Arsip

Kategori

Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup TERBARU

Sejak taksonomi diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus pada pada pertengahan abad ke-18 yakni sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan binomial nomenklatur, selanjutnya sistem klasifikasi mahluk hidup berdasarkan ahli taksonomi mengalami perubahan yang dinamis dari waktu ke waktu. Awalnya, taksonomi menurut Linnaeus dibagi menjadi dua kingdom, yakni hewan (animalia) dan tumbuhan (vegetabilia) sekarang sistem terbaru yang dirilis menjadi 7 kingdom. Dalam artikel ini akan dijelaskan sistem klasifikasi terbaru berdasarkan jurnal ilmiah terbaru.

Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup adalah cabang ilmu biologi yang disebut taksonomi, yakni upaya pengelompokkan makhluk hidup menjadi suatu kelompok atau taksa tertentu berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-cirinya. Pengertian tersebut sebenarnya masih banyak namun intinya adalah penamaan dan pengelompokan. Beberapa pengertian klasifikasi yang lain yakni:

  1. Teori dan praktek pengelompokan individu menjadi spesies, mengatur spesies dalam kelompok yang lebih besar, dan memberikan kelompok-kelompok nama, sehingga menghasilkan klasifikasi.
  2. Sebuah bidang ilmu (dan komponen utama dari sistematika) yang mencakup deskripsi, identifikasi, nomenklatur, dan klasifikasi.
  3. Ilmu klasifikasi, yakni dalam biologi dalah penataan organisme ke dalam klasifikasi.
  4. Ilmu klasifikasi yang diterapkan untuk organisme hidup, termasuk studi tentang cara pembentukan spesies.
  5. Analisis karakteristik suatu organisme untuk tujuan klasifikasi.

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

Saat ini, menurut data dari Catalouge of Life menyebutkan bahwa jumlah spesies total yang sudah diidentifikasi sebanyak lebih dari 1,6 juta spesies dan belum termasuk infraspesies. Oleh karena itu, tujuannya klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah dan menyederhanakan pengelompokan keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang melimpah.


Sistem Klasifikasi

Sistem klasifikasi mengalami dinamika perubahan sesuai dengan data karakter yang digunakan oleh para ahli taksonomi. Data karakter yang digunakan untuk klasifikasi seperti morfologi, molekular (gen), metagenom, dan metabolom. Berdasarkan urutannya, sistem klasifikasi sudah ada 10 generasi yang disajikan dalam Tabel di bawah ini (silahkan diklik untuk memperbesar). Adapun penjelasan masing-masing akan diuraikan dibawahnya beserta contoh klasifikasi makhluk hidup.


Baca juga: Sistematika dan Filogenetika Molekuler

1. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom (1735)

Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus ini menyebutkan bahwa pada saat itu pengelompkan organisme dibagi menjadi dua regnum (kerajaan) yakni Regnum Vegetabile (tumbuhan) dan Regnum Animalia (hewan). Sistem klasifikasi ini sebenarnya sudah kuno, yakni sebelum era Linnaeus. Namun, Linnaeus merumuskan sistem dasar nomenklatur dalam penamaan organisme sehingga beliau dijuluki sebagai Bapak Taksonomi. Dasar dari klasifikasi ini adalah morfologi luar.

2. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom (1866)

Setelah ditemukannya mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhoek, dunia mikroskopis mulai terbuka. Awalnya organisme mikroskopik keberadaannya masih belum diketahui apakah masuk hewan atau tumbuhan. Setelah ditemukan Euglena, pada akhirnya sistem klasifiksi 3 kingdom diajukan oleh Ernst Haeckel dengan menambah Kingdom Protista dengan dasar klasifikasinya yakni apakah organisme tersebut memiliki sel tunggal (protista) atau memiliki sel banyak (hewan dan tumbuhan).

3. Sistem Klasifikasi 2 Empire (1925)

Dalam sistem ini, Édouard Chatton membagi kedalam dua empire (superkingdom) yang lebih tinggi berdasarkan sistem organisasi sel. Chatton menggunakan istilah prokariota untuk organisme yang tidak memiliki inti sel dan eukariota untuk organisme yang memiliki inti sel. Hasil dari gagasan tersebut muncullah Empire Prokariota dan Empire Eukarya Sistem klasifikasinya bersifat dikotomis yang berdasarkan struktur internal organisasi sel. 

4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom (1938)

Semenjak penemuan mikroskop elektron, pengamatan terhadap sel semakin jelas. Ilmuwan bisa membedakan organisme sel tunggal yang tidak mempunyai inti sel (prokariotik) dan organisme sel tungga yang mempunyai inti sel (eukariotik). Tahun 1938, Herbert F. Copeland mengajukan sistem klasikasi empat kingdom dengan memindah dua prokariota, yakni bakteri dan alga hijau-biru ke dalam Kingdom Monera

5. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom (1969)

Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Robert R. Whittaker ada 5 kingdom didasarkan atas cara organisme memperoleh nutrisinya. Dari sinilah Robert Harding Whittaker memisahkan fungi menjadi kingdom tersendiri menjadi Kingdom Fungi karena kemampuannya yang bersifat heterotrof. Kelemahan sistem ini tidak sepenuhnya mencerminkan hubungan kekerabatan antar kelompok. Dasar klasifikasi yang digunakan berdasarkan tipe nutrisi dan struktur internal organisasi sel.

6. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom (1977)

Pada pertengahan tahun 1970-an, penelitian di bidang biologi molekuler banyak dilakukan. Dari sini karakter genetik mulai diperhitungkan Carl Woese. Saat itu penelitian gen ribosomal RNA digunakan sebagai faktor penting dalam klasifikasi molekuler. Klasifikasi menurut Carl Woese kemudian membagi kingdom Monera menjadi dua kelompok, yakni Kingdom Eubacteria dan Kingdom Archaebacteria. Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak perbedaan genetik antara dua kelompok tersebut.


7. Sistem Klasifikasi 3 Domain (1990)

Setelah mengajukan 6 kingdom, Carl Woese kemudian menciptakan konsep baru, yakni sistem “tiga kingdom utama” dengan istilah domain. Pada sistem ini terbentuk 3 domain, yakni Domain Bacteria, Domain Archae, dan Domain Eukarya. Sistem tersebut merupakan sistem enam kingdom sebelumnya dari hasil pencampuran sistem lima kingdom dan sistem tiga domain dari Woese.

8. Sistem Klasifikasi 8 Kingdom (1993)

Sistem klasifikasi makhluk hidup 8 kingdom digagas oleh Thomas Cavalier-Smith. Hal yang melatar belakanginya adalah Eubacteria dan archaebacteria memiliki perbedaan yang begitu besar berdasarkan jarak genetik dari gen ribosomal, sehingga keduanya dipisahkan menjadi dua kingdom yang berbeda. 
Selanjutnya muncul Kingdom Chromista yang merupakan hasil pemisahan dari kingdom plantae. Pemisahan tersebut didasarkan atas letak kloroplasnya yang berada di lumen retikulum endoplasma, padahal letak kloroplas kingdom plantae terletak di sitosol. Disamping itu, chromista juga memiliki klorofil c yang tidak dimiliki oleh plantae. Selain itu, muncul juga gagasan Kingdom Archezoa yang didasarkan bahwa ada protista yang tidak memiliki mitokondria. 


9. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom (1998)

Tahun 1998, Cavalier-Smith mempublikasikan sistem klasifikasi enam kingdom. Dasar yang digunakan adalah kingdom bacteria dan kingdom archaea yang digagas oleh Woese tidak disepakati oleh Cavalier-Smith. Akhirnya Archaebacteria dimasukkan kedalam subkingdom dari kingdom bacteria. Sementara kingdom archezoa dilakukan klasifikasi ulang dan dimasukkan ke dalam kingdom protozoa lagi.

10. Sistem Klasifikasi 7 Kingdom (2015)

Pada tahun 2015, sebuah jurnal ilmiah taksonomi dengan judul “A Higher Level Classification of All Living Organisms” dengan author Michael A. Ruggiero, dkk (salah satunya juga Cavalier-Smith) melakukan revisi sistem klasifiksi yang melibatkan sekitar 3.000 ahli taksonomi dunia dan berdasarkan konsensus Taxonomic Outline of Bacteria and Archaea (TOBA)  dan the Catalogue of Life menyatakan bahwa archae dan bacteria dipisah menjadi kingdom yang berbeda. Dengan demikian, sampai artikel ini ditulis, sistem klasifikasi makhluk hidup ada 7 kingdom yang terdiri atas:
  1. Kingdom Bacteria
  2. Kingdom Archaea
  3. Kingdom Protozoa
  4. Kingdom Chromista
  5. Kingdom Fungi
  6. Kingdom Plantae
  7. Kingdom Animalia

Bila Sahabat GenBi menginginkan Jurnal sistem klasifikasi makhluk hidup yang terbaru dalam bentuk pdf, silahkan kirim pesan melalui Fanspage Generasi Biologi di:
https://www.facebook.com/generasibiologi/



Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation