Arsip

Kategori

Pengertian dan Perbedaan Simplas, Apoplas, dan Transpor Transmembran

Air merupakan komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, tak terkecuali tumbuhan. Senyawa yang terdiri dari 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen ini bukan hanya berperan penting dalam proses fotosintesis tetapi juga dalam keseluruhan proses tumbuh dan berkembang tumbuhan.
Apalagi tumbuhan merupakan makhluk yang sesil. Saat ada gangguan dari luar mereka tidak bisa berpindah tempat dengan mudah layaknya hewan (fly). Satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah mencoba beradaptasi dengan gangguan tersebut (fight). Sehingga kelestariannya akan sangat bergantung pada zat-zat yang berada di area tempat tinggalnya dan bagaimana ia mengelola dan mengalokasikan zat-zat tersebut ke bagian-bagian tubuhnya yang kompleks.
Tumbuhan sendiri hanya dapat menyerap air dari dalam tanah melalui akar. Akan tetapi air ini tentu dibutuhkan juga oleh organ-organ lain yang berada di atas tanah seperti batang dan daun. Maka dari itu tumbuhan perlu mentranspor air yang ia serap dari dalam tanah ke organ-organ lainnya di atas tanah. Transpor tersebut setidaknya dapat terwujud lewat 3 jalur transpor sebagai berikut.
simplas apoplas, simplas apoplas perbedaan, perbedaan pengangkutan simplas apoplas, simplas dan apoplas adalah, simplas dan apoplas pada akar, pengangkutan simplas apoplas, pengertian simplas apoplas, jalur simplas apoplas, mekanisme simplas apoplas, apa itu simplas apoplas

1. Simplas

Dalam transpor simplas, mula-mula air dari sel epidermis bulu akar akan dimasukkan kedalam sel. Masuknya air kedalam sel ini dapat melalui mekanisme transpor pasif alias difusi. Jika sudah berhasil masuk, maka air akan terus bergerak dari sel yang satu ke sel lainnya dengan memanfaatkan plasmodesmata.
Plasmodesmata adalah bagian sitoplasma yang bersambung antara satu sel tumbuhan dengan sel-sel tumbuhan di sebelahnya. Bagian ini terbentuk sewaktu terjadi peristiwa pembelahan sel. Lewat bagian inilah sel-sel tumbuhan saling terkoneksi satu sama lain dan tumbuhan memanfaatkannya untuk mentranspor air dan zat-zat lainnya.
Air yang masuk lewat jalur simplas nantinya akan bergerak terus hingga mencapai jaringan pembuluh. Urutannya dimulai dari sel bulu akar, sel korteks, endodermis, perisikel, dan berakhir di xilem. Jika sudah sampai di xilem, berarti tumbuhan siap mengangkut air tersebut ke bagian tumbuhan yang lebih tinggi (batang dan daun).

2. Apoplas

Berbeda dengan transport simplas, dalam apoplas air tidak akan langsung dimasukkan kedalam sel. Air justru bergerak dengan memanfaatkan ruang-ruang ekstraseluler yang terdapat dalam dinding sel. Ruang interseluler yang terbentuk dalam jaringan tumbuhan juga dapat dilewatkan oleh transport apoplas ini.
Sayangnya begitu mencapai endodermis laju aliran apoplas akan terhenti oleh pita kaspari. Akibatnya air terpaksa masuk ke dalam sel agar dapat mencapai endodermis melalui membran plasma. Jika sudha berhasil masuk ke endodermis, maka air akan mengikuti aliran simplas hingga mencapai jaringan pengangkut (xilem).

3. Jalur Transmembran

Secara umum transpor air dalam tumbuhan memang hanya akan melibatkan jalur apoplas dan simplas. Namun pada kenyataannya masih ada satu jalur lagi yang dapat digunakan, yakni jalur transmembran.
Seperti dikutip dari Taiz & Zeiger (2003), jalur transmembran dapat dikatakan sebagai perpaduan antara jalur simplas dan jalur apoplas. Lewat mekanisme ini, air akan masuk ke dalam sel di satu sisi, kemudian keluar dari sel tersebut di sisi lainnya. Kemudian air akan kembali masuk ke dalam sel berikutnya dan akan keluar lagi dari sel tersebut di sisi ujungnya, dan seterusnya. Dengan jalur transpor ini, tentu air dapat melewati pita kaspari tanpa perlu melalui plasmodesmata.
Itulah ketiga jalur transpor air yang dimiliki oleh tumbuhan. Jalur transpor mana yang akan dipakai tentu akan sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan faktor dari dalam tumbuhan tersebut. Tetapi yang jelas tumbuhan dapat memanfaatkan ketiga jalur tersebut untuk mengangkut air dari dalam tanah menuju jaringan pengangkut ke seluruh organ.
Penulis: Arief Ardiansyah
Referensi: Taiz, L. & Zeiger, E. (2003). Plant Physiology, 3rd ed. Sunderland: Sinauer Associates.
Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation