Arsip

Kategori

bakteri penyebab bau kenntet
Image courtesy: Shutterstock

Jenis-jenis Bakteri Penyebab Bau pada Kentut

Kentut atau bahasa medisnya adalah flatus, merupakan pengeluaran gas didalam perut melalui anus. Seseorang yang dapat kentut artinya pencernaannya sehat. Umumnya orang bisa kentut hingga 14-25 kali sehari, setiap orang berbeda-beda.

Kentut disebabkan oleh bakteri disistem pencernaan. Karena merupakan produk sampingan dari fermentasi serat bakteri di usus besar. Bacteroides, Ruminococcus, Roseburia, Clostridium, Eubacterium, Desulfovibrio, dan Methanobrevibacter adalah mikroba paling melimpah yang berperan dalam pembentukan gas. 

Karbohidrat (seperti gula, pati, dan serat) yang tidak dicerna atau diserap di usus kecil karena kekurangan atau tidak adanya enzim tertentu. Maka, makanan yang tidak tercerna atau tidak terserap kemudian masuk ke usus besar, dimana tempat bakteri normal dan tidak berbahaya memecah makanan tersebut.

Proses ini menghasilkan hidrogen, karbon dioksida, dan gas metana, yang dilepaskan melalui rektum. Gas utama dalam kentut adalah nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, dan metana. Bau kentut berkorelasi dengan konsentrasi hidrogen sulfida. Gas lain yang mengandung sulfur dalam kentut diantaranya methanetriol dan dimetil sulfida.

Gas yang dihasilkan selama fermentasi mikrobiota usus dapat dikeluarkan dari saluran pencernaan melalui tiga cara, yaitu:

  1. metabolisme lebih lanjut oleh mikroorganisme pemakan gas menjadi produk non-gas (misalnya, asetogen reduktif yang mengubah H 2 dan CO 2 menjadi asetat
  2. penyerapan ke dalam aliran darah dan pernafasan melalui pernafasan
  3. melalui anus

Menurut hasil penelitian sekitar 77 % gas mikroba dihilangkan melalui dua jalur pertama, sedangkan 23% sisanya dihilangkan melalui jalur ketiga yaitu melalui anus (perut kembung).

Namun dalam beberapa kasus, gas perut bisa menjadi sumber ketidaknyamanan. Bilophila wadsworthia, mikroorganisme ini mama menghasilkan gas yang mengiritasi usus. Akumulasi H2 akibat  fermentasi bakteri karbohidrat di usus kecil berkontribusi terhadap kembung dan sakit perut.

Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kentut atau buang gas yaitu makanan. Seperti kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan produk susu. Perut kembung karena mengonsumsi misalnya kacang-kacangan. Kacang-kacangan mengandung jumlah yang relatif tinggi pati resisten, dan tergolong Raffinose Family Oligosaccharides (RFO).

RFO adalah karbohidrat non-pereduksi yang terdiri dari satu hingga beberapa unit α-galactopyranosyl C-6 dari gugus glukosa sukrosa. Raffinose dan stachyose banyak pada tumbuhan, sedangkan verbascose hanya di tumbuhan tertentu. RFO tidak dapat dicerna atau diserap di usus halus, karena kurangnya enzim α–galaktosidase pada manusia untuk mendegradasi RFO.

Oleh karena itu, ketika RFO mencapai usus besar, akan mengalami fermentasi oleh bakteri kolon yang menghasilkan gas sebagai produk sampingan metabolisme. Akibatnya, konsumsi kacang-kacangan dapat menyebabkan peningkatan perut kembung pada beberapa orang. Menurut penelitian, penghilangan RFO dari tanaman dapat melalui metode seperti ekstrusi, perendaman, autoklaf, penggunaan enzim, dan perebusan.

Referensi

  1. Sanyal, R., Pradhan, B., Jawed, D.M. et al. Spatio-temporal expression pattern of Raffinose Synthase genes determine the levels of Raffinose Family Oligosaccharides in peanut (Arachis hypogaea L.) seed. Sci Rep 13, 795 (2023).
  2. Hasler WL. Gas and Bloating. Gastroenterol Hepatol (N Y). 2006 Sep;2(9):654-662. PMID: 28316536; PMCID: PMC5350578.
Elsa Mega Suryani
S2 Biologi Universitas Brawijaya (2022) PT. Bumame Farmasi (2022) Lecturer (2022-now)