Arsip

Kategori

Racun Kimia Penyebab Kegemukan

perut buncit, perut gemuk, gemuk
Racun atau bahasa kerennya toksin memang tak pandang bulu, entah Anda orang kurus, gemuk, ideal, atlet, atau orang yang merasa sehat sekalipun pasti hari terpapar toksin dari udara, air, makanan, bahkan perlengkapan rumah Anda. Sesuai namanya toksin atau racun pasti akan membuat tubuh kita melemah dan berakibat ke suatu penyakit degeneratif.
Banyak yang tidak tahu ternyata toksin juga bisa menyebabkan kegemukan atau gemuk dalam arti kadar lemak dalam tubuh Anda tinggi meskipun secara fisik tubuh Anda ideal atau bahkan kurus. Toksin yang menyebabkan kegemukan dikenal dengan istilah OBESOGEN (1).  Dalam rumah, zat yang sering kita jumpai ada di kaleng makanan, botol minum bayi, perlengkapan masak, kosmetik, dan mainan anak-anak. 
Kebanyakan dari toksin tersebut mengganggu Sistem Endrokin atau dalam bahasa inggris disebut ED (Endocrine Distruptor) yang berpengaruh ke hormon tubuh kita (2). Zat kimiawi dari toksin tersebut bekerja dengan mengaktifkan reseptor estrogen yang berbahaya baik bagi pria maupun wanita. Reseptor estrogen tersebut sifatnya “liar” yang artinya mampu mengikat sel apapun dalam tubuh kita (3). Lihat Gambar 1.
Estrogen Distruptor, reseptor estrogen
Gambar 1. ED yang berikatan dengan sel secara acak (Sumber: precisionnutrition)
Obesogen tersebut mampu membuat ukuran sel lemak semakin membesar (Gambar 2). Disamping itu, obesogen tidak hanya  menyebabkan kegemukan  melainkan bisa menyebabkan cacat pada janin, gadis yang cepat puber, demaskulinasi pada pria, kanker payu dara, dan gangguan yang lain. Setidaknya ada sekitar 20 zat kimia yang dikategorikan sebagai obesogen (4), namun dalam artikel ini akan dijelaskan 5 obesogen yang sering dijumpai di rumah.
sel lemak, sel lemak membesar
Gambar 2. Proses membesarnya sel lemak.

Berikut adalah 5 contoh Obesogen yang sering dijumpai di rumah kita

1. Bisphenol-A (BPA) – Dijumpai di Botol Minun Bayi, Plastik dan Kaleng Makanan serta Dikaitkan dengan Obesitas dan Kanker

BPA merupakan zat sintetis yang sering dijumpai dalam berbagai produk seperti botol bayi, plastik makanan dan minuman. Penelitian menunjukkan bahwa BPA sangat berbahaya bagi hewan maupun manusia (5).  Struktur BPA menyerupai hormon estradiol pada wanita. Di dalam tubuh, BPA akan mengaktifkan reseptor estrogen (6).
Dari penelitian menujukkan bahwa BPA mampu menaikkan berat badan dan obesitas baik pada hewan maupun manusia (7). Disamping itu BPA juga mampu menambah jumlah sel lemak (8) serta mampu mempengaruhi resistensi insulin, penyakit pembuluh darah, diabetes, gangguan saraf, disfungsi tiroid, kanker dan malformasi pada alat kelamin (9, 10, 11, 12).

2. Phthalates – Bahan Kimia yang Banyak Dijumpai di Plastik yang Dikaitkan dengan Kegemukan Perut dan Malformasi Kelamin pada Anak Laki-laki

Phthalates digunakan untuk plastik yang fleksibel yang sering dijumpai di kemasan produk makanan, mainan, dan cat. Bahan kimia ini mudah melepas dan mengkontaminasi makanan, air bahkan udara yang kita hirup (13). 
Peneliti dari Swedia menemukan bahwa anak kecil dapat menyerap phthalate dari material plastik di lantai melalui kulit dan saluran pernafasan (14).
Phthalate memberikan kontribusi terhadap kelebihan berat badan akibat pengaruh reseptor hormon PPARs yang terlibat dalam metabolisme (15). Banyak penelitian juga menyebutkan bahwa tingginya kadar phthalate dalam tubuh akan mempengaruhi lemak perut, peningkatan lingkar pinggang, dan resistensi insulin, terutama pada pria (15, 16, 17).

3. Atrazine – Sejenis Herbisida yang Dikaitkan dengan Cacat pada Bayi, Kerusakan Mitokondria, dan Kegemukan

Atrazine merupakan herbisida yang bisa mencemari air bawah tanah. Toksin ini juga tergolong “endocrine disruptor” dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi antara Atrazine dengan cacat pada bayi (18).

Zat tersebut juga dapat merusak mitokondria pada hewan uji tikus serta adanya penurunan laju metabolisme dan peningkatan kegemukan pada perut (19).

4. Organotin – Bahan Kimia yang Digunakan untuk Fungisida yang Dapat Menyebabkan Penaikan Berat Badan dan Pembentukan Lemak Liver

Organotin merupakan bahan kimia buatan yang penggunaannya sangat luas dalam industri. Salah satu jenis organotin adalah tributyltin (TBT) yang digunakan sebagai fungisida dalam cat. Beberapa ilmuwan percaya bahwa tributyltin dan jenis organotin lainnya dapat memberikan kontribusi peningkatan jumlah sel lemak (20)

Terdapat juga bukti bahwa tributyltin dalam janin dapat mengirim sinyal multipotensi stem cells menjadi sel lemak  (21). Dalam sebuah uji coba dengan menggunakan tikus, pemberian tributyltin dapat menyebabkan penambahan berat badan dan kerusakan liver (22)

5. Perfluorooctanoic Acid (PFOA) – Toksin yang Dijumpai di Perlengkapan Memasak yang Dapat Menyebabkan Kanker dan Penambahan Lemak Tubuh

PFOA banyak ditemukan di peralatan dapur seperti teflon dan microwave. Hampir 98% penduduk Amerika Serikat darahnya mengandung toksin ini (23). Zat tersebut juga dapat mengganggu tiroid dan ginjal kronis (24, 25).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa PFOA juga dapat meningkatkan insulin, leptin, dan berat badan saat usia paruh baya (26).

Bagaimana Cara Meminimalisir Efek Endocrine Distruptor Akibat Obesogen?


Berikut beberapa tips untuk mengurangi efek obesogen yang ada di sekitar kita:

  1. Makanlah makanan organik.
  2. Hindari makanan dan minuman dengan mengunakan wadah plastik.
  3. Gunakan wadah yang terbuat dari stainless steel atau alumunium sebagai pengganti plastik.
  4. Untuk bayi Anda, jangan menggunakan botol minuman susunya yang terbuat dari plastik. Gunakan berbahan gelas sebagai penggantinya.
  5. Gunakan alat masak yang terbuat dari stainless, keramik, atau logam besi
  6. Gunakan bahan kosmetik yang alami dan organik
Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation