Arsip

Kategori

Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri pada Manusia

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan bersifat menular. Salah satu penyebab penyakit infeksi yaitu bakteri. Bakteri tidak mengandung nukleus dan organel terikat-membran lainnya tetapi memiliki dinding sel yang tersisip di antara dua lapisan-ganda fosfolipid (bakteri gram negatif) atau berada di luar satu lapisan-ganda) bakteri gram-positif). Mikroorganisme ini dapat tumbuh di luar sel (misalnya Pneumococcus) atau di dalam sel (misalnya Mycobacterium tuberculosis). Bakteri merupakan penyebab utama penyakit infeksi yang berat. Orang normal membawa 1012 bakteri pada kulitnya (yang sebagian besar berupa Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes) (Mitchell, 2008). Berikut beberapa nama bakteri dan penyakitnya pada manusia
 
1. Difteri
Defteria adalah infeksi bersifat toksik akut disebabkan oleh Corynebacterium diptheriae. Penyebaran yang utama adalah melalui udara, percikan nafas, kontak langsung dengan sekresi nafas dan eksudat dari lesi kulit. Setelah pemberian vaksinasi dengan cakupan luas, maka kejadian difteria menurun secara bermakna.Difteria menyerang sistem pernapasan dan kulit. Diagnosis difteri ditegakkan berdasar atas amnesis yaitu pasien dengan keluhan utama sesak nafas, dan keluhan tambahan demam tidak tinggi, batuk, sakit kepala, nafas mengorok, dan suara parau. Pasien difteria harus dirawat di ruang isolasi yang dilengkapi dengan fasilitas bantuan pernafasan sampai hasil biakan dari usap tenggorok/luka adalah negatif. Antitoksin difteria serum (ADS) diberikan segera setelah diagnosis klinik ditetapkan.
2. Tetanus
Tetanus adalah penyakit akut dengan gejalan spasme disebabkan oleh tetanospasmin suatu neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Tetanus pada umumnya berhubungan dengan luka akibat cedera oleh benda kotor, melalui suntikan obat, bis ajuga terjadi melalui gigitan binatang, abses, gangrene, sirkumsisi, bisa juga karena pembedahan karena benang yang terkontaminasi. Tetanus menimbulkan kejang yang bersifat mendadak, kontraksi tonik yang kuat pada otot-otot sehingga posisi tangan mengepal, tangan fleksi dan aduksi. Prinsip pengobatan tetanus adalah meliputi eradikasi C. tetani, netralisasi toksin tetanus, mengatasi kejang, perawatan luka, dan mencegah kekambuhan.
3. Tuberkulosis
Tuberkulosis disebabkan oleh Mycabacterium tuberculosis. Penularan penyakit ini terjadi melalui udara, namun jarang terjadi secara kontak dengan bahan sekresi. Penyakit ini menyerang sistem pernafasan, dengan gejala demam tak tinggi, batuk ringan, dan gejala menyerupai flu. Adapun obat untuk tuberculosis adalah Isoniazide, rifampin, pyrazinamide, stertomycin, ethambutol, dan Ethionamide. Yang paling penting untuk pengendalian TB adalah dengan vaksin, penelusuran kontak, dan pengobatan dalam jangka waktu yang tepat. BCG (Bacille Calmette-Guerrin) adalah satu0satunta vaksin yang ada untuk tubekrulosis.
4. Lepra
Lepra atau penyakit Hansen ialah penyakit infeksi grnaulomatus kronik disebabkan oleh Mycobacterium leprae, umumnya mengenai organ terutama kulit dan susunan saraf tepi, di samping dapat juga melibatkan mukosa pernafasan, testis, dan mata. Terdapat 3 jenis obat yang terbukti efektif untuk pengobatan lepra, ialah dapsone, rifampin, dan cloafazimine. Obat yang lain adalah ofloxacin, minocycline, dan clarithromyn.
5. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh Treponemia pallidum, Infeksi ini ditulakrkan melalui seksual atau transpasental. Sifilis terbagi menjadi tiga yaitu sifilis primer, terjadi sekitar 3 minggu sesudah kontak seksual dengan orang yang terkena infeksi. Sifilis sekunder, terjadi 2 hingga 10 minggu kemudian sifilis tersier, terjadi pada sepertiga pasien yang tidak diobati, sesudah suatu periode laten yang lama.
6. Kolera
Kolera adalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran pencernaan disertai gejala diare hebat akibat dari pengaruh toksin yang diproduksi oleh Vibro cholera. Diagnosis kolera ditetapkan berdasarkan pada temuan klinik, diperoleh keluhan berupa diare hebat, tinja berwujud seperti air cucian beras disertai muntah. Adapun penyembuhan kolera meliputi pemberian cairan untuk mengganti cairan dan eletrolit yang terbuang, pemberian obat, dan pengaturan kembali pemberian makanan.
Referensi:
  1. Mitchell, dkk. 2008. Dasar Patologis Penyakit. Jakarta: EGC
  2. Widagdo. 2011. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto