Pembuangan limbah organik dalam jumlah besar merupakan masalah yang berulang di banyak negara di dunia. Banyaknya limbah yang dibuang ke tanah berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan, karena adanya patogen dan pencucian nitrogen, fosfor, dan unsur-unsur lain yang berlebihan, yang dapat mencemari tanah dan air. Solusi yang di tawarkan melalui teknologi seperti mendaur ulang limbah dari peternakan seperti pemisahan fraksi cair dan padat, pengomposan, fermentasi, dan lain-lain. Namun, alternatif ini menimbulkan permasalahan terkait, baik karena biayanya yang relatif tinggi, atau karena produksi zat beracun dan polusi. Maka diperlukan solusi lain yang aman salah satunya memanfaatkan makhluk hidup yang berperan sebagai organisme perombak yaitu belatung atau disebut dengan maggot.
Belatung lalat tentara hitam adalah larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF). Lalat tentara hitam adalah spesies lalat non-invasif yang tidak berbahaya dan asli dari Australia. Serangga ini tidak menggigit atau menyengat, juga tidak dianggap sebagai hama kebun atau tanaman. Belatung menjadi perhatian karena kemampuannya dalam mendegradasi sampah. Biokonversi menggunakan belatung lalat tentara hitam (Hermitia illucens L.) merupakan cara yang tepat untuk mengubah ‘sampah menjadi sumber daya’ (protein serangga dan pupuk hayati). Belatung ini dapat mengubah berbagai sampah organik seperti kotoran ternak, limbah pertanian, sisa makanan, kotoran manusia, dan biji-bijian.
Tahap metamorfosis meliputi fase telur, larva, pupa, dan dewasa. Siklus hidup berlangsung sekitar 45 hari. Induk dewasa dapat bertelur sekitar 300-1.000 butir yang diletakkan pada substrat
kering. Jika digunakan untuk tujuan komersial, masa penetasan hingga panen bisa memakan waktu hanya 15 hari. Pada tahap Larva Hermitia illucens L., mempunyai nafsu makan yang rakus. Larva lalat tentara hitam dianggap sebagai piranha di dunia serangga, mampu memakan berbagai macam limbah dan dapat makan dua kali berat badannya per hari. Masa penetasan hingga panen yang singkat membuat belatung lalat tentara hitam menjadi serangga yang ekonomis untuk dipelihara.
Umur larva lalat tentara hitam Hermetia illucens sekitar 4-5 minggu tergantung pada kondisi lingkungan dan cara pemeliharaannya. Keberhasilan dalam hidup larva atau maggot dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya media pertumbuhan, suhu sekitar 27-30⁰C, dan pH untuk sekitar 6,5-7,5.
Mikrobiota usus larva tentara hitam diantaranya Dysgonomonas, Morganella, Enterococcus, Pseudomonas, Actinomyces, Providencia, dan Morganella. Mikroorganisme usus inilah yang juga membantu belatung tentara hitam dalam mendegradasi sampah organik.
Jika diolah, larva dikeringkan dan digiling menjadi tepung berkualitas tinggi dan berkelanjutan untuk menggantikan sumber protein konvensional untuk pangan dan pakan ternak, yang paling umum adalah bungkil kedelai dan tepung ikan. Manfaat lainnya adalah mengekstrak lemak dari larva dan memanfaatkan subproduk ini sebagai pengganti minyak kedelai untuk suplemen hewani, produk perawatan pribadi seperti sampo, deterjen, sabun dan biodiesel. Larva instar terakhir (pupa) H. illucens merupakan sumber kitin dan kitosan yang cocok untuk aplikasi industri dan biomedis. Di sisi lain, penelitian terbaru menyoroti kemampuan larva H. illucens dalam memulihkan biomassa yang tercemar, kadmium dan merkuri. Belatung lalat tentara hitam mengandung sekitar 40% protein, 28% lemak, 10% serat, dan 3% kalsium. Profil nutrisi bervariasi tergantung pada apa yang dikonsumsi belatung. Faktor yang mempengaruhi presentasi nutrisi yaitu berupa komposisi bahan yang ditambahkan dalam media pertumbuhan berupa limbah ikan yang ditambah dengan bahan limbah seperti sayuran, dedak dan ampas kelapa.
Tidak ada komentar