Arsip

Kategori

Apa Saja Senyawa yang Bermanfaat dari Tumbuhan?

Jamu dan Herbal selama ini dijadikan sebagai salah satu solusi untuk pengobatan dalam masyarakat Indoensia. Senyawa apa saja yang terkandung dalam tumbuhan sehingga memiliki kandungan yang berkhasiat?
Dalam tubuh tanaman ada dua macam metabolisme yakni metebolisme primer dan metebolisme sekunder. Proses metabolisme primer menghasilkan senyawa-senyawa yang digunakan dalam proses biosintesis sehari-hari seperti  karbohidrat,  protein,  lemak,  dan asam nukleat.  Sebaliknya proses metabolisme sekunder menghasilkan senyawa dengan aktivitas biologis tertentu seperti alkaloid,  terpenoid,  flavonoid,  tanin,  dan steroid.  
Kadang-kadang senyawa yang dikandung oleh satu tanaman dari genus tertentu bersifat spesifik. Sebagai contoh tanaman dari genus Papaver, seperti Papaver somniferum dan Papaver septigerum yang menghasilkan morfin yang merupakan senyawa yang berkhasiat untuk menenangkan.
Senyawa hasil metabolisme sekunder umumnya dikenal sebagai metabolit sekunder biasanya dihasilkan untuk pertahanan tumbuhan dari pengaruh buruk lingkungan atau serangan hama penyakit. Metabolit sekunder tidak memiliki fungsi khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mereka lebih dibutuhkan untuk eksistensi kelangsungan hidup tanaman itu di alam.  Karena fungsinya yang berhubungan dengan interaksi di alam,  oleh karena itu tugas-tugas metabolit sekunder mirip seperti pasukan tentara di suatu negara.
Fungsi pertama metabolit sekunder adalah melindungi tanaman dari serangan mikroba, contohnya tanaman akan membentuk fitoaleksin,  yakni senyawa khusus yang disintesis di sekitar sel yang terinfeksi.  Kedua memepertahankan diri dari gangguan predator.  Ketiga untuk melawan gangguan herbivora yaitu dengan membentuk senyawa toksik yang menyebabkan ia menjadi beracun. Inilah asal mulanya dikenal istilah pestisida nabati.  Keempat perlindungan terhadap lingkungan, misalnya antosianin diproduksi untuk melindungi tanaman dari terpaan sinar UV. Senyawa prolin, glisin, betalin dihasilkan tanaman saat menghadapi krisis/stres osmosis.  Kelima memenangkan persaingan atau kompetisi dengan cara menghasilkan senyawa yang bersifat alelopati atau senyawa beracun terhadap tanaman lain di sekitarnya. Keenam sebagai agen atraktan, menarik kehadiran serangga dan herbivora lain untuk membantu penyebaran biji. Biasanya senyawanya berupa pigmen yang membuat organ reproduksi berwarna cerah.
Berdasarkan asal mula biosintesisnya, metabolit sekunder terbagi menjadi 3 kelompok besar, yakni (1) terpenoid dan steroid, (2) alkaloid dan senyawa nitrogen terkait, serta fenilpropanoid dan (3) senyawa fenolat lainnya.
1. Terpenoid dan Steroid 
Berdasar jumlah atom karbonnya,  terpenoid diklasifikasikan ke dalam kelompok hemiterpenoid (C5), monoterpenoid (C10), seskuiterpenoid (C15), diterpenoid (C20), sesterterpenoid (C25), triterpenoid (C30), tetraterpenoid (C40), dan politerpenoid (C>40).  
Triterpenoid (C30)  sendiri terdiri dari steroid,  saponin,  dan glikosida jantung. Monoterpene (C10) berperan aktif dalam mekanisme pertahanan tumbuhan,  contohnya resin pada keluarga coniferae. Monoterpene juga berfungsi sebagai penarik serangga (repellent). Contoh senyawa golongan monoterpenen yang terkenal di dunia pengobatan adalah menthol, limonene, dan geraniol.
Artemisin

Sesquiterpen (C-15)  memiliki tekstur rasa pahit yang berperan besar dalam mekanisme pertahanan tumbuhan,  dan merupakan kelompok dengan keragaman senyawa terbesar yakni mencapai 200 jenis. Contoh sesquiterpen adalah artemisinin,  senyawa aktif dari tanaman Artemisia annua.

Diterpenoid (C-20) bersifat racun dan sanggup mengiritasi. Taxol, salah satu senyawa diterpen berhasil diisolasi dari tanaman yang di Barat dikenal sebagai Passific Yew dan digunakan sebagai obat kanker.
Triterpenoid (C30) memiliki aktivitas fisiologi yang sangat berarti dalam dunia pengobatan tradisional.  Komponen aktifnya bekerja untuk mengobati penyakit diabetes, berefek sitotoksik sehingga dipakai sebagai antitumor mengatasi malaria, dan gangguan menstruasi. Contohnya azadirachtin dari tanaman mimba Azadirachta indica,  andrographolide dari sambiloto Andrographis paniculata,  dan digitoxin asal tanaman Digitalis purpurea 
Sterol atau steroid adalah senyawa yang banyak ditemukan di hewan dan tumbuhan, merupakan triterpena yang memiliki cincin siklopentana perhidrofenantrena sebagai kerangka dasarnya. Saponin merupakan perpaduan glikosida triterpene dan sterol yang ada di kurang lebih 90 marga tanaman. Saponin memiliki kemampuan menghemolisis sel darah, menurunkan kadar kolesterol, mencegah penyempitan pembuluh darah jantung (arterosklerosis). Saponin sanggup menembus dinding sel dan pada beberapa organisme bisa bersifat racun.  
2. Alkaloid 
Senyawa organik jenins ini paling banyak ditemukan dalam tumbuhan.  Alkaloid merupakan senyawa yang menyerupai basa, terbukti dari asal namanya Alkali (basa) dan oid (menyerupai). Dalam struktur dasarnya, alkaloid banyak mengandung gugus atom N.  Sebagian besar terbentuk dari gugusan asam amino. Alkaloid memiliki aktivitas yang menonjol dalam dunia pengobatan.  Beberapa senyawanya yang kondang adalah nikotin, kafein, kokain, morfin, opium,  dan kolkisin (Colchicum autumnale)  dan codein.
3. Senyawa Fenolat 

Hasil metabolisme sekunder yang termasuk dalam senyawa fenolat adalah dari senyawa dengan struktur molekul yang heterogen.  Yang terkenal dalam dunia pengobatan dan farmasi adalah kelompok flavonoid dan tanin. Sudah ada kurang lebih 2.000 macam flavonoid yang berhasil diidentifikasi.  Flavonoid bertanggung jawab melindungi tanaman dari pengaruh buruk sinar ultra violet dan berperan sebagai pemberi warna pada tanaman. Contoh flavonoid adalah antosianin dan isoflavon. Flavonoid dapat bekerja sebagai antioksidan untuk mengendalikan radikal bebas, antivirus, antimikroorganisme, mengurangi pembekuan darah, melancarkan aliran darah, antiradang, memulihkan sel-sel liver, antihipertensi, pereda sakit (analgesik), antialergi, dan merangsang pembentukan estrogen.

Kelompok senyawa fenolat kedua adalah tanin. Senyawa ini kerap digunakan sebagai obat diare, penawar racun,  antivirus,  antikanker,  dan antiHIV.  Ciri khas herba yang banyak mengandung tanin adalah berasa sepat seperti daun jambu biji dan teh. Tanin menghalangi penyerapan senyawa aktif codein dan ephedrine.

Referensi:
Trubus. Herbal Indonesia Berkhasiat. Vol. 8

Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation