Arsip

Kategori

Biodiversitas Harimau di Seluruh Dunia

A. Klasifikasi

Harimau adalah kelompok mammalia yang memiliki kuku yang tajam dan runcing untuk menangkap dan memakan mangsanya. Kelompok ini disebut juga pemakan daging. Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:

Kingdom: Animalia
….Phylum: Chordata
….….Sub-phylum: Vertebrata
….….….Classis: Mammalia
….….….….Infra-classis: Eutheria
….….….….….Order: Carnivora
….….….….….….Sub-order: Fissipedia
….….….….….….….Super-family: Felloidea
….….….….….….….….Family: Felidae
….….….….….….….….….Sub-family: Pantherina
….….….….….….….….….….Genus: Panthera
….….….….….….….….….….….Species: Panthera tigris

B. Deskripsi

Harimau dikenal sebagai kucing terbesar, harimau pada dasarnya mirip dengan singa ukurannya, walaupun sedikit lebih berat. Beda subspesies harimau memiliki karakteristik yang berbeda juga, pada umumnya harimau jantan memiliki berat antara 180 dan 320 kg dan betina berbobot antara 120 dan 180 kg. Panjang jantan antara 2,6 dan 3,3 meter, sedangkan betina antara 2,3 dan 2,75 meter. Di antara subspesies yang masih hidup, Harimau Sumatera adalah yang paling terkecil dan Harimau Siberia yang paling terbesar.


Loreng pada kebanyakan harimau bervariasi dari coklat ke hitam. Bentuk dan kepadatan lorengnya berbeda-beda subspesies satu dengan yang lain, tapi hampir semua harimau memiliki lebih dari 100 loreng. Harimau Jawa yang sekarang sudah punah kemungkinan memiliki loreng yang lebih banyak lagi. Pola loreng unik setiap harimau, dan dapat digunakan untuk membedakan satu sama lain, mirip dengan fungsi sidik jari.

Karakter dari harimau adalah warna dasar kuning hingga kecoklatan; belang berwarna hitam; warna putih di abdominal; wajah memiliki kumis; tungkai tipe digitigrade. Karakter pembeda untuk sub-spesies adalah sela-sela jari berselaput; jantan memiliki janggut dan surai; tingkat warna tubuh; tebal tipisnya belang; pola lebar warna hitam pada belang. Adapun perilaku dari harimau adalah mengaum (walau tidak sebanyak singa); tidak tahan panas terik; suka berendam; pandai berenang; jarang memanjat pohon; menjilati tubuhnya; mondar-mandir ketika lapar; soliter kecuali musim kawin; masa bunting 95-112 hari; beranak 2-6; anak ikut induk sampai umur 2 tahun.


C. Penyebaran

Di dunia ada sembilan sub-spesies harimau dalam genus Panthera. Enam di antaranya masih hidup sampai sekarang. Tiga sub-spesies harimau selebihnya telah dianggap punah secara resmi. Dareah penyebarannya harimau meliputi Asia hingga Rusia (Gambar 1).

Gambar 1. Peta penyebaran Harimau (Panthera tigris) di dunia (www.savethetigerfund.org).

D. Keragaman Sub-Spesies
Di dunia, ada sembilan sub-spesies harimau yakni Panthera tigris altaica (Harimau Siberia), Panthera tigris amoyensis (Harimau China), Panthera tigris balica (Harimau Bali), Panthera tigris corbetti (Harimau Indochina), Panthera tigris jacksoni (Harimau Malaya), Panthera tigris sondaica (Harimau Jawa), Panthera tigris sumatrae (Harimau Sumatra), Panthera tigris tigris (Harimau Bengal), Panthera tigris virgata (Harimau Caspian).

Dari kesembilan subspesies tersebut yang sudah dikategorikan punah adalah Panthera tigris virgata (punah tahun 1815), Panthera tigris sondaica (punah tahun 1844), dan Panthera tigris balica (punah tahun 1912).

Adapun keragaman yang masih ada di dunia saat ini terdiri atas:
1. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)

Karakter:

Berukuran paling kecil diantara 6 subspesies yang masih hidup yakni dengan panjang sekitar 2,5 m dan berat mencapai 140 kg. Memiliki rambut dengan warna dasar paling gelap yakni kuning kemerahan hingga orange dan memiliki belang warna hitam. Warna belang digunakan untuk kamuflase terhadap rumput dan tamanan di sekitarnya.


2. Harimau Amur/Siberia (Panthera tigris altaica)

Karakter:

Berukuran paling besar diantara semua subspesies dengan panjang mencapai 3,3 m dan berat mencapai 300 kg. Memiliki rambut yang panjang dan tebal serta memiliki lapisan lemak untuk bertahan pada musim dingin. Memiliki cakar yang besar. Memiliki warna pucat dengan sedikit belang warna coklat.

3. Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti)

Karakter:

Memiliki panjang tubuh sekitar 2,8 m serta berat tubuh mencapai 182 kg. Bagian atas tubuh berwarna jingga kemerahan hingga kuning tua dan bagian tubuh bawah hampir berwarna putih. Warna belang berselang-seling mulai dari warna hitam hingga abu-abu tua.

4. Harimau Malaya (Panthera tigris jacksoni)


Karakter:

Termasuk harimau terkecil kedua dengan berat mencapai 120 kg Memiliki pupil bulat iris warna kuning sehingga pengelihatannya sangat tajam pada waktu malam hari.

5. Harimau Bengal (Panthera tigris tigris)

Karakter:

Memiliki panjang tubuh 2,9 m dan berat badan mencapai 227 kg. Memiliki warna rambut jingga-kemerahan dengan belang berwarna hitam-coklat dengan pola vertikal. Memiliki telinga warna hitam serta memiliki cakar yang kuat dan ekor yang panjang.

6. Harimau China (Panthera tigris amoyensis)

Karakter:

Memiliki Memiliki panjang tubuh 2,5 m dan berat badan mencapai 150 kg. Memiliki karakteristik morfologi paling primitif dibandingkan dengan subspecies yang lain. Bagian atas tubuhnya memiliki warna jingga kemerahan hingga kuning tua dan bagian bawah tubuhnya berwarna putih. Memiliki belang warna hitam hingga abu-abu tua. Memiliki tulang tengkorak yang ramping. Rongga matanya agak masuk ke dalam

E. Habitat dan Ekologi

Harimau ditemukan di daerah hutan hujan tropis dan di daerah subtropis. Berdasarkan daerah penyebarannya, tipe pertama harimau banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis dengan hutan berdaun lebar serta lembab (700,991 km², atau 60% dari penyebaran harimau). Tipe kedua adalah campuran antara hutan berdaun lebar dan hutan berdaun sedang (251,516 km², atau 21% dari penyebaran harimau), dan tipe ketiga adalah hutan tropis dan subtropis yang kering yang berdaun lebar (122,599 km², atau 10% dari penyebaran harimau). Tipe habitat lain dari penyebaran harimau meliputi hutan conifer, mangrove, padang rumput dan semak. Dari hasil penelitian, harimau mampu memburu 50 jenis mangsa yang berbeda setiap tahunnya baik berukuran kecil maupun yang lebih besar.

Sumber Gambar: WWF

Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation