Famili Baru Tumbuhan 2020 dari ‘Penggorengan’ di Namibia: Si Kerabat Kol

waktu baca 3 menit
Jumat, 24 Apr 2020 08:24 0 1304 Wendy A. Mustaqim

Kalau ingat kata Afrika, biasanya terbayang aneka rupa hewan buas dan besar, hingga si leher panjang jerapah. Juga gurun-gurun dan padang rumput yang luas. Kalau orang yang belajar evolusi, pasti paham betul apa itu peran Afrika. Dan untuk penggemar The Beattles, Lucy and the Diamond bisa jadi satu lagu filosofis. Baik, kembali mengenai biodiversitas Afrika yang kadang tak disangka uniknya.

Salah satu tumbuhan tertua di dunia ada di sini, namanya Welwitschia mirabilis. Meskipun bentuknya lebih mirip semacam ikat pinggang petinju dan ‘ngajedog’ begitu, dia adalah kerabat melinjo alias Gnetum gnemon. Tumbuhan aneh ini mampu hidup selama lebih dari 1500 tahun. Sudah begitu, daunnya cuma dua helai, dan panjangnya antara 8 hingga 14 meter. Hidupnya tidak tangung-tanggung, di kawasan Gurun Namibia.

Welwitschia mirabilis. Foto: Muriel Gottrop. Lisensi (CC BY-SA 3.0)

 

Nah, mungkin itulah sedikit cuplikan tentang Afrika yang diwakili oleh Welwitschia mirabilis. Sekarang kita akan mengeksplorasi biodiversitas unik yang lain dari Afrika.

Hingga saat ini studi tentang keragaman tumbuhan di Afrika terus berjalan sebagaimana tempat lain di dunia. Pada caturwulan pertama tahun 2020, sebuah penemuan besar berhasil dimunculkan oleh peneliti Namibia bernama Wessel Swanepoel, bekerja sama dengan para botanis dari Afrika Selatan, Australia dan juga Inggris.

Dipublikasikan pada April 2020, sebuah famili baru tumbuhan dari Namibia, negara yang sama dengan tempat asal Welwitschia mirabilis. Tiganophytonaceae, begitu famili baru tersebut dinamai. Berasal dari nama genus Tiganophyton, yang berasal dari bahasa Yunani τηγάνι atau tigani dan φυτών atau fyton.

Tigani memiliki makna penggorengan, sedangkan fyton memiliki makna tumbuhan. Kenapa dinamakan demikian? Alasan penulis memilih kata penggorengan karena habitat spesies ini yang sangat – luar biasa panasnya. Sementara itu, fyton berarti tumbuhan, makna yang sudah tidak asing lagi.

Sampai saat ini, hanya satu spesies Tiganophyton di dunia dan menyebabkan famili Tiganophytonaceae merupakan famili monotipik, famili dengan jumlah anggota hanya satu spesies. Sebuah hal yang pantas mengingat uniknya tumbuhan ini.

Itu menyebabkan Tiganophytonaceae sejajar dengan beberapa famili tumbuhan lain di dunia yang hanya beranggotakan satu spesies, seperti Ginkgophytaceae dan kembali, si Welwitschiaceae.

Tiganophyton karasense, spesies Tiganophyton berasal dari kawasan Karas, sebuah daerah di Namibia. Spesies ini berbentuk semak kecil, cabangnya banyak dan mencapai tinggi 80 cm, sehingga dikatakan sebagai semak kecil oleh para penelitinya. Cabang-cabangnya sedikit menyerupai kaktus kerdil, dengan banyak daun yang mengelilingi cabang itu, berbentuk seperti sisik yang berujung tajam. Bunga biasanya mekar banyak bersamaan pada cabang dan sangat meriah.

Tiganophyton karasense

Tiganophyton karasense. Foto: Wessel Swanepoel. Lisensi (CC BY 4.0)

 

Spesies ini diusulkan sebagai spesies Rentan (Vulnerable) untuk risiko kepunahannya. Para penelitinya mengatakan bahwa tumbuhan ini cenderung jarang, berjumlah kurang dari 1000 individu dan hanya menghuni kawasan yang sempit.

Nah, itulah sedikit berita mengenai temuan famili baru dari Namibia. Sampai saat ini belum tersedia kegunaan dan informasi yang sifatnya aplikatif. Namun yang jelas, temuan ini akan memberikan sebuah sumbangsih besar dalam ilmu pengetahuan. Mungkin saja, dengan kemampuan tumbuh si tumbuhan di habitat kering dan berkerabat dengan sawi, cesim, kol dan sebagainya ini, bisa jadi diaplikasikan dalam bioteknologi untuk sayur kol yang tahan di panasnya gurun. Kalau di Indonesia mungkin ya di padang rumput Nusa Tenggara nanti bisa buat kebun kol.

 

Referensi:

Osterath B. 2017. Over 1,000 years old, drought resistant and unique – miracle plants in the Namib desert. https://p.dw.com/p/2hdT4

Swanepoel W, Chase MW, Christenhusz MJM, Maurin O, Forest F, Van Wyk AE. 2020. From the frying pan: an unusual dwarf shrub from Namibia turns out to be a new brassicalean family. Phytotaxa 439 (3): 171–185. https://doi.org/10.11646/phytotaxa.439.3.1

Tavian. 2016. The living fossil: A description of the books, letters and paintings about the remarkable Welwitschia mirabilis ‘living fossil’. https://www.kew.org/read-and-watch/living-fossil

Wendy A. Mustaqim

Wendy A. Mustaqim

Tukang jalan-jalan dan suka identifikasi tumbuhan.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Arsip

Kategori

Kategori

Arsip

LAINNYA
x