Muncul Wabah Virus Nipah, Apakah Ada Obatnya?

3 minutes reading
Wednesday, 18 Oct 2023 17:51 0 473 Elsa Mega Suryani

Nipah Virus (NiV) adalah virus RNA dari famili Paramyxoviridae genus Henipavirus meyebabkan ensefalitis. Nama Nipah berasal dari pertama kali ditemukannya virus di Desa Sungai Nipah, Negeri Sembilan, Malaysia. Pertama kali diisolasi dari peternakan babi di Malaysia pada tahun 1999. Penyebaran NiV dari kelelawar buah genus Pteropus, reservoir utamanya, ke babi dan selanjutnya menular ke manusia. Angka kematian sekitar >75% sehingga dikategorikan patogen prioritas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena potensi pandemiknya. Tiga hal yang menjadikan virus Nipah (NiV) sebagai patogen yang berpotensi menjadi pandemi. Karena patogenisitas tinggi, kemampuannya untuk menginfeksi manusia baik secara langsung dari reservoir alami atau melalui amplifikasi pada inang hewan perantara, dan kemampuan penularan dari manusia ke manusia.

Karakterisik Virus Nipah

Ciri-ciri virus nipah diataranya virus pleomorfik, bentuk bola, ukuran sekitar 40–1900 nm, mengandung satu lapisan tonjolan permukaan dengan panjang rata-rata sekitar 17 nm, dan RNA untai tunggal dengan polaritas negatif. Genom NiV mengandung sembilan protein enam terdiri dari protein struktural dan 3 protein non-struktural. Tiga protein non-struktural adalah C, V dan W, yang memainkan peran penting dalam patogenesis NiV, mengatur respons pro-inflamasi awal inang. Enam protein struktural utama meliputi protein matriks (M), nukleokapsid (N), protein fusi (F), fosfoprotein (P), glikoprotein (G), dan protein besar atau RNA Polimerase (L). Glikoprotein G dari NiV berfungsi sebagai ligan yang berikatan dengan reseptor permukaan sel inang. Ephrin B2 dan Ephrin B3 berfungsi sebagai reseptor. Interaksi ligan dan reseptor menyebabkan terjadinya fusi membran virus dengan membran sel. Sehingga terjadi pembongkaran kapsid virus dan pelepasan genom virus ke dalam sel. Empat protein NiV (P, V, W, dan C, semuanya dikodekan oleh gen P) berperan dalam menghindari respon imun bawaan dari inang dan untuk mendukung keberhasilan infeksi.

Penularan virus NiV ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung. Contohnya konsumsi daging inang perantara yang terinfeksi (seperti babi, kuda), konsumsi getah kurma mentah yang terkontaminasi kotoran kelelawar, dan onsumsi buah-buahan yang terkontaminasi air liur, permukaan yang digigit kelelawar. Penularan NiV sekunder, yaitu penularan dari manusia ke manusia, penularan nosokomial di rumah sakit, tempat keagamaan yang telah dilaporkan di India dan Bangladesh.

Antivirus dan Vaksin

Meningkatnya kekhawatiran terhadap virus Nipah mendorong para peneliti untuk melakukan riset pembuatan antivirus dan vaksin. Antivirus yang telah diuji laboratorium untuk terapi virus Nipah, yaitu antibodi monoklonal M102.4, remdesivir dan favipiravir. Diketahui M102.4 paling menjanjikan untuk mengatasi virus Nipah pada strain Malaysia dan Bangladesh. Remdesivir yaitu obat analog nukleotida antivirus menghambat NiV pada hewan model monyet hijau Afrika. Favipiravir yaitu obat antivirus analog purin menghambat replikasi Virus Nipah dalam kultur sel in vitro dan obat tersebut melindungi hamster dalam eksperimen tersebut.

Vaksin rekombinan virus Hendra-virus Nipah, HeV-sG-NiV, telah dikembangkan. NiV dan HeV memiliki kemiripan contohnya virus RNA sense negatif beruntai tunggal yang terbungkus dan merupakan patogen zoonosis yang ditularkan oleh kelelawar. Vaksin rekombinan ini terbukti melindungi terhadap kedua virus tersebut pada beberapa model hewan termasuk babi. Babi digunakan sebagai model pengembangan vaksin NiV.

Referensi

  1. Mire CE, Satterfield BA, Geisbert JB, Agans KN, Borisevich V, Yan L, Chan YP, Cross RW, Fenton KA, Broder CC, Geisbert TW. Pathogenic Differences between Nipah Virus Bangladesh and Malaysia Strains in Primates: Implications for Antibody Therapy. Sci Rep. 2016 Aug 3;6:30916. doi: 10.1038/srep30916. PMID: 27484128; PMCID: PMC4971471.
  2. Geisbert TW, Mire CE, Geisbert JB, Chan YP, Agans KN, Feldmann F, Fenton KA, Zhu Z, Dimitrov DS, Scott DP, Bossart KN, Feldmann H, Broder CC. Therapeutic treatment of Nipah virus infection in nonhuman primates with a neutralizing human monoclonal antibody. Sci Transl Med. 2014 Jun 25;6(242):242ra82. doi: 10.1126/scitranslmed.3008929. PMID: 24964990; PMCID: PMC4467163.
  3. Michael K. Lo et al. Remdesivir (GS-5734) protects African green monkeys from Nipah virus challenge. Sci. Transl. Med.11,eaau9242(2019).DOI:10.1126/scitranslmed.aau9242
Elsa Mega Suryani

Elsa Mega Suryani

S2 Biologi Universitas Brawijaya (2022)
PT. Bumame Farmasi (2022)
Lecturer (2022-now)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Arsip

    Kategori

    Kategori

    Arsip

    LAINNYA
    x