Perjalanan penyakit infeksi virus Dengue ini sangat sulit diramalkan. Demam berdarah dengue (DBD) pertama kali diketahui di Surabaya pada tahun 1968, kemudian konfirmasi virologi mulai diperoleh pada tahun 1970. Sejak tahun 1994, angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia cenderung meningkat. Angka kematian penderita DSS (Dengue Shock Syndrome) yang disertai pendarahan gastrointestinal hebat masih tetap tinggi yaitu berkisar antara 22,55 dan 61,5%.
Morfologi
Virus DBD (Dengue) adalah famili dari Flaviviridae (Flavivirus) yang memiliki envelope berbentuk ikosahedral dengan diameter ~500 Å dan termasuk virus ssRNA (single strand RNA). Bagian envelope tersusun atas spika dari dimer protein envelope berupa protein E, yang tersusun dalam bentuk glikoprotein sehingga disebut glikoprotein E. Protein E memiliki peranan dalam mengenal sel inang. Virus Dengue juga memiliki protetin kapsid, C, yang melindungi materi genetik virus. Virus ini memiliki empat serotipe yang berbeda, antara lain DEN–1, DEN–2, DEN–3, DEN–4. Keempat serotipe virus tersebut telah ditemukan di seluruh Indonesia. Virus yang paling banyak berkembang di masyarakat ialah serotipe DEN–1 dan DEN–3.
Gambar 1. Strutur virus DBD (Credit: Girish Khera, Scientific Animations) |
Gambar 2. Siklus hidup virus DBD. |
- Virus dengue melekat dan masuk ke dalam sel
- Virus melakukan fusi dalam endosom dan RNA dikeluarkan
- Translasi protein
- RNA virus melakukan perbanyakan (replikasi)
- Virus yang masih muda mengalami perakitan di retikulum endoplasma
- Virus mengalami pendewasaan dan siap dilepaskan oleh vesikel dari badan golgi
- Virus dilepaskan dan menyerang sel yang lain
Gambar 3. Spektrum klinis infeksi virus Dengue |
terima kasih ka