubasikan biakan bakteri tersebut selama 24-48 jam di dalam inkubator.
- Hitung jumlah koloni yang tumbuh pada setiap pengenceran. Jumlah bakteri yang ada dalam 1 ml sampel adalah berbanding terbalik dengan pengenceran. Sebagai contoh hasil dari pengenceran 10-5 terdapat 10 koloni, maka jumlah bakteri adalah 10 x 10-5 sel bakteri per 1 ml sampel.
Pengamatan koloni dilakukan selama tahap 24 jam dan 48 jam. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan sudah mulai terlihat secara signifikan pada waktu 48 jam, kemungkinan pada waktu tersebut merupakan fase log dari pertumbuhan mikroba. Fase log merupakan fase mikroba mengalami pembelahan sel. Ketika pengamatan pada tahap 24 jam dilakukan, kemungkinan mikroba masih berada pada fase lag, yaitu fase mikroba tidak mengalami pembelahan sel dan peningkatan aktivitas metabolisme (Tortora dkk. 2010).
Daftar Pustaka
- Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-dasar mikrobiologi.
- Gandjar, I., I.R. Koentjoro., W. Mangunwardoyo. & L. Soebagya. 1992. Pedoman praktikum mikrobiologi dasar.
- Hariyadi, R.D. 2000. Dasar-dasar mikrobiologi pangan. Pusat Kajian Makanan Tradisional Lembaga Penelitian IPB
- Harley & Prescott. 2002. Laboratory exercises in microbiology, 5th ed.
- Hogg, S. 2005. Essential microbiology.
- Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, Suhadi & Susanto. 1980. Pedoman praktikum mikrobiologi umum.
- Madigan, M. T., J. M. Martinko, D. A. Stahl, D. P. Clark. 2011. Brock biology of microorganisms, 13th ed.
- McKane, L. & J. Kandel. 1996. Microbiology: Essential and application.
- Pelczar, M.J. & E.C.S Chan. 1986. Dasar-dasar mikrobiologi.
- Sutedjo, M.M., A.G. Kartasapoetra & R.S. Sastroadmojo. 1991. Mikrobiologi tanah.
- Talaro, K. P. & A. Talaro. 2002. Foundations in microbiology, 4th ed.
- Tortora, G. J., B. R. Funke & C. L. Case. 2010. Microbiology: An introduction, 10th ed.
- Volk, W.A. & M.F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi dasar. Ed ke-5.
Leave a Reply