Totipotensi adalah kemampuan sel-sel / jaringan untuk tumbuh menjadi individu baru yang identik dengan induknya, karena sel-sel/ jaringan tersebut memilki sifat metabolisme. Tetapi untuk mengkultur jaringan yang berbeda, maka memerlukan komposisi media tertentu.
Kultur Jaringan Hewan
Definisi kultur jaringan hewan adalah adanya sifat totipotensi sel yaitu setiap sel mengandung seluruh informasi genetik dan mempunyai kemampuan untuk dapat berkembang menjadi individu yang sama dengan induknya. Saat ini, kultur jaringan tumbuhan berkembang lebih pesat daripada kultur jaringan hewan, mengingat kultur jaringan tumbuhan lebih mudah dilakukan dengan biaya yang relatif murah dan angka keberhasilan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena sel-sel tumbuhan memiliki daya totipotensi yang lebih tinggi daripada sel hewan. Sel hewan memilki struktur yang lebih komplek daripada sel tumbuhan baik secara morfologi maupun fisiologis (aktivitas metabolisme lebih banyak). Peralatan yang digunakan dalam kultur jaringan hewan lebih mahal serta faktor teknis dalam kultur jaringan hewan lebih sulit.
Untuk menunjang keberhasilan kultur jaringan hewan, maka dalam melaksanakan kultur jaringan hewan ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Prasyarat yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh (membelah dan berkembangbiak) dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh harus mengandung berbagai bahan/ nutrisi yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya seperti air, vitamin, mineral dan hormon.
Medium Kultur Jaringan Hewan
Di dalam media kultur jaringan hewan harus terdapat kondisi fisik yang optimal meliputi pH, tekanan, sumber energi dan sumber karbon, asam amino, vitamin, mineral dan air. Berdasarkan asalnya, media dibagi menjadi 2, yaitu:
- Media alami adalah media yang berasal dari cairan jaringan embrio dan medium plasma darah. Plasma darah merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan
- Media sintetik adalah media yang dibuat secara kimia, misalnya: DMEM, RPMI.
- Koagulat, misalnya koagulan plasma darah dan kolagen.
- Cairan bologis, misalnya serum.
- Ekstrak jaringan, misalnya ekstrak embrio.
- Minimum essential medium (MEM) adalah yaitu medium dasar yang tersusun atas BSS, asam amino esensial dan vitamin.
- Medium pemelihara (maintenance medium/mm) adalah medium yang digunakan untuk memelihara kehidupan sel dalam metabolisme rendah dan jangka waktu agak lama. Medium ini terdiri dari mem dan serum konsentrasi rendah (2 – 5 %).
- Medium penumbuh (growth medium) adalah medium yang diperkaya dengan nutrien-nutrien untuk menumbuhkan kultur sel secara cepat, medium ini ditambahkan serum cukup banyak (10 – 20 %).
- Slide Culture adalah yaitu menumbuhkan kultur sel pada gelas obyek cekung.
- Flask Culture adalah menumbuhkan kultur sel pada cawan kultur.
- Test-tube Culture adalah menumbuhkan kultur sel pada tabung reaksi, botol terutama untuk jenis sel yang tidak melekat.
- Mengambil beberapa carrel flask yang berdiameter 3,5 cm dan membakar bagian mulut cawan/tepi tesebut.
- Meneteskan satu tetes plasma ke dasar cawan dan menebarkan plasma tersebut denga spatula.
- Dengan menggunakan spatula, memasukkan sejumlah eksplan kedalam cawan dan mengatur posisinya.
- Sesudah plasma mengeras maka eksplan akan terfiksasi pada posisi masing-masing, kemudian menambahkan medium ekstra. Untuk thick culture yang ditambahkan adalah serum dengan konsentrasi dan volume yang sama.
- Kemudian hasilnya disimpan dalam cawan dan disimpan dalam inkubator yang mengandung gas CO2 5%.
Pembuatan Media Alami
- Mensterilkan Laminar Air Flow (LAF) dan ruangan dengan sinar UV selama 2 jam.
- Menyiapkan alat-alat yang telah disterilkan antara lain: spet 1 ml; membran milipore; botol kaca dengan diameter mulut 3 cm; aluminium foil; pembakar spiritus.
- Menyiapkan bahan-bahan antara lain: darah ayam yang segar yang telah diberi amonium oksalat sebagai antikoagulan; alkohol 70%; spirtus.
- Mensentrifuge darah selama 30 x 2 menit, sehingga terbentuk lapisan plasma darah (bagian atas) dan lapisan sel-sel darah (bagian bawah).
- Menyiapkan spet yang diambil bagian jarumnya.
- Membuka kemasan membran milipore, menggabungkan ujung spet dengan salah satu bagian pada permukaan atas membran milipore.
- Menempelkan membran milipore pada mulut botol dengan bantuan spet secara aseptik. Bagian tepi dipegang agar membran tidak bergeser.
- Melepaskan spet dari membran milipore, kemudian mengambil lapisan plasma darah dengan spet.
- Menyaring plasma darah ke dalam botol melalui membran milipore.
- Setelah semua plasma darah tersaring ke dalam botol, lalu mengambil membran milipore dan menutup botol dengan penutupnya. Kemudian ditutup lagi dengan aluminium foil.
Keterangan : langkah kerja no. 5 –10 dilakukan di Laminar Air Flow (LAF} dan secara aseptik.
Langkah Kerja Preparasi Sel-sel Fibroblas & Penginokulasian
- Mensterilkan Laminar Air Flow (LAF) dan ruangan dengan sinar UV selama 2 jam.
- Menyiapkan alat-alat antara lain: spet 1 ml (6 buah); gunting bedah; pinset; cawan petri; cawan kultur; botol vial; stirel; aluminium foil;. yang telah disterilisasi dengan menggunakan oven pada suhu 160 0C selama 2 jam. Selain itu juga menyiapkan pembakar spiritus dan inverted microscope untuk mengamati pertumbuhan sel-sel fibroblast dalam cawan kultur.
- Menyiapkan telur ayam umur 9 hari.
- Menyemprot telur dengan alcohol 70% kemudian memecah telur pada bagian ujung yang tumpul, mengambil embrio, meletakkan pada cawan petri steril yang telah diberi larutan PBS.
- Memotong bagian leher embrio dalam larutan PBS dengan gunting, kemudian memotong bagian sayap dan kaki.
- Memotong embrio sekecil mungkin.
- Menyiapkan tabung sentrifuge yang telah diisi PBS kemudian memasukkan potongan embrio ke dalam tabung tersebut.
- Mengurangi PBS di dalam tabung sentrifuge yang berisi potongan embrio sampai volumenya 5 ml, kemudian menambahkan tripsin dengan perbandingan 1 : 1.
- Memanasi tabung yang berisi potongan embrio tersebut ke dalam air mendidih dengan suhu 37 – 40 derajat Celcius selama 5 menit kemudian digoyang-goyang selama 5 menit, dan diulangi sampai 3 kali.
- Mengamati dengan menggunakan mikroskop inverted, jika tripsinasi belum berhasil maka perlu diulang lagi.
- Mensentrifuge potongan embrio dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit, sehingga sel terkumpul di dasar tabung.
- Menyedot PBS dengan menggunakan syringe, kemudian endapan sel diberi medium plasma darah ayam.Suspensi sel dalam medium disaring dengan menggunakan kain nilon T 100 steril berlapis 3 – 4.
- Menanam suspensi sel dalam cawan kultur, kemudian diinkubasikan di dalam inkubator dengan suhu 37 C.
- Mengamati perkembangan sel setiap hari (minimal 3 hari sekali) dengan menggunakan mikroskop inverted.
Untuk mengetahui hasil percobaan praktikum kultur jaringan hewan, silahkan dibaca di:
Leave a Reply