Mycoplasma pneumoniae: Jangan panik tetap waspada!!

waktu baca 4 menit
Rabu, 13 Des 2023 06:36 0 1128 Elsa Mega Suryani

Saat ini, terjadi kehebohan kasus Mycoplasma pneumoniae meningkat di China, Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkap terjadi enam kasus Mycoplasma pneumoniae di Indonesia dialami usia muda sekitar 3-12 tahun.

Penyebab

Mycoplasma pneumoniae  merupakan bakteri penyebab penyakit pneumonia, kasus paling tinggi menyerang anak-anak, bayi dan orang dewasa

Karakteristik Mycoplasma pneumoniae

Morfologi Mycoplasma pneumoniae
Morfologi M. pneumoniae diamati mengunakan Scanning Electron Micrograph (SEM) (Sauteur et al., 2016)

Lebih dari 200 spesies Mycoplasma telah diidentifikasi pada manusia, hewan, tumbuhan dan artropoda, namun hanya sedikit yang terbukti menyebabkan penyakit pada manusia. Mycoplasma patogen yaitu M. pneumoniae , M. genitalium , M. fermentasi , M. hominis , M. penetrans , M. pirum dan Ureaplasma urealyticum, diidentifikasi penyebab penyakit manusia dan hewan pada saluran pernapasan dan sistem urogenital.

  • Bakteri berukuran kecil (0,2 – 0,8 mikrometer)
  • memiliki berbagai bentuk  bulat, berbentuk buah pir, dan berserabut
  • genom pendek sekitar 0,58 hingga 2,20 Mb
  • Mycoplasma tidak mempunyai dinding sel, menyebabkan tidak sensitif terhadap antibiotik golongan betalaktam seperti amoxilin (obat yang bekerja pada dinding sel), dan tidak dapat menggunakan pemeriksaan Gram biasa
  • Tergolong pneumonia atipik, adalah pneumonia yang disebabkan oleh kuman atau patogen atipik. Mikroorganisme atipik tidak dapat terdeteksi melalui pewarnaan Gram dan tidak dapat dibiakkan pada biakan standar. Contoh pneumonia atipik diantaranya Mycoplasma pneumoniae (yang paling banyak ditemukan), Legionella spp., Chlamydia pneumoniae, Coxiella burnetti, Adenovirus, virus influenza tipe A dan B, dan virus respirasi lain

Mekanisme Infeksi Mycoplasma pneumoniae

Mekanisme infeksi Mycoplasma pneumoniae (Hu et al., 2023)

Awalnya M. pneumoniae melekat pada epitel bronkus inang, menginduksi metabolisme intraseluler dan perubahan ultrastruktural pada sel yang terinfeksi. M. pneumoniae menyerang sel inang, menyerap nutrisi dan melepaskan toksin CARDS, hidrogen peroksida, dan radikal superoksida, yang menyebabkan kerusakan langsung. Faktor pemicu peradangan M. pneumoniae (HapE, lipid, lipoprotein, glikolipid dan komponen lain) untuk menginduksi produksi sitokin, sehingga terjadinya peradangan dan akhirnya menyebabkan kerusakan tidak langsung.  M. pneumoniae menghindari sistem imun inang melalui mekanisme penghindaran imunnya, sehingga bertahan hidup di dalam tubuh untuk waktu yang lama dan dengan demikian menyebabkan manifestasi klinis yang lebih serius.

Gejala

Muncul sekitar 1-4 minggu setelah terinfeksi bakteri M. pneumoniae. Gejala umum seperti demam, batuk hingga 2-3 minggu, nyeri dada, nyeri kepala, lemas. Pada usia <5 tahun seperti bersin, hidung tersumbat, mata berair, muntah atau diare, mengi (wheezing). Mortalitas penyakit ini sekitar 0,5-2%.

Pencegahan

  1. Mencuci tangan menggunakan sabun secara rutin
  2. Menggunakan masker untuk menghindari penyebaran
  3. Menjaga jarak dengan orang yang sakit
  4. Memastikan kualitas ventilasi

Pengobatan

Antibiotik seperti azithromycin, clarithromycin, roksitromycin

Diagnosis

  1. Pemeriksaan Hematologi, total sel darah putih perifer biasanya normal atau sedikit meningkat pada kasus lanjut. Kasus berat terjadi peningkatan neutrofil, CRP, D-dimer, serum feritin
  2. Pemeriksaan X-ray
  3. Pemeriksaan CT-scan
  4. Pemeriksaan penunjang seperti kultur, molekular dan serologi
  • Kultur menggunakan media PPLO (pleuropneumonia like organism) broth dengan nutrient
  • Molekular (PCR) dengan cara swab hidung atau tenggorokan, pemeriksaan DNA menargetkan gen adhesi p1, pemeriksaan RNA dapat membedakan infeksi lampau dan infeksi aktif
  • Serologi mengevaluasi IgM dan IgG Mycoplasma pneumoniae

Referensi

  1. Dumke, R. 2022. Molecular Tools for Typing Mycoplasma pneumoniae and Mycoplasma genitalium. Front. Microbiol., 13. https://doi.org/10.3389/fmicb.2022.904494
  2. Hu, J., Ye, Y., Chen, X. et al. Insight into the Pathogenic Mechanism of Mycoplasma pneumoniaeCurr Microbiol 80, 14 (2023) https://doi.org/10.1007/s00284-022-03103-0
  3. Leng, M., Yang, J., Zhou, J. 2023. The molecular characteristics, diagnosis, and treatment of macrolide-resistant Mycoplasma pneumoniae in children. Front. Pediatr., 11 https://doi.org/10.3389/fped.2023.1115009
  4. Sauteur, P.M.M., Unger, W.W.J., Nadal, D., Berger, C., Vink,C., Rossum, A.M.C. 2016. Infection with and Carriage of Mycoplasma pneumoniae in Children. Front. Microbiol., 7 https://doi.org/10.3389/fmicb.2016.00329
  5. Tong, L., Huang, S., Zheng, C., Zhang, Y., Chen, Z. 2022. Refractory Mycoplasma pneumoniae Pneumonia in Children: Early Recognition and Management. J. Clin. Med. 2022, 11(10), 2824; https://doi.org/10.3390/jcm11102824
Elsa Mega Suryani

Elsa Mega Suryani

S2 Biologi Universitas Brawijaya (2022)
PT. Bumame Farmasi (2022)
Lecturer (2022-now)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Arsip

Kategori

Kategori

Arsip

LAINNYA
x