Belatung Jadi Solusi Atasi Sampah Organik: Tertarik untuk budidaya belatung dirumah?

5 minutes reading
Saturday, 11 Nov 2023 20:45 0 1353 Elsa Mega Suryani

Pembuangan limbah organik dalam jumlah besar merupakan masalah yang berulang di banyak negara di dunia. Banyaknya limbah yang dibuang ke tanah berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan, karena adanya patogen dan pencucian nitrogen, fosfor, dan unsur-unsur lain yang berlebihan, yang dapat mencemari tanah dan air. Solusi yang di tawarkan melalui teknologi seperti mendaur ulang limbah dari peternakan seperti pemisahan fraksi cair dan padat, pengomposan, fermentasi, dan lain-lain. Namun, alternatif ini menimbulkan permasalahan terkait, baik karena biayanya yang relatif tinggi, atau karena produksi zat beracun dan polusi. Maka diperlukan solusi lain yang aman salah satunya memanfaatkan makhluk hidup yang berperan sebagai organisme perombak yaitu belatung atau disebut dengan maggot.

Jenis belatung yang berperan

Belatung lalat tentara hitam adalah larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF). Lalat tentara hitam adalah spesies lalat non-invasif yang tidak berbahaya dan asli dari Australia. Serangga ini tidak menggigit atau menyengat, juga tidak dianggap sebagai hama kebun atau tanaman.  Belatung menjadi perhatian karena kemampuannya dalam mendegradasi sampah. Biokonversi menggunakan belatung lalat tentara hitam (Hermitia illucens L.) merupakan cara yang tepat untuk mengubah ‘sampah menjadi sumber daya’ (protein serangga dan pupuk hayati). Belatung ini dapat mengubah berbagai sampah organik seperti kotoran ternak, limbah pertanian, sisa makanan, kotoran manusia, dan biji-bijian.

Siklus hidup lalat tentara hitam, Hermetia illucens
Siklus hidup lalat tentara hitam, Hermetia illucens (Rehman et al., 2021)

Tahap metamorfosis meliputi fase telur, larva, pupa, dan dewasa. Siklus hidup berlangsung sekitar 45 hari. Induk dewasa dapat bertelur sekitar 300-1.000 butir yang diletakkan pada substrat
kering. Jika digunakan untuk tujuan komersial, masa penetasan hingga panen bisa memakan waktu hanya 15 hari. Pada tahap Larva Hermitia illucens L., mempunyai nafsu makan yang rakus. Larva lalat tentara hitam dianggap sebagai piranha di dunia serangga, mampu memakan berbagai macam limbah dan dapat makan dua kali berat badannya per hari. Masa penetasan hingga panen yang singkat membuat belatung lalat tentara hitam menjadi serangga yang ekonomis untuk dipelihara. 

Lama Umur Larva Tentara Hitam

Umur larva lalat tentara hitam Hermetia illucens sekitar 4-5 minggu tergantung pada kondisi lingkungan dan cara pemeliharaannya. Keberhasilan dalam hidup larva atau maggot dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya media pertumbuhan, suhu sekitar 27-30⁰C, dan pH untuk sekitar 6,5-7,5.

Mikrobiota Usus Belatung Tentara Hitam

Mikrobiota usus larva tentara hitam diantaranya Dysgonomonas, Morganella, Enterococcus, Pseudomonas, Actinomyces, Providencia, dan Morganella. Mikroorganisme usus inilah yang juga membantu belatung tentara hitam dalam mendegradasi sampah organik.

Potensi Pemanfaatan Belatung Tentara Hitam

Jika diolah, larva dikeringkan dan digiling menjadi tepung berkualitas tinggi dan berkelanjutan untuk menggantikan sumber protein konvensional untuk pangan dan pakan ternak, yang paling umum adalah bungkil kedelai dan tepung ikan. Manfaat lainnya adalah mengekstrak lemak dari larva dan memanfaatkan subproduk ini sebagai pengganti minyak kedelai untuk suplemen hewani, produk perawatan pribadi seperti sampo, deterjen, sabun dan biodiesel. Larva instar terakhir (pupa) H. illucens merupakan sumber kitin dan kitosan yang cocok untuk aplikasi industri dan biomedis. Di sisi lain, penelitian terbaru menyoroti kemampuan larva H. illucens dalam memulihkan biomassa yang tercemar, kadmium dan merkuri. Belatung lalat tentara hitam mengandung sekitar 40% protein, 28% lemak, 10% serat, dan 3% kalsium. Profil nutrisi bervariasi tergantung pada apa yang dikonsumsi belatung. Faktor yang mempengaruhi presentasi nutrisi yaitu berupa komposisi bahan yang ditambahkan dalam media pertumbuhan berupa limbah ikan yang ditambah dengan bahan limbah seperti sayuran, dedak dan ampas kelapa.

Referensi

  1. Cheng-Liang JiangWei-Zheng JinXin-Hua TaoQian ZhangJun ZhuShi-Yun FengXin-Hua XuHong-Yi LiZe-Hua WangZhi-Jian Zhang. 2019. Black soldier fly larvae (Hermetia illucens) strengthen the metabolic function of food waste biodegradation by gut microbiome. Microbial Biotechnology, 12, 528–543. https://doi.org/10.1111/1751-7915.13393
  2. Rehman, K., Hollah, C., Wiesotzki, K., Rehman, R., Rehman, A., Zhang, J., Zheng, L., Nienaber, T., Heinz, V., Aganovic, K. 2022. Black soldier fly, Hermetia illucens as a Potential Innovative and Environmentally Friendly Tool For Organic Waste Management: A mini-review. Waste Management & Research, 1-17, DOI: 10.1177/0734242X221105441
  3. Harsha Kundungal, Klewos Synshiang, Suja Purushothaman Devipriya. Biodegradation of polystyrene wastes by a newly reported honey bee pest Uloma sp. larvae: An insight to the ability of polystyrene-fed larvae to complete its life cycle. Environmental Challenges,Volume 4, 2021,100083,ISSN 2667-0100, https://doi.org/10.1016/j.envc.2021.100083
  4. Xiang, F.M., Zhang, Q., Xu, X., Zhang, Z. 2023. Black soldier fly larvae recruit functional microbiota into the intestines and residues to promote lignocellulosic degradation in domestic biodegradable waste. Environmental Pollution, 340,  122676 https://doi.org/10.1016/j.envpol.2023.122676
  5. Veronica Cheng, Anna Kate Shoveller, Lee-Anne Huber, Elijah G. Kiarie. Comparative protein quality in black soldier fly larvae meal vs. soybean meal and fish meal using classical protein efficiency ratio (PER) chick growth assay model. Poultry Science, Volume 102, Issue 1, 2023,102255, ISSN 0032-5791, https://doi.org/10.1016/j.psj.2022.102255.
  6. Wu Li, Qing Li, YuanYuan Wang, Longyu Zheng, Yanlin Zhang, Ziniu Yu, Huanchun Chen, Jibin Zhang. Efficient bioconversion of organic wastes to value-added chemicals by soaking, black soldier fly (Hermetia illucens L.) and anaerobic fermentation. Journal of Environmental Management, Volume 227, 2018, Pages 267-276, ISSN 0301-4797, https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2018.08.084.
Elsa Mega Suryani

Elsa Mega Suryani

S2 Biologi Universitas Brawijaya (2022)
PT. Bumame Farmasi (2022)
Lecturer (2022-now)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Arsip

    Kategori

    Kategori

    Arsip

    LAINNYA
    x