Arsip

Kategori

Fungsi Protein dalam Organisme

Protein adalah polimer dari berbagai asam amino yang disebut juga dengan istilah polipeptida yang memiliki berbagai macam fungsi, antara lain:

Silahkan dibaca juga materi: Struktur Protein
1. Biokatalisator reaksi reaksi biokimia dalam sel  
Fungsi protein ini dilakukan suatu oleh molekul protein khusus yakni enzim.  Reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh enzim mulai dari reaksi yang sederhana, seperti hidrasi karbon dioksida hingga reaksi kompleks, seperti replikasi kromosom. Reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan mengalami pengingkatan lebih cepat daripada reaksi tanpa enzim. Enzim juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam studi biologi molekular, contohnya adalah enzim endonuklease restriksi, enzim ligase,  dan DNA polimerase.

Silahkan dibaca juga materi: Enzim Restriksi

2. Berfungsi sebagai transpor molekul dan ion

Molekul berukuran kecil seperti oksigen akan diangkut di dalam jaringan organisme multiselular oleh protein hemoglobin atau oleh myoglobin.  Sistem pengangkutan nutrien ke dalam sel jasad renik juga melibatkan protein pengangkut tertentu yang dikenal sebagai enzim permease, baik melalui mekanisme difusi terfasilitasi   atau transpor aktif.  Contoh lain yakni  molekul karbon laktosa diangkut ke dalam sel bakteri E. coli dengan menggunakan protein pengangkut tertentu yaitu enzim permease laktosa yang merupakan suatu enzim yang sintesisnya dikode oleh gen lac.

3. Sebagai sistem pergerakan (movement system) 
Contoh adalah mekanisme kontraksi otot, pergerakan kromosom menuju kutub kutub sel selama proses mitosis dan meiosis, serta gerakan flagela bakteri.

4. Komponen sistem imunitas
Sistem imunitas dipengaruhi oleh antibodi yang merupakan jenis protein dengan fungsi yang sangat spesifik.  Antibodi disintesis jika ada senyawa atau benda-benda asing masuk ke dalam tubuh.  Antibodi berfungsi untuk mengenali benda-benda asing (antigen), seperti sel bakteri, virus, atau sel-sel organisme lain.
5. Berfungsi sebagai feromon.  
Organisme eukarotik tingkat rendah seperti misalnya khamir (Saccharomyces cerevisiae), menghasilkan molekul berukuran kecil yang disekresikan ke luar sel.  Khamir haploid S. cerevisiae terdiri atas dua macam tipe mating yaitu tipe a dan tipe α.  Kedua macam tipe sel khamir tersebut menghasilkan feromon yang berbeda yang digunakan untuk tujuan “menarik” sel dengan tipe mating yang berbeda sehingga akan terjadi konjugasi. Feromon yang berfungsi di dalam proses “perkawinan” antara dua sel khamir yang berbeda tipenya tersebut tidak lain juga berupa molekul protein.
6. Berfungsi sebagai regulasi ekspresi genetik. 
Pada proses replikasi DNA, transkripsi, dan translasi yang berlangsung di dalam sel adalah proses selular yang sangat kompleks dan diatur oleh bermacam-macam protein,  baik yang berupa protein sebagai katalisator (reaksi enzim)  maupun protein regulator. Ekspresi genetik pada dasarnya menentukan semua aktivitas biologis jasad hidup. Pada organisme renik,  hal ini akan menentukan apakah suatu substrat dapat dimetabolisme. Pada organisme tingkat tinggi, ekspresi genetik juga akan menentukan proses diferensiasi. Oleh karena itu peranan protein dalam metabolisme jasad hidup sangat besar dan vital.  
7.  Sebagai penerus impuls saraf.
Protein reseptor, seperti rhodopsin, merupakan contoh protein yang berperanan meneruskan stimulus tertentu ke sel saraf.  
8.  Sebagai komponen pendukung kekuatan-regang (tensile strength
Contohnya pada kulit dan tulang,  seperti kolagen.

Referensi:
Yuwono, Triwibowo. Biologi Molekular. Erlangga.
Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation