Arsip

Kategori

Deskripsi Perilaku Bioakustik Amfibi

Komunikasi merupakan salah satu proses interaksi antar dua atau lebih individu berbeda, baik pada spesies yang sama maupun berbeda.  Makhluk hidup secara konstan menerima informasi dari, dan berhubungan dengan, lingkungan sekitarnya. Komunikasi ini dilakukan melalui indera penciuman, perasa, sentuhan, penglihatan dan pendengaran.  Komunikasi dengan individu lain berlangsung dengan menggunakan indera penglihatan (melakukan kontak mata atau menilai bahasa tubuh) dan suara.  
Komunikasi melalui suara berarti individu satu atau lebih mengeluarkan suara, dan individu lain menangkap suara tersebut melalui organ pendengarannya.  Hewan, tidak seperti manusia, tidak dapat berkomunikasi menggunakan kata-kata. Namun, diketahui bahwa spesies tertentu telah mengembangkan semacam kemampuan ‘berbahasa’ yang dapat membedakan individu spesies sama sekalipun yang berasal dari suatu wilayah yang berbeda (BSCS, 2003).
Suara menjadi sarana komunikasi yang penting.  Selain sebagai media komunikasi, suara juga dapat dimanfaatkan sebagai suatu ciri karakter. Suara yang dikeluarkan oleh hewan satu dengan yang lainnya berbeda, dan anatomi tubuh hewan turut memengaruhi suara yang dikeluarkannya.  Spesies hewan tertentu dapat mengeluarkan suara dengan karakter tertentu pula sehingga hal tersebut dapat dijadikan salah satu identitasnya.  Oleh karena itu, suara dapat pula digunakan sebagai suatu cara identifikasi jenis spesies (Macaulay Library, 2001).  
Hasil pengamatan tentang jenis suara yang dikeluarkan oleh suatu spesies terkait aktivitas tertentu yang sedang dilakukan spesies teramati tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi perilaku dan pola hidup suatu hewan.  Aktivitas hewan terkait perilaku tertentu ketika bersuara merupakan suatu mekanisme yang kompleks dari berbagai aspek seperti neurofisiologis, ekologis dan sosial hewan tersebut, sehingga data suara dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam memelajari kehidupan hewan.  Hewan, sebagai contoh katak, menggunakan suara sebagai sarana untuk menarik perhatian pasangan, mengusir saingan, mempertahankan wilayah, dan memperingatkan individu lain mengenai keberadaan predator.  Setiap fungsi komunikasi membutuhkan pertukaran berbagai jenis informasi, menghasilkan banyak jenis suara dengan sifat fisik yang beragam.  Identifikasi dan analisis suara juga dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan belajar hewan. Cabang ilmu yang mempelajari mengenai suara pada makhluk hidup serta analisisnya dikenal dengan bioakustik (Klinck, 2010).

Bioakustik adalah ilmu yang mempelajari mengenai suara pada makhluk hidup serta analisisnya.

Amfibi melakukan croak atau bersuara karena memiliki berbagai alasan seperti untuk mengelabui musuh dan berkomunikasi antar sesama jenisnya (Zainudin dkk. 2011). Suara amfibi berasal dari saccus vocalis yang terisi oleh udara sehingga membentuk seperti gelembung, kemudian udara tersebut ditekan sehingga kempis seperti semula yang akan menimbulkan getaran pada kerongkongan berupa suara (Zainudin dkk. 2011). Amfibi memiliki berbagai macam suara baik katak atau pun kodok yaitu: Advertisement call, Reciprocation call, Release call dan Distress call. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
  1. Advertisement call memiliki fungsi utama untuk menarik betina yang sejenis, namun Advertisement call memiliki berbagai fungsi lain yang terdiri dari tiga kategori: courtship call, territorial call dan encounter call. Pertama, courtship call adalah suara yang diproduksi oleh jantan agar menarik betina sejenis untuk melakukan perkawinan. Kedua, territorial call adalah suara yang diproduksi oleh jantan untuk mempertahankan daerah teritorinya ketika ada jantan lain yang bersuara di dalam atau di dekat daerah teritorinya. Ketiga, encounter call adalah suara yang diproduksi oleh jantan untuk merespon keberadaan jantan lain. 
  2. Reciprocation call adalah suara yang terkadang dihasilkan oleh betina untuk merespon suara panggilan kawin dari jantan, namun kebanyakan betina jarang bahkan tidak bersuara. 
  3. Release call adalah suara yang dihasilkan jantan saat bertumpukan atau amplexus dengan jantan lain, suara ini diiringi dengan getaran tubuh. Release call biasanya terjadi pada saat ledakan musim kawin, ketika banyak jantan saling bertumpukan pada satu betina dalam sebuah perkawinan. 
  4. Distress call adalah suara teriakan keras seperti suara kucing yang dihasilkan betina pada beberapa jenis katak ketika ditangkap oleh pemangsa. Distress call mengindikasikan kemampuan suara katak dapat berevolusi seiring waktu (Vitt & Caldwell 2009).

Suara atau sinyal akustik dari katak atau kodok memiliki berbagai komponen seperti call or call group, call rate, note, note repetition rate, pulses, pulse rate dan spectral frequency. Call or call group adalah sinyal akustik yang mempunyai ciri khas single note pada beberapa jenis atau series of notes, sedangkan call rate adalah sejumlah suara yang diproduksi per menit. Note adalah satuan unit energi seperti single pulse atau trill, sedangkan note repetition rate adalah sejumlah notes per unit dalam satu waktu. Pulses adalah notes berupa pulsed atau unpulsed seperti pulse pada kodok yang dapat didengar serta membentuk trill dan membuat individual pulses, sedangkan pulse rate adalah sejumlah pulses per detik atau milidetik. Spectral frequency adalah pitch call yang memiliki rangkaian harmonik serta dapat dilihat dispektrogram. Harmonik yang mempunyai tekanan besar disebut dominant frequency dan harmonik yang mempunyai tekanan rendah disebut fundamental frequency (Vitt & Caldwell 2009).
Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation