Bakteriofage Diketahui Mampu Berkomunikasi dengan Sesama Saat Menyerang Sel Bakteri

2 minutes reading
Wednesday, 10 Jun 2020 19:36 0 1610 Viol Dhea Kharisma

Arbitrium adalah sebuah peptida virus yang diproduksi oleh bakteriofag (Gambar 1) untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya, peptida hanya tersusun dari 6 asam amino dan ditemukan saat fage menginfeksi bakteri inang. Hal tersebut adalah sinyal untuk fage lainnya yang memberitahukan bahwa bakteri berhasil diinfeksi.

bacteriophage
Gambar 1. Bakteriofage saat menginfeksi bakteri inang (pbs.twimg.com)

Arbitrium pertama kali ditemukan oleh seorang ahli genetika mikroba yaitu Rotem Sorek dari Weizmann Institute of Science, Israel. Mereka melakukan penelitian pada Bacillus subtillis, mengidentifikasi bagaimana bakteri yang terinfeksi fage memperingatkan bakteri di dekatnya tentang keberadaan virus tersebut. Namun, mereka menemukan bahwa fage (strain phi3T) berkomunikasi satu dengan lainnya untuk mengkoordinasikan proses infeksi terhadap bakteri target.

Kebanyakan bakteriofage yang menginfeksi bakteri dapat melakukan proses litik dan lisogenik. Jalur litik menimbulkan sel inang untuk memproduksi virus baru dengan jumlah besar dan menyebabkan kehancuran pada sel itu sendiri. Lisogenik, melibatkan proses insersi gen virus terhadap bakteri, yang mana akan berada di dalam inang untuk sementara dan akan mengalami replikasi di saat yang tepat.

Arbitrium digunakan oleh beberapa fage untuk menentukan kemungkinan sel inang dapat diinfeksi atau tidak. Setiap infeksi memicu sebuah arbitrium dan beberapa fag dapat mendeteksi konsentrasi arbitrium disekitar mereka. Jika konsentrasi arbitrium tinggi, maka mengindikasikan bahwa sel inang tidak memungkinkan  untuk diinfeksi. Akibatnya fage akan mengganti siklus litik menjadi lisogenik, sehingga sel inang tidak mengalami kehancuran.

Mungkin aplikasi kedepannya dapat digunakan untuk terapi HIV, yang mana virus ini juga memiliki fase laten dan menggunakan arbitrium-like system untuk berkomunikasi. Pada kasus tersebut sangat memungkinkan di desain obat yang bekerja untuk menghambat proses infeksi dengan cara membuat HIV menjadi laten untuk selamanya.

 

Referensi

Callaway, Ewen (2017). “Do you speak virus? Phages caught sending chemical messages”. Nature. doi:10.1038/nature.2017.21313

Dolgin, Elie (2019). “The secret social lives of viruses”. Nature. 570 (7761): 290–292. doi:10.1038/d41586-019-01880-6

Viol Dhea Kharisma

Viol Dhea Kharisma

Computational Virologist
Head of Division Genetics and Molecular Biology
Generasi Biologi Indonesia Foundation
https://www.violthebiologist.com/

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Arsip

    Kategori

    Kategori

    Arsip

    LAINNYA
    x