Arsip

Kategori

6 Jenis Rusa (Cervidae) di Indonesia

jenis jenis rusa di indonesia
Rusa adalah salah satu jenis fauna yang masuk ke dalam ordo Artiodactyla dan famili Cervidae. Famili Cervidae, terdiri atas enam sub-famili, antara lain Rangiferinae, Alcinae, Hydropotinae, Muntiacinae, Odocoilinae dan Cervinae. Jika menyebut rusa, maka pada umunya yang dibicarakan adalah semua jenis satwa yang masuk dalam famili Cervidae. Famili Cervidae di dunia terdapat 23 genus yang terdiri dari 47 spesies. 
Di Indonesia, jenis-jenis rusa yang dijumpai adalah Rusa Sambar (Cervus unicolor), Rusa Timor (Cervus timorensis), Rusa Bawean (Axis kuhlii), Kijang Kuning (Muntiacus atherodes), dan kijang (Muntiacus muntjak). Rusa-rusa tersebut tersebar luas di pulau besar dan kecil di Indonesia.
Selain jenis rusa tersebut, terdapat rusa yang bukan asli Indonesia yakni Rusa Totol (Axis axis) yang berasal dari India. Rusa Totol tersebut diintroduksi ke Indonesia sekitar tahun 1814 atas perintah Gubernur Jenderal Thomas Stanford Raffles sebanyak tiga pasang yang ditempatkan pertama kali di halaman rumah dinas Gubernur Jenderal Belanda di Kebun Raya Bogor.
Namun, dikarenakan pertumbuhan poplusainya yang pesat, maka dilakukan penyaluran kelebihan populasi tersebut ke berbagai lokasi seperti kebun binatang, lembaga swasta dan pemerintahan atau perorangan yang berminat memeliharanya. Berikut adalah deskripsi jenis-jenis rusa yang ada di Indonesia.

1. Rusa Totol (Axis axis)

Ciri-ciri rusa totol memiliki berat antara 75-100 Kg saat dewasa. Rusa totol memiliki rambut berwarna coklat kemerah-merahan yang dipenuhi dengan bintik-bintik besar warna putih. Terdapat garis gelap yang membujur di sepanjang punggung rusa totol. Bagian leher memiliki bagian yang berwarna putih, moncongnya berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan bagian wajah. Ekornya berukuran lebih besar bila dibandingkan dengan jenis rusa pada umumnya.

2. Rusa Bawean (Axis kuhlii)



Ciri-ciri: Rusa Bawean merupakan kelompok rusa berbadan kecil asli Indonesia  yang habitat aslinya hanya berada di pulau Bawean (150 km dari Gresik). Tinggi gumba dewasa sekitar 65 cm dan panjang tubuh mencapai 140 cm; tidak memiliki gigi taring di rahang atas dan gigi seri di rahang bawah berukuran agak besar; tengkorak pendek dengan penulangan hidung hidung yang lurus; rambut pendek dengan tekstur halus berwarna antara kuning dan coklat; kelenjar preorbital lebih kecil daripada kelompok rusa yang lain.

Ranggah (antler) pertama sangat pendek, hanya 40-50 mm dan berbentuk pipih. Bentuk telinga jantan membulat di daerah pangkal daun telinga dan sedikit meruncing di bagian ujung daun telinga, sementara pada betina bagian runcing agak berkurang.
Penyebaran: Pulau Bawean (endemik)

3. Rusa Timor (Cervus timorensis)

Rusa timor merupakan rusa tropis terbesar kedua setelah rusa sambar. Di Indonesia, rusa ini memiliki sub-spesies paling banyak. Berat rusa timor antara 40-120 kg, tergantung pada sub-spesiesnya.

Berdasarkan perbandingan ukuran kekerasan ranggah, rusa timor asal Pulau Jawa memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan rusa timor dari daerah lainnya. Rusa timor di Maluku memiliki berat badan sekitar 30-40% lebih kecil dari rusa Jawa. Warna rambut bervariasi antara coklat kemerahan hingga abu-abu kecoklatan. Tekstur rambut rusa timor jauh lebih halus dibandingkan dengan rusa sambar. 
Berikut adalah sub-spesies Rusa Timor di Indonesia:
  • Cervus timorensis timorensis (P. Timor, P. Rote, P. Semau, P. Kambing, P. Alor, P. Pantar)
  • Cervus timorensis russa (P. Jawa)
  • Cervus timorensis maccassaricus (P. Sulawesi)
  • Cervus timorensis floresiensis (P. Lombok, P. Flores)
  • Cervus timorensis jonga (P. Muna, P. Buton)
  • Cervus timorensis moluccensis (Kep.Maluku, P. Halmahera, P. Banda, P. Seram)

4. Rusa Sambar (Cervus unicolor)

Rusa sambar merupakan rusa tropis terbesar yang memiliki sebaran terluas di benua Asia. Berat rusa betina dapat mencapai 135 kg dan pada jantan mencapai 225 kg. Rambut rusa sambar umumnya memiliki warna coklat dan coklat kemerah-merahan yang diikuti dengan adanya gradasi sampai agak kehitaman (gelap) pada rusa jantan atau rusa berusia tua.  Ekor rusa sambar agak pendek serta tertutup bulu yang cukup panjang.

Di Indonesia, terdapat dua sub-spesies, yakni Cervus unicolor equines (Sumatra) dan Cervus unicolor brookei (Kalimantan).

5. Kijang Kuning (Muntiacus atherodes)

Secara keseluruhan, rusa ini memiliki warna rambut kekuningan-jingga dengan pola warna coklat gelap di bagian punggung terutama di bagian tengkuk. Bagian perut berwarna kuning pucat atau putih. Ekornya berwarna coklat gelap pada permukaan atasanya sementara bagian bawa berwarna putih. Ranggah berukuran kecil dan tidak bercabang. Panjang tumbuh antara 86-92 cm dengan berap 13.5 – 17.7 kg

Penyebaran: Kalimantan (endemik)

6. Kijang Muncak (Muntiacus muntjak)

Kijang muncak adalah kelompok rusa yang memiliki tubuh paling kecil di antara semua jenis rusa tropis. Panjang tubuh sekitar 90-110 cm dengan tinggi gumba tidak lebih dari 50 cm. Rusa ini memiliki berat tubuh hanya sekitar 12 kg dan jarang ada yang mencapai 23 kg. Rambutnya terasa sangat halus dengan warna bervariasi dari coklat agak kemerahan ke keemasan di bagian punggung dan agak pucat hingga agak berwarna putih di bagian perut. Pada yang jantan cenderung lebih gelap dengan ranggah berukuran kecil hanya 7-13 cm panjangnya. 

Berikut adalah sub-spesies Kijang Muncak di Indonesia:
  • Muntiacus muntjak muntjak (P. Jawa)
  • Muntiacus muntjak montanus (Sumatra)
  • Muntiacus muntjak pleiharicus (Kalimantan Selatan)
  • Muntiacus muntjak bancanus (P.Bangka, P.Beliton)
  • Muntiacus muntjak rubidus (Kalimantan Utara)
  • Muntiacus muntjak nainggolani (P. Bali, P. Lombok)

Referensi:
  1. Agustinus Suyanto, dkk. 2002. Checklist of The Mammals of Indonesia. LIPI Press
  2. Gono Semiadi. 2004. Sifat Biologi Rusa Bawean (Axis kuhlii). LIPI Press.
  3. Gono Semiadi dan R. Taufiq Purna Nugraha. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis. LIPI

Mh Badrut Tamam
Lecturer Science Communicator Governing Board of Generasi Biologi Indonesia Foundation